Loading

Ketupat


Dadan Supardan
4 Tahun lalu, Dibaca : 341 kali


Ketupat bukan sekadar makanan. Melainkan juga menyiratkan banyak simbol dan nilai-nilai luhur. Makanya, manakala saat Hari Raya Lebaran banyak bergelayut ketupat di dapur, hal itu mempertegas betapa spesial Hari Raya Lebaran.

   Asal kata ketupat adalah kupat. Dalam masyarakat Sunda kupat dipadankan dengan kata ngaku lepat. Artinya mengaku bersalah. Oleh karena itu, nilai luhur ketupat paralel dengan aktivitas saling memaafkan dan sungkeman kepada orang tua. Sungkeman identik dengan menghormati orang tua, memohon keikhlasan dan ampunan serta bersikap rendah hati.

   Lebih jauh lagi ketupat dilogikakan sebagai simbol nafsu dunia yang dibungkus dengan hati nurani. Hal itu dilihat dari kepanjangan kata janur sama dengan “jatining nur” yang berarti hati nurani. Sementara beras yang dimasukkan dalam anyaman ketupat merupakan simbol dari nafsu duniawi.

   Di sisi lain rumitnya anyaman janur untuk membuat ketupat merupakan simbol dari keberagaman dan kompleksitas masyarakat. Dengan demikian, beberapa tradisi unik yang dinamakan dengan perang ketupat menunjukkan keberagaman tersebut.

   Di Lombok, misalnya. Perang ketupat merupakan ungkapan rasa syukur atas keberhasilan panen dan pertanda dimulainya menggarap sawah. Lalu di Desa Kapal, Badung, Bali, perang ketupat bertujuan untuk mendapatkan keselamatan dan meraih kesejahteraan.Perang ketupat juga dilakukan di Pulau Bangka saat memasuki Tahun Baru Islam (1 Muharam).

   Sebagai pengokoh simbol keberagaman pada ketupat, begitu bervriasinya makanan khas dengan ketupat sebagai makanan pokoknya.   Sebut saja kupat tahu (Sunda), coto makassar (Makassar), Grabag (kabupaten Magelang), katupat kandangan (Banjar), kupat glabet (Kota Tegal). Lotek dan gado-gado juga dapat dihidangkan dengan ketupat.

   Simbol lainnya yang tak kalah menarik dari ketupat adalah anyaman yang melekat satu sama lain. Hal itu menyiratkan betapa agungnya melekatkan tali silaturahmi. Semua itu dilakukan tanpa melihat perbedaan kelas sosial. Berpadu dalam kehangatan keluarga, kerabat, dan para tetangga merupakan kebutuhan yang tak dapat dinafikan. Di sini, nilai-nilai persaudaraan dikukuhkan dan solidaritas sosial pun diperkuat.

   Masih terkait dengan ketupat, ada yang dinamakan belah ketupat. Sebuah struktur yang memperlihatkan bentuk besar di tengah dan kecil di ujung-ujungnya. Bentuk seperti ini menjadi simbol dari pemerataan kesejahteraan.

   Maknanya ada sebuah pesan moral agar kesenjangan terus dipersempit dan kemiskinan tak diberi kesempatan berkembang. Struktur belah ketupat memperlihatkan sedikitnya jumlah yang kaya raya dan miskin. Struktur masyarakat seperti itu terjadi dalam peradaban Madinah yang dibangun oleh Rasulullah SAW sekitar 1.400 tahun silam.

   Akan tetapi, kini faktanya terkadang malah terbalik. Kemiskinan akut terus meluas seolah dibiarkan. Untuk itu, bangunlah kompetensi penyelenggara pemerintahan. Sebab, ketika pemerintah mangkir dari kewajibannya, sesungguhnya telah kehilangan legitimasinya di mata rakyat. Kehadiran pemerintah dapat diukur dari kemampuannya dalam melindungi, menyejahterakan, dan mencerdaskan rakyat. Bangunlah struktur ekonomi belah ketupat di Jawa Barat. Selamat Hari Raya Idulfitri 1440 H. Mohon maaf lahir dan batin. ***

Tag : No Tag

Berita Terkait