Penulis: Mansurya Manik
2 Tahun lalu, Dibaca : 1243 kali
Oleh Mansurya
Manik
#pegiat pendidikan
Setelah
kepemimpinan Presiden Joko Widodo di tahun 2024, rakyat Indonesia butuh
pemimpin terbaik dari yang paling baik. Hal ini dibutuhkan untuk menghadapi
dinamika politik global pasca Rusia menganeksasi Ukraina, lalu secara terang
terangan Cina semakin gencar mengklaim dan mengkampanyekan Laut Natuna Utara wilayah
Indonesia menjadi bagian wilayah Cina, serta Amerika yang tidak ingin
kehilangan pengaruhnya dalam tatanan ekonomi global yang tentu saja semua itu akan
berimbas pada stabilitas ekonomi dan politik nasional. Untuk menghadapi itu
semua, rakyat Indonesia harus memiliki pemimpin unggul dengan karakter yang
kuat seperti pohon kebaikan (kasyajarotin
thoyyibatin ashluhaa tsaabitun wafar’uhaa fissamaai) akarnya kuat
menghunjam ke bumi dan dahannya rindang menjulang tinggi ke langit menghasilkan
buah lebat yang dapat dinikmati dan menaungi siapa saja yang membutuhkannya.
Bahasa
sederhananya rakyat Indonesia harus memiliki “Pemimpin yang berdiri di segala
golongan memayungi semuanya”. Inilah philosofische
gronslag dari berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengarkan kembali
Sumpah Pemuda para pendiri Negara Indonesia, para pemuda yang berlatar belakang
adat budaya, agama, suku bangsa yang berbeda beda kemudian bersumpah dibawah
ancaman senjata penjajah Belanda untuk bersatu mendirikan satu negara baru,
Negara Indonesia sebuah negara yang belum ada sebelumnya, sebuah negara dengan
cita cita “berdiri di segala golongan memayungi semuanya”. Inilah sumpah keramat, barang siapa melanggarnya
akan terkena tulah mempertanggung jawabkan perbuatan pelanggaran sumpah itu di
hadapan arwah para pendiri negara yang telah berjuang dengan harta, darah dan
nyawa untuk terwujudnya Indonesia merdeka; ”Kami putra dan putri Indonesia,
mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia, Kami putra dan putri
Indonesia mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia, Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.
Simak dan
dengarkan kembali pidato Bung Karno di hadapan sidang Dokuritu Zyunbi Tyoosa-kai
(BPUPKI) ketika Dr KRT Radjiman Wedyodiningrat Ketua Dokuritu Zyunbi Tyoosa-kai
(BPUPKI) meminta peserta rapat menyampaikan buah pikiran atas pertanyaannya “
apa dasar Negara Indonesia jika kelak merdeka ?. Dalam pidatonya Bung Karno
menyampaikan : ”… sama mencari kita bersama persatuan philosofische gronslag,
mencari satu weltanschauung yang kita semua setuju. Saya katakana lagi setuju,
yang saudara Yamin setujui, yang Ki Bagoes setujui, yang Ki Hajar setujui, yang
saudara Sanoesi setujui, yang saudara Abikoesno setujui, yang saudara Lim Koen
Hian setujui, pendeknya kita semua mencari satu modus. Tuan Yamin, ini bukan
compromise, tetapi kita bersama sama
mencarai satu hal yang kita bersama sama setujui. Apakah itu ?. pertama
tama saudara saudara , saya bertanya : apakah kita hendak mendirikan Indonesia
merdeka untuk sesuatu orang, untuk sesuatu golongan ?. mendirikan negara
Indonesia merdeka tetapi sebenarnya hanya untuk mengagungkan satu orang, untuk
memberi kekuasaan kepada satu golongan kaya, untuk memberi kekuasaan pada satu
golongan bangsawan? Apakah maksud kita begitu? Sudah tentu tidak !. Baik
saudara saudara yang bernama kaum kebangsaan disini, maupun saudara saudara
yang dinamakan kaum Islam, semuanya telah mufakat, bahwa bukan demikian kita
punya tujuan. Kita mendirikan suatu negara semua buat semua..!”
Renungkanlah
kembali peristiwa yang sangat genting pada tanggal 18 Agustus 1945 tentang amandemen Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ketika Ki Bagoes Hadikoesoemo tokoh Islam
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada waktu itu, yang sangat keras mempertahankan
kalimat “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk
pemeluknya”. Karena sikap kenegarawanan beliau lalu bersedia mengubah kalimat
tersebut menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Ki Bagoes Hadikoesoemo ingin Negara
Kesatuan Republik Indonesia ada di atas segala golongan memayungi semuanya.
Inilah philosofische
gronslag, satu weltanschauung, fondasi utama tegaknya Negara Indonesia, dan
pemimpin yang mampu memperkokoh fondasi utama inilah yang dibutuhkan rakyat
Indonesia. Berdasarkan rekam jejak yang dapat di lihat di mesin pencarian
berita, Ganjar Pranowo memiliki nilai
rata-rata diatas bakal Calon Presiden Republik Indonesia 2024 yang lain.
Wallahua’lam
bish-showab.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer