Penulis: Mbayak Ginting
3 Tahun lalu, Dibaca : 904 kali
BANDUNG,
Medikomonline.com - Pemerintah
pusat melalui Bio Farma mulai 3 Januari 2021 secara bertahap mendistribusikan
vaksin COVID-19 ke 34 provinsi di Indonesia.
Provinsi Jawa Barat (Jabar) mendapat alokasi
97.080 dosis yang terbagi dalam dua tahap distribusi. Tahap I (5 Januari 2021)
sebanyak 38.400 dosis untuk pelaksanaan vaksinasi pada 14 Januari 2021 atau
menunggu izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dari BPOM. Untuk
Tahap II sebanyak 58.680 dosis.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menjelaskan,
penyuntikan terdiri dari dua dosis karena vaksin COVID-19 berasal dari virus
yang dimatikan. Adapun prioritas target sasaran di Tahap I adalah tenaga
kesehatan (nakes) dan SDM lainnya di fasilitas pelayanan kesehatan
(fasyankes).
"Tahap I karena satu orang dua dosis,
maka kurang lebih 44 ribu nakes yang akan dipilih untuk dua kali penyuntikan di
minggu ketiga bulan Januari ini," ucap Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil--
saat konferensi pers usai memimpin rapat koordinasi Komite Kebijakan Penanganan
COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar di Aula Barat Gedung Sate,
Kota Bandung, Selasa (5/1/2021).
Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas)
Penanganan COVID-19 Jabar, terdapat total 161.242 sasaran nakes di 27
kabupaten/kota se-Jabar untuk vaksinasi. Jumlah bisa meningkat dengan
penambahan daftar SDM lain di fasyankes.
Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar
sendiri proaktif membantu dan memberikan dukungan kepada kabupaten/kota terkait
rencana vaksinasi COVID-19 ini, termasuk untuk meningkatkan kapasitas
vaksinasi.
Selain itu, Kang Emil menjelaskan, pekan ini
pihaknya mendorong simulasi pemberian vaksin di setiap kabupaten/kota agar
setiap daerah siap memulai proses pemberian vaksin pada 14 Januari 2021 sesuai
rencana pemerintah pusat.
"Kami sedang menyimulasikan,
memerintahkan kepada seluruh bupati/wali kota, agar minggu ini simulasi vaksin
COVID di wilayah masing-masing. (Kota) Depok sudah oleh saya, (Kota) Bogor
sudah oleh Pak Presiden, Kabupaten Bekasi sudah oleh Pak Wapres, sisanya akan
dilakukan oleh bupati/wali kota masing-masing," ujar Kang Emil.
Pemda Provinsi Jabar pun terus meningkatkan
kesiapan SDM dan logistik. Dari data Satgas Penanganan COVID-19 Jabar, terdapat
1.094 puskesmas sudah terlatih, 27 wakil supervisor kabupaten/kota sudah
terlatih, 67 rumah sakit umum di 27 kabupaten/kota sudah terlatih, 18 RS TNI,
Polri, BUMN, sudah terlatih, serta tambahan 46 cold chain TCW 3000.
Saat ini, logistik pendukung vaksin COVID-19
mencakup APD set, rompi vaksinator, serta logistik alat kesehatan lainnya
sedang dalam tahap distribusi ke 27 kabupaten/kota se-Jabar. Per 31 Desember
2020 pun, seluruh daerah di Jabar telah memiliki Vaccine Refrigerator TCW 3000
dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Terkait vaksinasi, Kang Emil pun menekankan
pentingnya edukasi kepada masyarakat untuk menjelaskan skala prioritas penerima
vaksin di Tahap I maupun seterusnya maupun mengenai tujuan menuju herd
immunity.
"(Warga) diedukasi, kenapa tidak semua
disuntik. Ilmiahnya, yang divaksin akan melindungi yang tidak (divaksin), tapi
bagaimana bahasa itu bisa disampaikan kepada ibu-ibu hingga anak-anak,"
tutur Kang Emil.
