Penulis: Daddy Rohanady/Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat
2 Tahun lalu, Dibaca : 662 kali
Oleh: Daddy
Rohanady/Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat
Kesan
umum yang kerap timbul tentang rumah sakit umum daerah (RSUD), antara lain
adalah pelayanannya lambat dan kondisinya yang kumuh. Kesan itulah yang
berusaha dipatahkan oleh manajemen RSUD Al-Ihsan.
RSUD
Al-Ihsan adalah salah satu RSUD milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat. RSUD
tersebut berada di Jalan Kiastramanggala, Kecamatan Baleendah, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat. RSUD ini pada mulanya milik swasta, kemudian diambil alih
oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Beberapa
tahun belakangan ini manajemen melakukan pembenahan di sana sini. Kini Ruang
Rawat Kelas III saja serasa Kelas I dan berpendingin udara (AC) pula.
Kebersihannya pun sangat diperhatikan. Artinya, RSUD ini tidak lagi kumuh.
Bahkan, Ruang Tunggu pun bersofa indah. Tempat pendaftaran poliklinik sudah
komputerisasi. Jika kita akan berpindah lantai, selain ada lift, ada pula
eskalator. Semua itu berfungsi dengan baik dan bersih.
RSUD
Al-Ihsan sesungguhnya sudah didukung peralatan medis yang relatif canggih.
Sebut saja misalnya, empat pelayanan unggulannya, yakni Cardiac Center, Cancer
Center, Perimaternal Center, dan Stroke Center. Keempatnya sudah layak menjadi
kebanggaan masyarakat Jabar karena siap memberi pelayanan maksimal.
Terlepas
dari semua itu, RSUD Al-Ihsan ingin go internasional, tetapi mereka masih
membutuhkan dukungan. Salah satunya adalah bangunan 8 lantai yang belum juga
tuntas masalah hukumnya. Padahal, jika gedung tersebut dimanfaatkan secara
optimal, diperkirakan dapat menampung lagi setidaknya 500 tempat tidur.
Jika
ini terjadi, terwujudlah sebuah RSUD yang kapasitasnya hanya sedikit saja di
bawah Rumah Sakit Hasan Sadikin. Jika itu terwujud, bearti masyarakat Jabar
mempunyai dua rumah sakit istimewa. Dengan demikian, angka harapan hidupnya
akan kian meningkat.
Semoga
ini menjadi bukti bahwa negara hadir untuk memberikan pelayan prima kepada
masyarakat di bidang pelayanan kesehatan. Semoga seluruh RSUD memiliki spirit
seperti itu dan terus meningkatkan kualitas pelayanannya. Semoga pula kehadiran
RSUD Al-Ihsan menjadi bukti amal ibadah mulia para insan kesehatan.
RSUD
Al-Ihsan merupakan salah satu Badan Layana Usaha Daerah (BLUD). Untuk
mewujudkan sustainabilitas di RSUD, dibutuhkan strategi yang komprehensif,
adaptif, serta berbasis evident.
Ada
lima langkah perbaikan yang dilakukan, yakni grand desain strategi, aspek learning &growth, aspek prospek
bisnis, aspek customer, dan aspek keuangan.
Pada
tahun 2022 road map-nya adalah Kendali Biaya, Pelayanan Prima, RSUD kelas A,
Pelaksanaan central Stroke terpadu, Pelaksanaan central cancer,
Pelaksanaan cardiac centre, Pengembangan AHS, Pemantapan Kerja sama jejaring
dalam & luar negeri.
Lihat
juga Road map 2023 yang terdiri dari Kendali Biaya, Pelayanan Prima,
Optimalisasi RSUD Kelas A, SBU Central Kanker, SBU stroke terpadu, SBU Cardiac
Center terpadu, Pengembangan lanjutan AHS, Optimalisasi Kerjasama Jejaring
dalam & luar negeri. Itu semua menunjukkan bahwa RSUD Al-Ihsan memiliki semangat
yang sangat tinggi untuk menjadi RSUD yang membanggakan Jabar.
Persepsi
yang hendak diubah, andai semua terpenuhi, adalah tidak produktif, tidak
efisien, selalu rugi, rendah kualitas serta miskin inovasi dan kreativitas.
Memang untuk mewujudkannya tidaklah mudah. Manajemen harus mengubah gaya
birokrasi menjadi gaya kewirausahaan, fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan,
berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, menerapkan praktek bisnis yang
sehat. Dengan kata lain, harus diterapkansistem manajemen yang baik,
transparan, dan akuntabel.
Berdasarkan
Permendagri Nomor 9 tahun 2018, diatur soal kemandirian pengelolaan BLUD. BLUD
diharapkan fleksibel/mandiri dalam hal kelembagaan, SDM, maupun keuangan. Dalam
hal keuangan, misalnya, BLUD diharapkan memiliki sustainabilitas pendapatan dan
belanja. Dengan demikian, barulah RSUD ini pada akhirnya akan mampu memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat.
Sebagai
gambaran, RSUD Al-Ihsan memiliki 1.120 karyawan dengan rasio medis : non medis
76% : 24%. Dari jumlah karyawan yang ada tersebut ASN 5%, non-ASN 95%. Total
tempat tidur 500 dengan komposisi ruang perawatan Kelas 3 = 75%, Kelas 2= 10%,
Kelas 1 = 10%, dan VIP = 5%. Hingga saat ini ada 27 instalasi, 31 Poliklinik
BPJS, 17 Poliklinik Eksekutif, 52 ICU/ICCU/NICU, 9 kamar operasi, dan 46 unit
hemodialisa.
Semoga
dengan kondisinya tersebut, RSUD Al-Ihsan dapat mewujudkan kontribusi nyata
dalam memberi pelayanan prima kepada masyarakat Jawa Barat. Dengan demikian,
Jawa Barat dapat mewujudkan visi-misi Jabar Juara Lahir Batin dengan Inovasi
dan Kolaborasi.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer