Daddy Rohanady/Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Provinsi Jawa Barat
3 Tahun lalu, Dibaca : 668 kali
(Oleh: Daddy
Rohanady/Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Provinsi Jawa Barat)
Pembangunan Tol Cisumdawu diharapkan dapat
mendorong akselerasi beroperasinya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)
Kertajati. Tol tersebut diharapkan menjadi akses yang memudahkan menuju bandara
yang letaknya di Kabupaten Majalengka itu. Dengan demikian diharapkan bandara
itu benar-benar berfungsi menjadi salah satu pengungkit roda perekonmian Jawa
Barat.
BIJB Kertajati tidak bisa berdiri sendiri.
Selain masih harus dilengkapi dengan sarana kelengkapan lainnya, semisal hotel,
pusat perbelanjaan, tempat pengisian aftur, dan rumah sakit, bandara tersebut
juga membutuhkan dukungan aksesibilitas yang memadai. Akses yang dianggap
paling ideal dan memanjakan pengguna jasa BIJB Kertajati adalah akses tol, baik
dari ruas Tol Cikampek -Palimanan (Cipali) maupun dari Cileunyi-Sumedang-Dawuan
(Cisumdawu).
Pembangunan ruas Jalan Tol Cisumdawu
semestinya dapat dikebut. Pembangunan Tol Cisumdawu dibagi menjadi dua tahap:
Tahap I (Fase 1-3) Cileunyi--Cimalaka dan Tahap II Cimalaka--Dawuan (Fase 4-6).
Sebelum Tol Cisumdawu berfungsi, akses yang
digunakan untuk masuk ke BIJB Kertajati adalah akses non-tol melalui jalur
jalan provinsi ruas Kadipaten-Jatibarang. Jadi, pilihan mereka yang dari
Bandung adalah berputar lewat Kabupaten Karawang menggunakan Tol Cipularang
atau melalui ruas jalan nasional lewat Cadas Pangeran (Kabupaten Sumedang).
Sayangnya, baik lewat Tol Cipularang maupun
lewat Cadas Pangeran dua-duanya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, yakni
sekitar 3-4 jam perjalanan. Belum lagi jika ada kemacetan karena satu dan lain
hal.
Bayangkan, selama ini mereka butuh waktu yang
jauh lebih lama untuk mencapai Kertajati. Setelah Tol Cisumdawu beroperasi,
Bandung-Kertajati diperkirakan hanya butuh waktu maksimal 1,5 jam saja. Itu
artinya setidaknya ada penghematan waktu 2 jam. Artinya juga ada penghematan
biaya. Pasti orang akan memilih jalur tersebut. Hal itulah yang membuat orang
merasa sungkan bepergian dengan pesawat udara dari Kertajati.
Selain itu, kebijakan Pemerintah Pusat yang
masih memberi pilihan. Calon penumpang dari Kota Bandung dan sekitarnya bisa
memilih. Selain lewat BIJB Kertajati, mereka bisa pergi dari Bandara Husein
Sastranegara. Karena letaknya yang tidak jauh dari pusat kegiatan pemerintahan
Provinsi Jawa Barat, calon penumpang tentu lebih memilih bandara ini. Karena
jaraknya sangat dekat, maka biaya transportasi dan waktu tempuhnya pun menjadi
lebih hemat.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan Daerah, kebijakan operasional ini adalah kewenangan
Pemerinntah Pusat. Artinya, para pengusaha maskapai penerbangan akan mengikuti
kebijakan yang digariskan oleh Pemerintah Pusat, dalam hal ini Direktorat
Perhubungan Udara Kemennterian Perhubungan di Jakarta. BIJB Kertajati
diharapkan menjadi bandara komersial satu-satunya di Jawa Barat.
Tentu tidak elok pula jika sebuah bandara
bertaraf internasional jalan aksesnya hanya menggunakan jalan arteri. Ini
berkaitan dengan kapasitas dan kelancaras arus lalu lintas nantinya. Itu
sebabnya, kehadiran Tol Cisumdawu -- selain Tol Cipali-- yang memiliki akses
langsung ke BIJB Kertajati sangatlah mutlak dan ditunggu masyarakat.
Selama ini ada anggapan seolah-olah jalan Tol
Cisumdawu tidak ekonomis. Padahal, andai ruas jalan tol itu sudah selesai dan
beroperasi secara penuh, masyarakat dari bagian timur Jawa Barat bagian selatan
ketika akan menuju wilayah pantura, baik Jabar maupun Jateng, pasti akan sangat
terbantu dengan kehaditan Tol Cisumdawu.
Dengan jumlah penduduk Jabar yang hampir 50
juta jiwa masa sih masih ada pemikiran minor seperti itu. Negara hadir untuk
kesejahteraan rakyat. Kehadiran Tol Cisumdawu merupakan bukti hal itu. Rakyat
akan merasakan betapa mereka bisa mencapai tujuan dalam waktu yang lebih cepat
dan hemat.
Penyelessaian jalan Tol Cisumdawu harus
dikebut agar BIJB Kertajati beroperasi secara lebih cepat dan optimal. Salah
satu permasalahan terkait penyelesaian Tol Cisumdawu adalah pembebasan lahan
pada Tahap II, yakni Fase 4-6. Semestinya masalah klasik seperti itu dapat
segera terselesaikan sesuai target. Padahal ada slot kalau mau melakukan
akselerasi, yakni pada tahun 2020 akhir sampai 2021.
Pembebasan Lahan Tol Cisumdawu bisa saja dari
Dana Pinjaman. Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkewajiban membebaskan lahan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi Muljono pernah
menyatakan, konstruksi ruas Tol Cisumdawu akan dituntaskan selama 12 bulan
hingga November 2021. Pembebasan lahannya menjadi kewajiban Pemerintah Provinsi
Jawa Barat.
Kalau mau melakukan akselerasi, dana
pembebasan lahan tersebut semestinya bisa saja diambil dari dana pinjaman dalam
rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Rp4 triliun yang merupakan pinjaman
dari PT Sarana Multi Infrastruktur.
Menteri PUPR berharap agar uji coba fungsi
dan laik operasi Tol Cisumdawu bisa dilakukan pada bulan Juli 2021 atau minimal
dapat digunakan untuk keberangkatan jamaah haji Provinsi Jawa Barat 2021.
Ternyata tahun 2021 Indonesia tidak melakukan pemberangkatan haji. Agar segera
beroperasional, sebagian pembangunan Tol Cisumdawu dilaksanakan dengan skema
padat karya untuk menyerap tenaga kerja.
Pembebasan lahan memang selalu menjadi
masalah klasik. Demikian pula dengan lahan untuk pembangunan Tol Cisumdawu.
Bagaimana pembangunan mau dikebut jika
pembebasan lahannya saja karut-marut? Jangan sampai semua hanya sebatas wacana.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer