Penulis: Nanang
1 Tahun lalu, Dibaca : 501 kali
SUMEDANG, Medikomonline.com - Menurut Wikipedia, Tsinghua University adalah universitas riset negeri
utama di Beijing dan anggota Liga 9 Universitas Tiongkok. Universitas ini juga
merupakan salah satu anggota kelompok pertama universitas Kelas Utama Ganda
kategori A, Proyek 985 dan Proyek 211 dari Kementerian Pendidikan Tiongkok.
Bahkan, sejak didirikan pada tahun 1911, universitas Tsinghuai telah
menghasilkan banyak pemimpin terkemuka di bidang sains, teknik, politik,
bisnis, akademisi, dan budaya. Intinya, universitas ini merupakan lembaga
pendidikan elite dan termasuk jajaran papan atas perguruan tinggi.
Tak heran untuk bisa belajar di Universitas Tsinghua bukan perkara
gampang. Dalam hal ini, mereka yang bisa masuk atau mengenyam pendidikan di
sana harus memiliki intelektualitas di atas rata-rata, karena faktor seleksinya
yang sangat ketat.
Kendati begitu, ada beberapa orang dari Kabupaten Sumedang yang mampu merasakan
pengalaman belajar di Universitas Tsinghua. Salah satunya adalah Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Sumedang, H. Agus Wahidin, S.Pd., M.Si.
Kadisdik Sumedang H.Agus Wahidin , SPd., M.Si
bersama Mendagri Tito Karnavian
Menurut Agus, dia bersama beberapa pejabat Sumedang lain yang sempat
mengenyam pendidikan di Tsinghua University mendapat kehormatan besar menjadi
tamu undangan dalam forum silaturahmi Alumni perguruan tinggi tersebut yang
bertempat di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Minggu (08/01/2023).
"Alhamdulillah mendapat kehormatan diundang dalam forum silaturahmi
Alumni Tsinghua. Bagi saya dan rekan-rekan sejawat lain dari Sumedang, hal ini
merupakan kesempatan langka," ucap Agus, saat ditemui di kediamannya,
Selasa (10/01/2023).
Masih dikatakan Agus, selain kesempatan langka bisa berbaur dengan
sesama dalam forum silaturahmi Alumni Universitas Tsinghua, ia juga mendapatkan
banyak manfaat, serta mampu menambah luas pergaulan. Artinya, selain bisa
sharing pengetahuan dengan sesama alumni, juga berkesempatan bertemu, bahkan
beswafoto langsung bersama tiga menteri dari Kabinet Presiden Jokowi. Ketiganya
adalah, Menteri Kemaritiman dan Investasi (Marvest), Luhut Binsar Panjaitan,
Mendagri Tito Karnavian dan Menteri UMKM Teten Masduki.
Keuntungan tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, cukup banyak para
alumni lain yang justru kuranmemiliki kesempatan yang sama.
Usut punya usut, kumudahan yang Agus dan kawan-kawan dapatkan berswafoto
dengan ketiga menteri tadi rupanya tak lepas dari nama Kabupaten Sumedang yang
sudah cukup familiar secara nasional dan mendapatkan apresiasi dari pemerintah
pusat karena prestasi yang telah diraih oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang.
Kadisdik Sumedang H.Agus Wahidin , SPd., M.Si
bersama Menteri UMKM Teten Masduki.
Prestasi Kabupaten Sumedang yang paling menonjol adalah sukses menekan
angka stunting dan penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Bahkan, atas keberhasilannya itu, Bupati Sumedang beserta jajaran sempat
diundang Presiden Jokowi ke Istana Negara.
Bahkan, kata Agus, hal paling membanggakan adalah dimintanya Bupati
Sumedang, Donny Ahmad Munir oleh Presiden Jokowi diminta untuk sharing
pengalaman serta mempresentasikan kedua hal tersebut ke berbagai kabupaten/kota
di Indonesia.
"Saya rasa karena prestasi Sumedang ini, ketiga menteri yang hadir
dalam forum silaturahmi Alumni Tshinghua University lebih cair dan tidak
keberatan untuk diajak berswaforo. Bahkan, mereka tampaknya sangat
antusias," ucap Agus, sumringah.