Selain itu, Kang Emil mengusulkan agar jadwal
vaksinasi di Indonesia termasuk Jabar bisa dipersingkat. Caranya, dengan
mengurangi durasi pemberian vaksin terhadap masing-masing individu penerima
vaksin.
"Bisa tidak jika orang tidak perlu
menunggu setelah divaksin. Pulang saja, kalau ada reaksi baru kembali lagi (ke
tempat vaksinasi). Itu bisa menghemat setengah waktu. Minimal hanya 30 menit
per orang. Itu akan menyelesaikan penyuntikan di jam normal tanpa lembur,"
tutur Kang Emil.
Ia menambahkan, hal itu pun bisa
mengantisipasi penumpukan atau kerumunan masyarakat jika kondisi puskesmas
sempit. Selain itu, pihaknya juga mengupayakan penambahan lokasi pemberian
vaksin dengan memanfaatkan fasilitas negara.
"Kami sedang mengoordinasikan kepada
pemerintah pusat, karena informasi yang didapat vaksinasi ini selesai dalam 15
bulan. Menurut kami terlalu lama hingga mendekati pertengahan 2022. Bisa tidak
kita simulasikan di 12 bulan bahkan di 6 bulan, itu bisa dijawab jika jumlah
tempat pemberian vaksin di Jabar itu bisa dua kali lipat," ujarnya.
Tingkat
Kesembuhan Meningkat
Selain membahas rencana vaksinasi, Kang Emil
juga menjelaskan terkait perkembangan COVID-19 di Jabar. Per 4 Januari 2021,
Case Recovery Rate atau tingkat kesembuhan di Jabar sebesar 84,77 persen dan
berada di atas rata-rata nasional sebesar 82,60 persen.
"Tingkat kematian di Jabar (per 4
Januari 2021) adalah 1,33 persen. Sementara di nasional adalah 3 persen. Dalam
14 hari terakhir, angka CFR (Case Fatality Rate) di Jabar cenderung menurun,"
kata Kang Emil.
Sementara angka Reproduksi Efektif (Rt) di
Jabar per 31 Desember 2020 adalah 1,48 dengan rata-rata 14 hari terakhir
sebesar 1,28. Adapun dari data periode 27 Desember 2020 hingga 3 Januari 2021,
terdapat lima daerah Zona Merah (Risiko Tinggi) di Jabar yakni Kabupaten
Cirebon dan Karawang serta Kota Bekasi, Depok, dan Tasikmalaya. Lainnya,
terdapat 15 Zona Oranye (Risiko Sedang) dan 7 Zona Kuning (Risiko Rendah) di
Jabar.
Selain itu, Kang Emil mengatakan, pihaknya
akan fokus dalam penanganan di Kota Depok dan Kabupaten Karawang karena dalam
empat minggu berturut-turut, dua daerah tersebut berstatus Zona Merah.
"Kami Siaga 1 di Depok dan Karawang
karena empat minggu Zona Merah, dari awal Desember (2020) sampai awal Januari
(2021). Tadi sudah saya arahkan Polda Metro dan Kodam Jaya untuk membantu
memaksimalkan penanganan di Depok dan Kodam III/Siliwangi dan Polda Jabar, kita
menuju Karawang," ucap Kang Emil.
Terkait evaluasi libur panjang di akhir 2020,
Kang Emil menjelaskan bahwa terdapat 65 temuan positif dari 3.768 sampel tes
rapid antigen pelaku wisata dan perjalanan selama libur Natal dan Tahun
Baru.
"Libur panjang ini memang masih
berdampak (terhadap peningkatan kasus COVID-19), tapi tidak setinggi
libur-libur panjang sebelumnya. Dan saya ucapkan terima kasih kepada seluruh
warga Jabar yang taat pada arahan pemerintah, Polda, dan Kodam, tidak
melaksanakan kegiatan tahun baru dengan keramaian, kerumunan yang tidak
perlu," katanya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer