Loading

Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia, Kilas Balik Hari Santri 2025


Penulis: Rakhmi Ifada, M.Pd.I.
10 Hari lalu, Dibaca : 206 kali


Hari Santri 2025

Oleh Rakhmi Ifada, M.Pd.I.

(Pengawas PAI SMA/SMK Kabupaten Bogor)

 

Saat ini kita memperingati Hari Santri Nasional pada tanggal 22 Oktober.  Tahun 2025 tema yang diusung dalam peringatan tersebut adalah Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia.  Dengan tema tersebut mengingatkan kita betapa peran besar santri dalam menjaga kedaulatan bangsa sejak masa perjuangan melawan penjajahan dan mempertahankan kemerdekaan hingga kini. Santri bukan hanya simbol keikhlasan dan keteguhan iman, tetapi juga sebagai penjaga nilai-nilai kebangsaan yang meneguhkan kemerdekaan Indonesia dengan ilmu, adab dan semangat cinta tanah air.

Di zaman sekarang tantangan santri bukan lagi mengangkat senjata, melainkan mengisi kemerdekaan dengan pengetahuan, ilmu agama, ketrampilan,  inovasi, dan kontribusi nyata bagi kemajuan umat manusia. Melalui semangat pesantren yang mandiri, cerdas berilmu dan berkarakter, santri siap menjadi agen perubahan yang akan membawa Indonesia menuju peradaban dunia yang berkeadilan, beradab, dan berakhlak mulia.

Peringatan hari Santri bukan hanya sekadar mengenang sejarah, namun juga untuk menyadarkan masyarakat terkait peran besar kaum santri dalam perjuangan kemerdekaan, membela dan mempertahankan kemerdekaan serta berkiprah dalam pembangunan bangsa, dan penyebaran nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam semesta) secara kontinu.

Peringatan Hari Santri berakar dari Resolusi Jihad yang diserukan oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober 1945. Seruan membela dan mempertahankan kemerdekaan RI tersebut menegaskan bahwa mempertahankan kemerdekaan merupakan kewajiban agama. Sehingga kewajiban tersebut menjadi semangat perjuangan yang memadukan nilai-nilai Islam dan semangat Nasionalisme.

Hari Santri yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober adalah momentum untuk mengenang sekaligus meladani para santri yang telah memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sejarah telah mencatat bahwa kaum santri dan Ulama adalah salah satu kelompok yang paling aktif menggelorakan perlawanan terhadap para penjajah yang ingin merebut Indonesia kembali setelah merdeka.

Jika para pendahulu kita telah mewariskan nilai-nilai luhur bangsa, maka santri saat ini harus terus bertanggungjawab untuk tidak sekedar menjaganya, melainkan juga berkonstribusi dalam membangun masa depan dan mewujudkan cita-cita bangsa. Masa depan Indonesia salah satunya ada di pundak para Santri, maka diharapkan pada Hari Santri tahun 2025 ini juga menjadi momentum untuk memperkuat komitmen, khususnya para Santri dalam belajar merengkuh masa depan Indonesia yang lebih baik menuju Indonesia emas 2045.

Kini, semangat jihad telah berubah bentuk. Santri masa kini berjuang bukan dengan menggunakan senjata, melainkan terus memperkuat ilmu dengan belajar melalui ilmu agama, ilmu pengetahuan, teknologi, serta budaya untuk membangun peradaban yang lebih baik.

Banyak tokoh penting bangsa yang lahir dari pesantren. Mereka tidak hanya ahli agama, tetapi juga pejuang, perintis dan pemikir bangsa. Para tokoh penting bangsa sudah membuktikan bahwa agama dan nasionalisme dapat berjalan seiring, sejalan sama-sama mencintai tanah air menjadi bagian dari keimanan, sedangkan pengabdian terhadap bangsa merupakan wujud nyata ibadah.

Kita senantiasa mendoakan para pahlawan, pendiri bangsa termasuk para ulama dan santri yang gugur sebagai kusuma bangsa. Kita yakin, para santri saat ini akan memegang estafet kepemimpinan di masa mendatang sebagai nahkoda yang akan menentukan arah bangsa yang lebih baik dan maju.

Di tengah arus globalisasi, tepatnya saat dunia sedang dilanda krisis nilai, proses sosial, serta disrupsi digital, peran santri justru semakin relevan dan sejalan dengan zaman. Santri perlu melahirkan Resolusi Peradaban, sebagai bentuk gerakan moral untuk menebarkan nilai-nilai pesantren, seperti kesederhanaan, rendah hati, santun dan toleransi di tengah dunia yang makin individualistis dan digital.

Santri harus menguasai ilmu, ketrampilan, sains dan teknologi, serta berani berinovasi. Hal tersebut bertujuan agar santri dapat menjadi generasi yang berdaya saing global. Diharapkan santri dapat menjadi generasi yang berilmu, berakhlak, serta kompetitif secara global. Tentunya tanpa meninggalkan jati diri keislaman serta nilai-nilai pesantren yang telah menempanya menjadi Muslim sejati.

Bogor, 22 Oktober 2025

Tag : No Tag

Berita Terkait