Lebih dari itu, hal yang paling membahagiakan Agus dan kawan-kawan dari
Sumedang, pertemuan dengan ketiga menteri Kabinet Jokowi tidak saja merupakan
kesempatan langka. Tapi, materi yang mereka sampaikan pada acara sambutan forum
silaturahmi Alumni Tsinghua University sungguh berbobot dan bermakna. Bahkan,
diantaranya bisa diadopsi Agus dalam tugasnya selaku nahkoda Dinas Pendidikan
Kabupaten Sumedang.
"Ada beberapa poin penting yang mereka sampaiakan (Ketiga menteri
Kabinet Jokowi yang hadir.Red) , rasanya bisa saya adopsi dan praktikan dalam
memimpin Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, atau pun bila kelak saya diberi
kesempatan memimpin SKPD lain," tukasnya.
"Salah satu yang saya ingat betul.adalah pernyataan Pak Luhut
Binsar Panjaitan. Beliau mengatakan, bahwa setiap.apapun yang kita kerjakan
mengandung risiko.. Bahkan makanpun berisiko, apalagi sebagai pejabat publik,
risikonya makin kompleks. Tinggal bagaimana kita mampu memanage risiko tersebut
seminimal mungkin," beber Agus.
Tak Bosan Berinovasi
Seperti telah diulas, forum silutarahmi Tsinghua University bukan
sakadar ajang kumpul-kumpul semata. Bagi Agus hal tersebut justru dijadikan
media pembelajaran untuk menambah wawasan.
Tak heran, karena pria kelahiran Kuningan Jawa Barat ini termasuk orang
yang yang selalu haus akan ilmu pengetahuan. Karenanya yang bersangkutan tak
pernah bosan menuntut ilmu dan berinovasi. Khususnya dalam meningkatkan
kualitas pendidikan di Kabupaten Sumedang.
Salah satu yang paling mendapat apresiaai dari beragam kalangan termasuk
para kaum akademisi adalah kesuksesannya menerbitkan buku yang berjudul,
"Strategi Komplementer 7 Metode Pembelajaran Holistik Integratif” untuk
Merdeka Belajar.
Buku yang digarap oleh 12 penulis pilihan dengan Agus sebagai authornya
adalah sebuah buku untuk mensiasati sistem pembelajaran pada waktu pandemi
covid-19. Lebih dari itu, spirit buku ini. bukan sekadar merumuskan metode
pembelajaran. “Ruh”-nya adalah membekali para tenaga pendidik untuk menjadi
guru yang baik, adaftif, inspiratif dan inovatif. Lalu, para tenaga pendidik
juga dituntut mampu. melakukan pembelajaran dengan metode yang baik,
memudahkan, menggembirakan dan mengembangkan. Terakhir, tenaga pendidik juga
dituntut mampu memanfaatkan segala sumber daya di lingkungan sekolah dan luar
sekolah dengan efektif dan efisien demi keberhasilan proses pembelajaran.
Selain menerbitkan buku, dalam kaitannya menjalankan kurikulum merdeka
belajar, khususnya soal sekolah dan guru penggerak, Agus juga tidak sekadar
menjalankan program yang tercantum dalam juklak juknis yang disediakan
pemerintah. Tapi, Agus beruaaha membuat diskresi khusus dengan cara menggelar
program akselerasi untuk sekolah penggerak dan guru penggerak tahun 2022. Hal
ini Agus laksanakan di hadapan langsung pengawas, penilik, kepala sekolah, guru
penggerak SMP, guru penggerak SD dan PAUD.
Pada kuliah umumnya dihadapan para peserta yang hadir, Agus
mengingatkan, untuk bisa menciptakan para peserta didik yang mampu bersaing di
masa depan, maka diperlukan tenaga pendidik yang mau berubah atau berhizrah.
Setidaknya ada poin penting dalam hizrah tersebut. Yaitu, guru harus mampu
merubah presepsi diri, memiliki mental atau karakter kuat, memiliki kemampuan
dalam strategi belajar dan kuat mengembangkan potensi sosial.
Menurut
Agus, bila keempat poin menuju perubahan ini bisa dipraktikan atau dijalankan
dengan baik, maka harapannya menjadikan Sumedang One Step a Head bukan hanya
mimpi di siang bolong.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer