Penulis: Dun/Editor: Mbayak Ginting
5 Tahun lalu, Dibaca : 1517 kali
BEKASI, Medikomonline.com – Dewan Pimpinan
Daerah (DPD) Partai Golkar Kabupaten Bekasi resmi menutup pendaftaran bakal
calon wakil bupati Bekasi, Selasa (2/7/2019) lalu.
Sebanyak
18 orang terdiri dari 9 politisi, 2 birokrat, 2 mantan birokrat, 2 kepala desa,
1 pengusaha dan 2 wiraswasta ikut ambil bagian dalam pencalonan Wabup Bekasi
tersebut.
Mereka
ini bakal bersaing mendampingi Bupati Bekasi sisa masa jabatan 2017-2022, Eka
Supria Atmaja. Lantas, sosok seperti apa yang pantas mendampingi Eka Supria
Atmaja?
Tokoh
masyarakat Cikarang Utara Amung Sutisna menilai duet kepemimpinan
politisi-birokrat cukup ideal untuk memimpin Kabupaten Bekasi. Pasalnya,
politisi-birokrat dinilai sebagai kombinasi yang tepat antara politisi yang
memiliki dukungan mesin partai dengan birokrat yang memahami seluk beluk
pemerintah dan cenderung lebih dikenal masyarakat.
"Jika
Kabupaten Bekasi ingin maju, sebaiknya Bupati Eka Supria Atmaja harus
didampingi wakil bupati dari birokrasi yang memiliki kinerja dan latar belakang
lapangan yang populer dan akseptabilitasnya bagus," ujar Amung kepada
Medikomonline, Kamis (4/7/2019).
Ada
beberapa alasan mengapa birokrat dinilai tepat mendampingi politisi di
Kabupaten Bekasi. Salah satunya adalah latar belakang sosok birokrat memiliki
kemampuan memahami aspirasi masyarakat tentang kemajuan dan pelaksanaan
pembangunan.
"Birokrat
adalah orang yang langsung terjun dalam pelaksanaan pembangunan, jadi dia yang
tahu bagaimana persepsi masyarakat. Demikian pula dari calon yang berlatar
belakang pengusaha, maupun birokrasi sendiri yang perlu menggandeng orang
partai," cetusnya.
Selain
menyoroti pentingnya kombinasi yang tepat untuk memimpin Kabupaten Bekasi,
Amung Sutisna yang merupakan Ketua Umum PSSI Kabupaten Bekasi juga menyoroti
munculnya calon wakil bupati dari luar Bekasi.
Amung
menolak tegas kehadiran kandidat tersebut. Alasannya, dia mengaku khawatir
cawabup dari luar Bekasi tidak memiliki komitmen ke-Bekasi-an.
"Seorang
pemimpin dituntut memiliki nilai-nilai kepemimpinan kultural, yaitu
kepemimpinan yang bekerja atas kesadaran nilai-nilai budaya. Masih banyak
putra-putri Bekasi yang kreatif dan inovatif untuk membangun Kabupaten
Bekasi," ucapnya.
Bagaimana
dengan pandangan bahwa wakil bupati harus memiliki latar belakang Nahdatul
Ulama (NU) mengingat Kabupaten Bekasi merupakan basis NU yang cukup kuat,
pengurus Kadin ini berpendapat saat ini pandangan tersebut tidak lagi berlaku
di daerah yang terkenal dengan industri terbesar di Asia ini.
Amung
meyakini, siapa pun yang berani maju sebagai calon wakil bupati di Kabupaten
Bekasi hampir pasti memiliki kedekatan hubungan dengan NU. "Apakah kader
NU, pengurus NU atau bukan saat ini di Kabupaten Bekasi tidak signifikan.
Karena kita meyakini siapa pun yang berani menjadi calon wakil bupati sudah
pasti dirinya adalah orang NU, kader NU, atau keturunan orang NU,"
ujarnya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer