Penulis: Torik Imanurdin, SPd., M.Pd.
1 Bulan lalu, Dibaca : 172 kali
Oleh Torik Imanurdin, SPd., M.Pd.
(Anggota ICMI ORDA
Cianjur)
Pernyataan
mengejutkan dari Hasto, yang mengklaim memiliki video skandal sejumlah pejabat,
termasuk mantan Presiden Jokowi, membuka babak baru dalam politik Indonesia yang
kian memprihatinkan. Pernyataan ini tidak hanya memperlihatkan wajah buruk
politik ancaman tetapi juga mengaburkan batas antara etika dan kekuasaan.
Jika benar
video-video ini diamankan hingga ke Rusia, pertanyaan yang muncul adalah:
mengapa instrumen seperti ini menjadi senjata politik, dan apa motif di balik
ancaman pengungkapan? Hal ini menjadi ironi besar bagi partai yang selama ini
mengusung jargon "kerakyatan" dan "antikorupsi." Bukankah
seharusnya bukti-bukti korupsi dan penyalahgunaan wewenang digunakan untuk
menegakkan hukum, bukan sebagai alat tawar-menawar politik?
Hasto juga
menyinggung isu-isu kontroversial lainnya, seperti kriminalisasi Anies Baswedan
dan dugaan upaya memperpanjang masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
Pernyataan ini menguatkan persepsi publik bahwa demokrasi kita telah dirusak
oleh permainan kekuasaan dan praktik tidak etis yang melibatkan aktor-aktor
politik utama.
Namun,
implikasinya jauh lebih besar. Jika ancaman ini benar-benar terealisasi, maka
stabilitas politik nasional terancam oleh eskalasi konflik internal di antara
elite-elite politik. Perseteruan antara PDIP dan mantan Presiden Jokowi
menunjukkan bahwa loyalitas dan solidaritas partai dapat terkikis oleh
kepentingan individu atau kelompok.
Publik patut
bertanya, di mana komitmen pada reformasi dan transparansi? Jika benar
skandal-skandal ini ada, mengapa tidak segera diungkap untuk kepentingan
bangsa? Sebaliknya, ancaman ini hanya menunjukkan bahwa politik telah bergeser
menjadi ajang transaksional penuh manipulasi, dengan kepentingan rakyat sebagai
korban utamanya.
Jika kebenaran
adalah tujuan, maka seharusnya tidak ada yang ditutup-tutupi. Politik berbasis
ancaman dan manipulasi hanya akan membawa kehancuran lebih jauh pada demokrasi
kita. Di tengah situasi ini, rakyat perlu lebih waspada dan bersuara lantang
agar kekuasaan tidak lagi digunakan untuk kepentingan segelintir orang.
(29/12/2024)
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer