Loading

Ketua Yayasan Amanah Aminah Maemunah Pangatikan Tingkatkan Kualitas Mutu Pendidikan Hapuskan Segala Pungutan


Penulis: A. Rochman
3 Bulan lalu, Dibaca : 285 kali


Deni Ranggajaya

BANDUNG, Medikomonline.com - Yayasan Amanah Aminah Maemunah merupakan salah satu yayasan Pendidikan Sosial yang menaungi berbagai jenjang sekolah mulai dari Kober/ Paud, Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) juga Sekolah Menengah Atas ( SMA ), yang ber-alamat di Perum Wanaraja Indah Rt 01, Rw 04 Desa Babakan loa, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, yang siap mewujudkan "Mutu Pendidikan Menuju Generasi Emas" yang menciptakan generasi penerus yang berahlak, Bermartabat dan Agamis, sehingga menghasilkan anak didik yang memiliki Dedikasi tinggi baik di Lingkungan juga dilingkungan masyarakat dimana mereka tinggal, seperti yang di ungkapkan "Deni Ranggajaya"Pendiri Yayasan tersebut saat di wawancara awak media di kediamannya.Sabtu.03 Agustus.

"Deni Ranggajaya"menuturkan; dalam mewujudkan kenyamanan siswa-siswi didik mulai dari Kober ,SMP, SMA. Kami bersama para pendidik dan jajaran selalu memberikan layanan pendidikan yang berkualitas,bahkan mulai dari Fasilitas belajar dan mengajar hingga fasilitas kendaraan antar jemput Kami sediakan demi kenyamanan Siswa siswi, bersekolah yang di naungi yayasan kami, tuturnya.

"Sambungnya juga", bahwa Yayasan Amanah Aminah Maemunah yang Menaungi beberapa sekolah dengan berbasis pesantren, dengan sistem full day school, Sedangkan fasilitas sekolah bisa diakses semua warga sekolah, demi kenyamanan, ditambah pasilitas dua yunit mobil untuk antar jemput dan semua siswa diberi seragam sekolah gratis juga tanpa ada pungutan apapun," jelasnya.

Maka dengan Fasilitas sekolah yang telah kami sediakan semaksimal mungkin, tentu akan memberikan kenyamanan tersendiri pada siswa siswi sehingga semangat dalam belajar semakin maksimal dan semakin meningkat, sehingga dapat membuat semangat siswa sehingga tidak kalah saing dengan kualitas ngajar mengajar oleh sekolah lain, baik Negeri atau swasta diluar sana.Sabtu 03 Agustus.

Sehingga fasilitas sekolah yang kami miliki untuk mengembangkan bakat dan potensi murid didiknya, melalui kegiatan ekstrakurikuler, dengan disediakannya fasilitas olah raga hingga laboratorium, yang bukan hanya dapat dirasakan oleh pengurus sekolah,Guru, juga seluruh siswa dapat menggunakan fasilitas tersebut, untuk digunakan sebagai tempat belajar.

"Tetapi lain halnya"saat beliau dimintai tanggapan terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB),menurutnya dengan sistem tersebut baik melalui jalur Prestasi, Jonasi atau Mutasi sangat merugikan sekolah swasta dampaknya, karena dirasakan semakin kurangnya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya bersekolah di swasta, malah lebih dominan dan terkesan dipaksakan anak sekolahnya masuk ke Sekolah Negeri, dengan tanpa memikirkan dampak kedepannya," tegas Deni. 

Karena"Menurutnya",PPDB itu sendiri ada sisi baik dan ada sisi buruknya, kalau dilihat dari kapasitasnya, karena di situ ada kelemahan dan sangat bisa merugikan sekolah swasta baik untuk tingkat SMP maupun SMA. 

Ditambah perbedaannya dengan sekolah negeri, dengan jumlah 50 persen PNS- nya lebih banyak, berbeda dengan swasta yang lebih banyak honorernya, sementara swasta hanya 1(satu) PNS-nya, sementara 90 persen honorer.

Dangan demikian sangat berdampak buruk pada swasta, itu menurut penilaian secara pribadi yang dirasakan dilapangan oleh kami," keluh Deni.

Juga tidak dapat dipungkiri memang orang ingin yang terbaik secara pribadi juga individunya, sehingga penilaian masyarakat sekolah negeri lebih baik dari pada sekolah swasta, sehingga berapapun biayanya dalam aturan PPDB berapapun biayanya pasti di tebak,dan terkesan memaksakan kelihatannya, padahal protes dibelang karena dirasa sangat mahal, dan malah terkesan di ada adakan semuanya,sehingga timbul pertanyaan dari PPDB itu sendiri, uangnya di bangunkan apa itu logikanya, padahal fasilitas sudah ada dan bagus bangunannya, sehingga di sini swasta tidak di berikan peluang untuk untuk bisa hidup, maka tanpa ada bantuan dari masyarakat, sekolah swasta dari mana akan mendapatkan/memiliki bangunan, karena hasil dari mandiri, makanya mencari bantuan dari bansos seperti itu.

"Menurutnya pula" PPDB boleh berlaku tapi harus Rasional jangan dibuat-buat, karena masih banyak disekitar kita orang yang tidak mampu pada saat ini, 

"Deni Ranggajaya"sangat berharap untuk sekolah negeri yang fasilitas bangunan sekian, yang sudah ada diharapkan jangan menambah- nambah, sehingga memberikan peluang untuk swasta untuk mendapatkan banyak siswa," tambahnya. 

Padahal menurut sistem zonasi terdekat adalah satu wilayah kecamatan, sementara disini ada 2 sekolah negeri yg berdekatan yaitu SMP negeri 1 Pangatikan dan SMP negeri 1 Sukawening,sehingga SMP Ma,Arif Al, Maemunah yang jadi korban dengan sistem PPDB tersebut, padahal pasilitas kami tidak kalah dengan sekolah Negeri ditambah lagi kami telah memiliki fasilitas 2 mobil yang khusus untuk antar jemput siswa itu merupakan kelebihan kami, yang tidak dimiliki oleh sekolah negeri atau swasta yang lain, dan telah memiliki fasilitas laboratorium dan komputer yang cukup dan itu di gratiskan semua," jelasnya meyakinkan.  (A.Rochman )

Tag : No Tag

Berita Terkait