Penulis: Dadan Supardan
3 Tahun lalu, Dibaca : 1557 kali
BANDUNG,
Medikom
– Ketua Panitia Pelaksana Kongres
Sunda Avi Taufik Hidayat meyampaikan representasi suku bangsa masih terus
menjadi masalah dalam sistem politik Indonesia. Menurutnya, Indonesia didirikan
bukan oleh suku bangsa. Bukan didirikan oleh gabungan suku bangsa. Oleh karena
itu sampai hati ini representasi suku bangsa terus menjadi masalah dalam sistem
politik kita.
“Sejauhmana suku bangsa ini merepresentasikan
dirinya menjadi bangsa Indonesia,” tutur Avi saat menyampaikan sambutannya pada acara Refleksi Kebangsaan
Akhir Tahun 2020: Merajut Komitmen Berkearifan Budaya Daerah Untuk Kebaikan
Bangsa Dalam Bingkai NKRI, Minggu (27/12/2020) di Hotel Sutan Raja Soreang
Kabupaten Bandung.
Dikatakan, bangsa ini akan maju kalau berhasil
membentuk dan membangun jiwanya. Jiwa bangsa Indonesia ada pada adat istiadat
yang sudah diruwat ribuan tahun oleh nenek moyang. Dia ada pada adat istiadat
setiap suku bangsa.
“Itulah sebetulnya jiwa bangsa. Bangsa ini akan
kembali menjadi bangsa yang besar apabila suku bangsa merepresentasikan
dirinya. Karena setiap suku bangsa memiliki masa silam sebagai negara yang
besar. Memiliki masa silam sebagai bangsa yang besar jauh sebelum NKRI berdiri,”
ujar Avi.
Untuk itu, tambahnya, setiap suku bangsa harus
kembali kepada jati dirinya yang asli. Representasi diri yang menjadikan jiwa
besar bangsa ini. Antara satu suku bangsa dengan suku bangsa yang lain bersatu.
Jika ingin menjadi bangsa yang besar, maka suku bangsa harus kembali pada jati
dirinya yang asli. Harus kembali pada adat istiadatnya yang asli.
Namun Avi mengakui hal itu menjadi suatu hal yang masih
sangat jauh yang harus diraih sebagai suku bangsa.
“Itu adalah suatu hal yang sulit. Yang berat sekali.
Karena suku bangsa saat ini tidak hadir secara seimbang di dalam sistem politik
kita. Sistem politik kita masih berat pada partai politik,” imbuhnya.
Terkait DPD RI yang merepresentasikan kultural dari
daerahnya masing-masing sebagai semangat adat isatiadat masa asilam bangsa, Avi
berharap agar dapat memberikan cahaya pada masa depan bangsa. Oleh karena itu,
ia menekankan agar DPD RI diberi tempat sehingga memiliki ruang yang cukup sama
seperti partai politik.
Di akhir sambutannya, Avi menuturkan refleksi ini
bukan sekadar pemanis kata-kata. Akan tetapi merupakan kesungguhan hati dari
setiap suku bangsa untuk membidik masa depan bangsa yang jauh lebih cerah.
Untuk memberi kepastian kapan kesejahteraan itu akan hadir. Kapan mencerdaskan
kehidupan bangsa itu akan terwujud.
“Apakah lima tahun lagi atau 10 tahun lagi. Negeri
ini sudah cukup lama merdeka. Namun cita-cita yang kita inginkan hingga hari
ini belum juga terwujud. Kirta semua suku bangsa ingin selamanya bersatu
memberikan sesuatu yang terbaik pada masa depan bangsa ini. Sehingga cita-cita
didirikannya negara ini lekas terwujud,” imbuhnya.
Hadir
tokoh lokal dan nasional
Panitia Kongres Sunda menggelar kegiatan Refleksi
Kebangsaan Akhir Tahun 2020: Merajut Komitmen Berkearifan Budaya Daerah Untuk
Kebaikan Bangsa Dalam Bingkai NKRI, Minggu (27/12/2020) di Hotel Sutan Raja
Soreang Kabupaten Bandung.
Acara dipandu oleh Moderator Erwin Kustiman secara
langsung dan virtual menghadirkan sejumlah tokoh lokal dan nasional. Di
antaranya Ir AA La Nyalla Mahmud Mattalitti (Ketua DPD RI), Prof. Dr. H. Jimly
Asshiddiqie SH (Anggota DPD RI dari DKI Jakarta), Sultan Bachtiar Najamudin SIP
MSi (Wakil Ketua DPD RI, juga anggota DPD RI Provinsi Bengkulu), H Fachrul Razi
MIP (Anggota DPD RI Provinsi Aceh), Dr H Aliman Sori SH MHum MM (Anggota DPD RI
Provinsi Sumatera Barat), Gusti Kandjeng Ratu Hemas (Anggota DPD RI Provinsi
DIY), Anak Agung Gde Agung SH (Anggota DPD RI Provinsi Bali), Dr Filep Wamafna
SH Mhum (Anggota DPD RI Provinsi Papua Barat), Dra Hj Eni Sumarni MKes (Anggota
DPD RI Provinsi Jawa Barat) dan Pemikir Kebangsaan dan Kenegaraan Yudi Latif
PhD.
Di lokasi kegiatan juga dipenuhi para tokoh Sunda
yang antusias berkomitmen mensukseskan Kongres Sunda yang akan digelar 2021
mendatang. Beberapa tokoh lainnya yang diundang di antaranya Ir. Sarwono
Kusumaatmadja, Irjen (Purn) Ronnie F Sompie (Tokoh Minahasa), Prof Dr M Uhaib
(Tokoh Kalimantan Timur), H Lalu Putria SPd MPd, Datu Silendeng Lombok (Ketua
FSKN NTB), Prof Dr Ir Kadarsah Suryadi, dan Erry Riyana Harjapamekas (Mantan
Wakil Ketua KPK).
Pada acara tersebut Ir AA La Nyalla Mahmud
Mattalitti menyampaikan paparannya sebagai keynote speaker. Sementara Yudi
Latif PhD sebagai pemateri begitu lantang menyampaikan pemikiran kebangsaannya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer