Penulis: Mbayak Ginting
4 Tahun lalu, Dibaca : 886 kali
BANDUNG,
Medikomonline.com - Komisi IV
DPRD Provinsi Jawa Barat melaksanakan rapat kerja bersama Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang (BMPR) Jawa Barat di Hotel Mason Pine, Jalan Raya Parahyangan, Kabupaten
Bandung Barat, Kamis (1/10/2020).
Anggota Komisi IV Daddy Rohanadi
menjelaskan, ada empat item proyek tahun jamak di Dinas BMPR Jawa Barat yang
sudah dimasukan di dalam KUA PPAS Tahun 2021, yakni Masjid Raya, Bungbulang,
Depok, Sukabumi.
"Tapi tadi dalam diskusi
disampaikan lagi soal tiga item yang kemungkinan besar butuh pendanaannya tahun
jamak. Pertimbanganya adalah tentu terlalu berat seandainya ini dicover dalam
anggaran rutin. Antara lain Tasik, Warung Doyong, Tegalbuled," kata Daddy,
dewan dari Daerah Pemilihan Cirebon dan Indramayu.
Dalam rapat tersebut, Daddy Rohanadi
menyampaikan juga soal pembangunan jalan provinsi di Cikadu, Jawa Barat. "Cikadu
itu dari total yang tersisa 17 Kilo katanya 2021 dialokasikan anggaran 1,5
Kilo. Jadi berarti masih ada sekitar 15,5 Kilo atau kurang lebih Rp112 sampai dengan
120 miliar," ujarnya.
Selain itu, ungkap Daddy, dalam rapat
kerja tersebut diulas juga soal pembangunan jalan di Jangga Cikamurang yang
kondisinya membutuhkan penanganan. "Seandainya dua titik itu, Cikadu dan
Cikamurang tidak memungkinkan dicover, saya bilang sudah tahun jamakkan saja
sekalian. Jadi empat yang masuk sudah di dalam KUA PPAS plus lima yang coba
kita dorong di luar KUA PPAS," ujarnya.
Daddy Rohanadi juga menjelaskan soal
pendanaan pembangunan tersebut yang dicoba dikaitkan dengan dana Pemulihan
Ekonomi Nasional atau Dana PEN. "Kan ada restrukturisasi terkait dengan
program yang didanai PEN di 2021. Kalau kemarin di perubahan Rp1,812 triliun
berarti di 2021 Murni (APBD-red) ada sekitar Rp2,2 triliun. Tinggal apakah
kemudian hal-hal seperti ini bisa masuk," terang dia.
Di luar itu, Daddy berencana akan
menyampaikan pada Badan Anggaran soal masalah yang dia temukan di lapangan
ketika Komisi IV melakukan kunjungan kerja ke Cirebon beberapa waktu lalu.
"Ada beberapa pintu air, cukup
banyak bahkan yang palang penutupnya itu terpaksa mereka pakai gedebong pisang.
Ini kan, masa sih APBD kelas Rp45 triliun, masa pintu airnya pakai gedebong
pisang," sesalnya.
"Saya kira hal-hal yang tidak etis
yang tidak layak itu kita coba reduksi. Mana Sumbernya? Ya tadi misalnya dari
PEN kita reduksi beberapa hal untuk dialokasikan pada hal-hal yang jauh lebih
substantif , jauh lebih urgen berkaitan dengan misalnya saja implementasi Perda
4 Tahun 2012 tentang Kemandirian Pangan Daerah," pungkasnya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer