Penulis: Manah/Agus - Editor: Mbayak Ginting
4 Tahun lalu, Dibaca : 1058 kali
BOJONGMANGU, Medikomonline.com - Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bekasi bekerjasama dengan
Pemerintah Desa Bojongmangu serta Yayasan Patriot Bambu mengadakan pelatihan
pengolahan bambu yang diikuti sekitar 50 pengrajin bambu dari Desa Bojongmangu
dan Karangmulya Kecamatan Bojongmangu.
Kegiatan
pelatihan tersebut dilaksanakan di aula Desa Bojongmangu yang berlangsung tiga
hari, mulai Senin sampai Rabu (16-18 November 2020).
Kepala
DPMD Kabupaten Bekasi Hj Ida Farida mengatakan, dijadikannya lokasi pelatihan
dan pengolahan bambu, karena wilayah Bojongmangu memiliki sumber daya alam yang
unik yakni hutan bambu.
Saat
memasuki wilayah Bojongmangu, kata Ida, sudah terlihat keindahan yang eksotis
dan sejuk serta asri di mana banyak pohon bambu yang rindang nan hijau.
"Sumber
alam atau bahan bakunya melimpah yakni pohon bamboo. Jika diolah dan dikelola
oleh ahlinya akan memiliki harga jual yang tinggi, bahkan bisa menjadi nilai
tambah penghasilan masyarakat Bojongmangu," ujar Ida Farida kepada Medikomonline.com, Senin (16/11/20).
Pihaknya
berharap, para peserta yang mengikuti pelatihan kerajinan olahan bambu bisa
menjadi pelopor dan bisa berbagi ilmu kepada warga lainnya. Tapi saat mengikuti
pelatihan ini, jangan puas diri, gali terus dari narasumber, sampai terampil
dan mumpuni.
"Saya
inginkan semua peserta agar bisa mengikuti kegiatan pelatihan ini dengan baik,
dan bisa berbagi ilmu kepada yang lain, sehingga bisa mengangkat perekonomian
masyarakat Bojongmangu khususnya dan juga Kabupaten Bekasi," ujarnya.
Sementara
itu, instruktur dari Yayasan Patriot Bambu, Ahmad Djaelani mengatakan, materi
pelatihan yang diberikan kepada peserta difokuskan untuk membuat sepeda dari
bahan bambu, karena dinilainya lebih unik dan lebih menjual.
"Momentumnya
juga tepat, karena sekarang ini sepeda sedang hit lagi di masyarakat, makanya
para peserta kita beri pelatihan membuat sepeda bambu," kata Djaelani.
Dirinya
menyebutkan, untuk membuat sepeda dari bambu memang perlu kesabaran dan butuh
waktu agak lama, yakni sekitar tiga minggu.
"Tapi
sebanding dengan nilai jualnya yang tinggi, yang bisa mencapai jutaan
rupiah," tambahnya.
Kepala
Desa Bojongmangu, Ibut Jari menambahkan, sejak dulu pohon bambu di desanya
memang menjadi salah satu sumber penghasilan warga selain bertani.
"Tapi selama ini warga lebih suka menjual
bambu langsung dari kebun tanpa di olah, jadi nilai ekonomisnya tidak begitu
besar," tutupnya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer