Penulis: Kuswanto/Edtor: Dadan Supardan
4 Tahun lalu, Dibaca : 1075 kali
BOGOR, Medikomonline – Bertempat di Sekretariat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kab Bogor Jln Bersih Nomor 1 Kompleks Perkantoran Pemda Cibinong, Rabu (24/6/2020) digelar seminar pemahaman dan pemdalaman Kode Etik Jurnalistik (KEJI) oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kab Bogor. Seminar yang dihadiri oleh Ketua PWI Kab Bogor H Subagio SIP, H Bustanul Daham MSi, dan Ratna pengurus dan anggota PWI, diikuti oleh kurang lebih 40 orang.
Bertindak sebagai
pembicara, Senior atau Kasepuhan PWI kab Bogor H Butanul Daham MSi. Ia
memaparkan tentang tupoksi seorang jurnalistik yang harus selalu menjunjung
tinggi Kode Etik Jurnalistik dalam menjalankan profesi wartawan.
"Kita harus
selalu menyajikan informasi yang akurat, aktual, tajam, terpercaya, cepat dan
harus didasari pemberitaan yang seimbang dari dua belah pihak. Jangan membuat
pemberitaan tidak seimbang atau sebelah pihak. Karena profesi seorang jurnalis
sangatlah susah. Ga segampang orang bilang, dari mulai pencarian informasi
berita menghimpun, mengelola, sampai menyebarluaskan berita yang ada, tapi
harus selalu taat dan menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik,” ungkapnya.
Dikatakan, kalau
dalam pembuatan pemberitaan tidak sesuai fakta yang ada di lapangan atau
pemberitaan tidak seimbang antara narasumber dan pihak yang diberitakan, maka
akan disomasi atau kena delik aduan dari pihak yang diberitakan. Dewan Pers
akan memanggil pemred untuk menglarifikasi tentang pemberitaan.
“Jangan sampai itu
terjadi, maka dari itu kita harus berhati-hati dalam membuat berita. Kuncinya
harus berimbang. Semua narasumber harus ada statement masing-masing. Kita
posisinya ada di tengah untuk menyampaikan apa yang dia sampaikan biar
masyarakat atau instansi terkait yang menilai pemberitan kita,” pungkasnya.
Pembicara kedua
dalam acara diklat pemahaman tentang Kode Etik Jurnalistik Untung Bahtiar SE,
wartawan senior dari Grup Jawa Pos Radar Bogor. Untung mengatakan dalam sehari-hari
menjalankan aktivitas sebagai pencari berita, wartawan harus selalu mengedepankan
praduga tak bersalah. Dalam membuat bemberitaan harus selalu mengedepankan kata
konfirmasi.
“Jangan cukup ada
info dari A, kita terus membuat berita. Kita harus terjun ke lapangan untuk konfirmasi
kepada yang bersangkuatan agar suatu pemberitaan berimbang dan kita tidak
melupakan tupoksi kita dan selalu mematuhi Kode Etik Jurnalistik,” ujarnya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer