Penulis: IthinK
3 Tahun lalu, Dibaca : 797 kali
JAKARTA,
Medikomonline.com - PT Pinduit Teknologi
Indonesia (Pintek) selaku perusahaan teknologi finansial (Peer-to-Peer Lending) menyediakan akses keuangan kepada
siswa/orang tua murid, lembaga pendidikan dan perusahaan supplier pendidikan.
Pintek telah terdaftar dan diawasi dengan
Nomor Surat Tanda Berizin KEP-26/D.05/2021 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dan telah menjadi anggota Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia). Sejak
tahun 2018, Pintek memiliki misi dalam
mendorong transformasi pendidikan melalui inovasi layanan keuangan dan terus
berkomitmen untuk menjadi salah satu roda penggerak pendidikan di Indonesia.
Potensi bisnis dalam sektor pendidikan
menjadi bisnis yang menjanjikan, bahkan bisa menghasilkan keuntungan besar jika
bisa mendapatkan supply barang di
bidang pendidikan dan mampu memasarkan dengan baik.
Proses pemenuhan kebutuhan pendidikan
didukung dengan adanya program digitalisasi dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dengan menghadirkan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah).
SIPLah telah membantu pertumbuhan bisnis
pelaku usaha/UKM pada sektor pendidikan di Indonesia sehingga adanya tren
peningkatan. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah penyedia kebutuhan
pendidikan yang bergabung dengan SIPLah Telkom (https://SIPLahtelkom.com/),
yang merupakan salah satu e-commerce SIPLah resmi, yang dioperasikan oleh PT
Telkom.
Dwi Meidianty, selaku Tim
Bisnis SIPLah Telkom mengatakan, “SIPLah Telkom sejak awal hadir dengan tujuan
untuk mempermudah akses para pelaku usaha/UKM pendidikan di Indonesia khususnya
pada bidang pengadaan barang dan jasa sekolah.”
“Kami telah melihat adanya
peningkatan tren secara positif dengan terus meningkatnya transaksi yang
terjadi dan jumlah penyedia kebutuhan pendidikan yang bergabung di dalamnya.
Hingga saat ini, ada sekitar lebih dari 20,000 penyedia kebutuhan pendidikan
dengan jutaan produk yang dijual secara variatif, sudah bergabung bersama kami,”
ungkap Dwi dalam siaran pers Pintek kepada Medikomonline,
Rabu (29/12/2021).
Hal ini menunjukkan bahwa ada
keuntungan potensial yang dapat dicapai ketika para pelaku usaha/UKM Pendidikan
mau beralih dari cara konvensional dan bergabung dengan mitra SIPLah. “Jika ada
kendala atau pertanyaan lebih lanjut bagaimana cara mendaftar sebagai penjual
di SIPLah Telkom atau cara bertransaksi, silakan hubungi CS kami di
[email protected] ,” ujarnya.
Namun seiring meningkatnya transaksi yang
terjadi di SIPLah, masih ada tantangan yang perlu dihadapi bagi para pelaku
usaha/UKM pendidikan dalam mengembangkan usahanya, terlebih masalah akses
permodalan. Hal ini didukung oleh riset Pintek di bulan Juli 2021 pada lebih
dari 80 pelaku usaha/UKM pendidikan, ada sekitar 69 persen UKM Pendidikan
membiayai usahanya mengandalkan pendanaan pribadi untuk modal dan operasional
perusahaannya.
Selain itu, dari 80 lebih pelaku usaha/UKM
pendidikan, 57 persen mengatakan memiliki kesulitan dalam mendapatkan pendanaan
selama dua tahun terakhir setidaknya 1- 2 kali.
Tommy Yuwono, Co-Founder dan Direktur Utama Pintek mengatakan, “Kami melihat akses permodalan menjadi salah satu
tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha/UKM pendidikan di Indonesia. Adanya
kekurangan informasi menjadi hambatan karena UKM biasanya tidak masuk audit
lembaga keuangan konvensional.”
Terlebih lagi, tambah Tommy, sekolah melakukan pesanan barang harus
menyediakan di awal dan baru sekolah membayar sehingga memang membutuhkan modal
yang besar. “Oleh karena itu sejak awal tahun 2021, kami memfokuskan strategi
bisnis untuk pendanaan bagi pelaku usaha/UKM Pendidikan,” tegasnya.
Sejalan dengan survei
yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik tahun 2020, sekitar 69,02 persen
UMKM mengalami kesulitan permodalan di saat pandemi COVID-19.[1] Data
tersebut menunjukkan bahwa bantuan permodalan bagi UMKM menjadi hal yang
penting.
Pelaku usaha/UKM pendidikan dapat memanfaatkan peer-to-peer lending untuk memperoleh
akses mudah dan cepat ke pinjaman modal tanpa agunan untuk mengembangkan
usahanya.
Hasil laporan “Roaring 20s: The SEA Digital Decade” yang
dilakukan oleh Google, Temasek, dan Bain
& Company, 59% pedagang digital di Indonesia sekarang mengadopsi solusi
pinjaman digital.[2] Perusahaan financial technology peer-to-peer lending untuk
pendidikan, Pintek telah berkolaborasi dengan SIPLah telkom pada bulan oktober
lalu.
Hal ini menjadi salah satu langkah Pintek dalam mendukung perkembangan
pelaku usaha/UKM pendidikan khususnya yang memiliki bisnis pada pengadaan
kebutuhan pendidikan di Indonesia.
Melalui program SIPLah, Pintek terus berkomitmen untuk menjadi salah
satu roda penggerak pendidikan di Indonesia dengan mengajak para pelaku
usaha/UKM pendidikan mengembangkan potensi bisnis yang lebih optimal melalui
proses digitalisasi.
“Kami ingin memaksimalkan dukungan kami kepada seluruh ekosistem
pendidikan di Indonesia termasuk membantu pelaku usaha/UKM pendidikan. Dengan
inovasi pembiayaan yang kami miliki, kami berharap dapat mendorong semangat
pelaku usaha/UKM pendidikan untuk dapat mengembangkan bisnisnya, secara khusus
di masa pandemi ini, dimana sebagian pelaku usaha/UKM pendidikan yang
menghadapi kesulitan dapat memperoleh alternatif solusi keuangan,” tambah Tommy.
“Kami percaya bahwa pada tahun 2022, sektor pelaku usaha/UKM pendidikan
akan semakin berkembang dengan terus meningkatnya literasi keuangan dan
pemanfaatan teknologi. ” tambah Tommy.
Dwi Meidianty, selaku tim Bisnis SIPLah
Telkom juga menambahkan, “Di tengah
pandemi COVID-19, akses pendanaan untuk pelaku usaha/UKM pendidikan menjadi
lebih krusial lagi untuk memastikan mereka dapat tetap bertahan dan
mengembangkan bisnisnya.”
“Kami berharap di tahun depan, pelaku
usaha/UKM yang mengalami hambatan dalam mengembangkan bisnisnya karena
permasalahan modal dapat lebih memanfaatkan layanan pinjaman P2P, tentunya
harus resmi terdaftar dan diawasi OJK sebagai solusi mengisi celah pembiayaan
yang tidak dapat disediakan oleh layanan perbankan, sehingga dapat
memaksimalkan potensi bisnis yang ada pada sektor UKM pendidikan,” tegasnya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer