Loading

Gundul


Dadan Supardan
5 Tahun lalu, Dibaca : 566 kali


Bruce Willis, bintang papan atas Hollywood tampil dengan kepala plontos alias gundul atau botak. Ia tampak lebih mengesankan. Kendati tak berambut, aktor senior ini tidak kehilangan daya tarik. Alih-alih meredup, tawaran film justru makin membanjiri setelah berkepala plontos. Pamor pria kelahiran 19 Maret 1955 ini pun makin berbinar.

Di Tanah Air, selebiritas Deddy Corbuzier juga memilih model rambut plontos dari semula berpotongan rambut nyentrik. Dengan tampilan kepala licinnya, Deddy laris manis menjajal dunia presenter setelah menanggalkan profesi pesulap.

Sampai di sini, kepala gundul bukanlah persoalan. Malahan membawa pesona dan hoki tersendiri.

Saya sendiri bersikap berpenampilan gundul. Sikap tegas ini tidak berkait dengan pamor ataupun daya tarik. Tidak juga berkelindan dengan perkara hoki. Gundul di sini lebih dilatarbelakangi dengan kenyamanan.

Saya merasa sangat nyaman dengan potongan rambut gundul setelah sepuluh tahun belakangan dilanda rambut rontok. Mau disisir ataupun tidak, saban saat rambut berguguran. Acap berserakan di bantal. Oleh karena itu, kepala botak menjadi pilihan sangat strategis. Dan karena sudah terbiasa, sedikit saja rambut memanjang terasa gerah dan gatal.

Dalam hal ini, tidak akan ada respons negatif manakala publik melihat Bruce Willis, Deddy Corbuzier, apalagi saya bergundul ria.

Reaksi negatif baru tampak saat melihat tiga orang guru terdakwa kasus tragedi susur Sungai Sempor SMP Negeri 1 Turi Sleman Yogyakarta berpenampilan plontos. Sorot matanya nanar. Ketiganya tampak tercenung disergap perasaan bersalah yang mendalam. Banyak pihak yang mengecam lantaran tidak rela melihat figur yang sangat dihormati (guru) “digunduli”. Keharuan terutama dari para guru meruyak. Bahkan kecaman masif datang dari warga net.

Tak sedikit yang mengkomparasikannya dengan para terdakwa koruptor yang tidak sampai tersentuh rambutnya. Asas keadilan terasa terlanggar di sini. Kelalaian guru walaupun tidak disengaja memang tetap salah. Akan tetapi tidak sepatutnya diperlakukan seperti pelaku maling ayam.

Belakangan ada klarifikasi yang membuat nyaman. Para tersangka mengaku meminta sendiri agar kepalanya digunduli. Alasannya lebih pada faktor keamanan. Yakni agar sama dengan teman-teman di tahanan Mapolres Sleman yang juga pada berkepala gundul. Ketiganya juga mengenakan baju oranye. Sehingga tidak ada perbedaan satu sama lain di dalam tahanan.

Pada prinsipnya mereka menjalani proses hukum dengan baik, sesuai koridor hukum. Selama ditahan di Mapolres Sleman, ketiganya diperlakukan dengan baik. Tidak ada intimidasi atau perlakuan semena-mena.

Siapapun sangat bersyukur mendengarnya. Dan semua pihak dapat menarik hikmah serta pelajaran. Ternyata menggunduli kepala tidak selalu berkorelasi dengan hoki. Berpenampilan plontos tak selamanya bertemali dengan meningkatnya pesona. Dalam konteks tertentu menggunduli kepala bisa menuai antipati.

Saya sendiri akan konsisten memilih berkepala gundul. Bukan faktor keamanan yang menjadi pangkal musababnya. Apalagi bermotif menambah pesona. Selain alasan nyaman, pilihan gundul lebih pada merasa apa adanya. *** 

Tag : No Tag

Berita Terkait