Loading

Salah Satu SMK IT Di Kabupaten Garut Tak Indahkan Larangan Kemendikdasmen, Diduga Potong PIP


A. Rochman
3 Bulan lalu, Dibaca : 163 kali


Salah Satu SMK Islam Terpadu ( IT ) di Kab. Garut

GARUT, Medikomonline.com - Lagi lagi diduga ada pemotongan PIP reguler disalah satu sekolah swasta di di Kecamatan Karang Tengah kabupaten Garut dengan dalih pemotongan untuk administrasi dan membayan kewajiban siswa kepada kesekolah tersebut ( tunggakan administrasi), padahal sudah jelas larangan Kemendikdasmen bahwa Potong Dana PIP Akan Dikenai Sanksi Pidana. Satuan pendidikan harus menjaga dan mematuhi Panduan PIP. Sebab, akan ada sanksi pidana kepada pelaku jika ternyata diketahui memotong dana PIP.

Hal tersebut di atas Berawal dari informasi yang diterima awak media saat mengajak ngobrol beberapa anak sekolah yang mengaku bersekolah di sekolah swasta yang berada di kampung Cihanjah Desa Caringin, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Garut, dari beberapa siswa siswi tersebut ada yang mengeluhkan dengan pemotongan PIP di duga oleh oknum pihak sekolah di tempat mereka sekolah.

Salah satu siswi yang tidak mau menyebutkan Namanya saat ditanya awak media, menjelaskan bahwa mereka bersekolah di SMK Islam Terpadu ( IT ) “Disini muridnya dari Kelas 1 sampai kelas 3 baru ada satu kelas, satu kelas, dan baru ada satu jurusan saja, dengan SPP bulanannya Rp.50 ribu, untuk biaya PKL 550 ribu setiap angkatan naiknya 50 ribu, ujian komputer 750 ribu,” jelas siswi tersebut.

Menambahkan siswi tersebut, “saya dapat PIP yang kemarin itu Rp.1.800. 000 ditambah yang tahun kemaren belum di ambil besarnya Rp.500.000 jadi jumlah seluruhnya Rp. 2.300.000 jadi yang baru diambil yang tahun ini saja dan tahun ini sama mendapatkannya Rp.1.800.000. dipotong Rp 150.000 sama sekolah buat transportasi sewa mobil mengambil uang ke Bank dan di potong buat bayar SPP, PKL,ujian Komputer, untuk SPP setahun lunas dari Uang PIP tersebut dari 23 yang mendapatkan, sedangkan untuk SMP banyak yang belum di ambil padahal oleh pihak sekolah sudah diberitahukan, pungkas siswi tersebut yang tetap tidak mau menyebutkan namanya.

 Sementara salah satu siswa yang juga tidak mau menyebutkan namanya, menjelaskan, “kalau PIP nya dipotong Rp. 300.000, dan lumayan banyak yang mendapatkan PIP tapi SMK cuma kelas 12 yang banyak mendapatkan dan SMP yang paling banyak itu, dan pemotongan oleh pihak sekolah untuk SPP bulanan Rp.50.000 perbulan, untuk biaya PKL, dan ujian komputer tapi yang Rp,300.000 itu tidak untuk pembayaran kewajiban kesekolah ( bukan untuk tunggakan kesekolah), jadi langsung ke ibu kepala sekolah dengan inisial (NN )di kasihkan- nya, dan kadang kalau PIP sedikit hanya dipotong Rp.100.000 saja, disesuaikan mungkin,” jelas siswa tersebut.

Namun saat dikonfirmasi awak media di Kantornya, ( NN )Kepala sekolah SMK IT tersebut, menyambut dengan salam, dan  menjelaskan, “terkait pemotongan PIP reguler sebenarnya tidak ada dari pihak sekalah itu, kalau misalnya masalah seseorang ada yang melaporkan ke bapak ( awak media ) ada pemotongan, silahkan saja datang langsung ke saya, kenapa alesannyaa di potong itu, karena setau saya juga tidak motong,andaikan di potong pun pasti sepengetahuan yang  menerima PIP nya, sebab pemotongan yang lain itu tidak ada dan bukan untuk sekolah dan pasti untuk kewajiban siswa itu sendiri kesekolah, intinya ga bisa disebutkan karena itu juga rahasia antara sekolah, murid dan orang tua murid,” dalih Kepsek (NN).

Lanjut (NN) jikalau memang  pemotongan tidak ada, tapi dengan mendapat informasi, terima kasih sudah konfirmasi, kami perwakilan dari sekolah, tidak ada pemotongan sejumlah itu, kalaupun ada itu dari kewajiban si murid, misalnya mereka beli baju kan memang harus di potong, “misalnya bayar baju olahraga kemarin, oh iya bu katanya, ya kita kasih baju dulu, bayarnya nanti ya bu nunggu PIP, ya mangga jadi kan mungkin dia ga tau itu di potong buat bayar baju, contohnya begitu,tapi untuk potongan yang tadi 50,100, 300 tidak ada, saya buat apa makan uang begitu-begitu,” dalih (NN) lagi.

“intinya engga ada motong saya itu, daripada panjang lebar, kebetulan sangat sibuk, karena tidak saya itu !, kan pertanyaannya ya apa tidak dan saya jawab tidak,”  jawabnya kepada media sambil meneteskan air mata.

Mengingat sekolah juga gimana awal membangun, almarhum bapak saya dan kakak saya. “Dengan harapan supaya anak-anak dari gunung bisa menimba ilmu semaksimal mungkin,” pungkasnya.


Tag : No Tag

Berita Terkait