Penulis: IthinK
3 Tahun lalu, Dibaca : 1277 kali
BANDUNG,
Medikomonline.com - Pemerintah Daerah
(Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menargetkan pengolahan sampah menjadi
energi di Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo
dapat beroperasi pada akhir 2021.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan,
target tersebut ditetapkan setelah Pemda Provinsi Jabar menggandeng perusahaan
asal Jerman EUWELLE Environmental Technology GmbH untuk mengembangkan TPPAS
Lulut Nambo.
Pengembangan TPPAS Lulut Nambo sempat
terhenti usai konsorsium PT Jabar Bersih Lestari (JBL) yang mendapat amanah
mengalami wanprestasi.
"Hari ini sudah diumumkan proses kerja
sama, maka saya ingin langsung kerja. Saya titip akhir tahun ini sudah dipakai
minimal tahap 1 dan full-nya tahun depan,” kata Kang Emil --sapaan Ridwan
Kamil-- dalam JAPRI (Jabar Punya Informasi) di Gedung Pakuan, Kota Bandung,
Selasa (23/3/2021).
“Yang bikin kita yakin dengan investor dari
Jerman adalah mereka proyeknya sudah banyak, sehingga kita lebih reugreug (aman) ini bisa berjalan sesuai
waktu,” imbuhnya.
Kang Emil menjelaskan, pemilihan investor
TPPAS Lulut Nambo melalui proses lelang yang komprehensif dan adil. EUWELLE pun
sudah memenuhi syarat yang dibuat. Mulai dari teknologi sampai kondisi
finansial.
“Dari sisi cost, sangat rasionable, sehingga
beban tipping fee ke kabupaten/kota tidak terlalu besar. Oleh karena itu saya
harapkan lancar,” ucapnya.
“Provinsi Jabar sudah dikatakan bahwa
pengelolaan sampah harus dijadikan sesuatu yang bermanfaat, sehingga akan
dikenal sebagai provinsi yang ramah lingkungan, semua kita selesaikan menjadi
lebih terukur,” tambahnya.
Sampah yang masuk TPPAS Lulut Nambo
rencananya akan diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF), biogas, kompos, dan
produk energi dari sampah lainnya.
TPPAS Lulut Nambo memiliki luas sekitar 55
hektare. 15 hektare di antaranya akan digunakan sebagai tempat pemrosesan dan
pengolahan sampah. Sisanya akan dibangun jalan, tempat pengolahan air, dan
perkantoran.
Kang Emil menuturkan, TPPAS Lulut Nambo akan
mengelola sampah di wilayah Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan
Tangerang Selatan.
“Karena pengelolaan sampah di Jabar itu sudah
diputuskan harus regional tidak boleh satu-satu, maka wilayah Bogor, Bogor,
Depok dan Tangsel itu oleh Lulut Nambo,” tuturnya.
Sedangkan untuk wilayah Bandung Raya, kata
Kang Emil, akan dikelola TPPAS Legok Nangka, dan untuk daerah lain sedang
disiapkan, seperti Ciayumajakuning satu lokasi,
Bekasi-Bekasi-Karawang-Purwakarta satu lokasi.
“Jadi minimal kita butuh tiga sampai empat
proyek skala besar sehingga Jabar dikenal provinsi yang ramah lingkungan,”
katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar
Prima Mayaningtyas mengatakan, tipping fee bagi daerah yang memanfaatkan TPPAS
Lulut Nambo sebesar Rp125 ribu per ton.
"Tipping fee Rp125 ribu per ton. Tidak
ada subsidi dari Pemda Provinsi Jabar sebagaimana perjanjian kerja sama yang
telah dilakukan di tahun 2017," ucap Prima.
Vice President EUWELLE Yao Li menyatakan,
pihaknya berkomitmen menjadikan TPPAS Lulut Nambo sebagai tolok ukur pengolahan
sampah menjadi energi yang berkualitas.
"Kami bangga mendapatkan persetujuan
ini. teknologi ini (yang akan digunakan) sudah didemonstrasikan di Jerman,
Perancis, Cina dan Thailand," ucap Yao.
"Euwelle
berkomitmen menjadikan TPPAS ini sebagai benchmark project yang berkualitas,
terima kasih atas kepercayaannya," imbuhnya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer