Loading

Fileski dan Gusdurian Madiun Hadiri Perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di Gereja Golang, Madiun


Penulis: Erna Winarsih Wiyono
2 Bulan lalu, Dibaca : 362 kali


Perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di Gereja Golang, Madiun

Madiun, 4 Januari 2025 – Perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 yang diselenggarakan di Gereja Kristen Jawi Wetan Jemaat Madiun, Dusun Golang, Desa Kuwiran, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, berlangsung dengan penuh kemeriahan dan semangat kebersamaan.

 

Acara yang dimulai pukul 09.00 pagi ini mengusung tema "Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem" (Lukas 2:15).

 

Kegiatan ini turut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan dari Gusdurian Madiun yakni Haris Saputro selaku koordinator, Titus Tri Wibowo dan Apoung Purwanto sebagai anggota, dan Fileski Walidha Tanjung, seorang penyair nasional yang juga bagian dari tim Gusdurian. Kehadiran mereka atas undangan Ketua Pelaksana Dkn. Marsidi dan Ketua Panthan Golang, Pnt. Parinem, bertujuan menyebarkan semangat kerukunan dan toleransi antarumat beragama.

 

Acara diawali dengan pujian lagu rohani, pembacaan risalah Natal, sambutan Ketua Panitia, dilanjutkan sambutan oleh Camat Kare. Selanjutnya, Pendeta Brahm Kharismateus, SS, M.Div, M.Th menyampaikan pesan Natal dengan penuh penghayatan, diikuti prosesi penyalaan lilin Natal sebagai simbol harapan dan perdamaian. Prosesi ini melibatkan lintas pemuka agama, perangkat pemerintahan, tokoh masyarakat, dan perwakilan Gusdurian Madiun.

Pada kesempatan tersebut, Fileski turut memberikan kontribusi istimewa melalui pembacaan puisi bertajuk "Sajadah dan Salib", sebuah karya yang sarat dengan pesan toleransi.

 

Fileski membacakan puisinya dengan penuh penghayatan, membuat para hadirin larut dalam makna dan spirit persaudaraan yang ia sampaikan.

 

“Saya percaya, toleransi bukan hanya sekadar seruan, melainkan tindakan nyata untuk saling memahami dan menghargai.

 

Puisi adalah bahasa jiwa yang mampu menjembatani perbedaan, dan saya merasa terhormat bisa berbagi pesan perdamaian di momen yang indah ini,” tutur Fileski kepada redaksi.

 

Setelah pembacaan puisi, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Madiun menyampaikan orasi nasionalisme yang menguatkan pentingnya persatuan di tengah keberagaman. Acara kemudian ditutup dengan ramah tamah, makan bersama, dan pembagian doorprize yang semakin mempererat kehangatan suasana.

 

Haris Saputro, Koordinator Gusdurian Madiun, turut menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya acara ini. “Kami berterima kasih atas undangan ini. Perayaan seperti ini menunjukkan bahwa toleransi bukan hanya slogan, tetapi sudah menjadi nafas kehidupan bermasyarakat di Madiun. Semangat yang diajarkan Gus Dur terus menjadi inspirasi kami untuk menjaga keharmonisan, melawan fanatisme, dan menjadi bagian dari solusi untuk menciptakan perdamaian,” ujar Haris.

 

Edi Kriswanto, salah satu tokoh masyarakat, juga mengungkapkan apresiasinya. “Kehadiran Gusdurian membawa warna baru dalam perayaan ini. Semangat toleransi yang mereka bawa sangat membantu membangun harmoni lintas agama, menjaga nilai-nilai kebangsaan, dan menjadi inspirasi bagi kita semua,” tuturnya.

 

Perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 ini tidak hanya menjadi momentum keagamaan, tetapi juga perwujudan harmoni dalam keberagaman, sebagaimana cita-cita luhur bangsa Indonesia.

 

Sajadah dan Salib

Puisi Fileski Walidha Tanjung

 

Langit biru tanpa sekat-sekat 

sajadah terhampar luas

dan salib menjulang tinggi ke atas

di antara cakrawala doa-doa

Angin bertanya: "Kemana arah doamu itu mengudara?" 

Ia mengantarkan kepasrahan menuju kedamaian

Ia menyampaikan keikhlasan menuju

yang tanpa pilih kasih. 

 

 

Jangan kau titipkan dingin pada angin, 

sebab ia tak pernah kenal rumah,

ia hanya kenal perjalanan. 

Seperti diriku dan dirimu— 

dua hati dengan kitab yang berbeda, 

tapi doa kita

sama-sama menanam keteduhan.

 

 

Jika engkau adalah matahari, 

jangan biarkan pepohonan meranggas

Jika engkau adalah gunung

maka jadilah bayang-bayang. 

Karena tanpa bayang-bayang, 

matahari hanya kesepian di puncak

kesombongan.

 

Erna Winarsih Wiyono


Tag : No Tag

Berita Terkait