Penulis: Mbayak Ginting
4 Tahun lalu, Dibaca : 821 kali
BANDUNG, Medikomonline.com -
Investasi merupakan mesin ampuh yang dapat mempercepat pemulihan ekonomi Jawa
Barat (Jabar) yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.
Oleh
karena itu, Jabar berkomitmen meningkatkan investasi dan mempertahankan
predikat Jabar sebagai provinsi terdepan dalam investasi.
Gubernur
Jabar Ridwan Kamil mengatakan hal tersebut saat membuka West Java Investment
Summit (WIJS) 2020 dari Hotel Savoy Homann Kota Bandung, Senin (16/11/2020).
WJIS
2020 dilaksanakan berbeda dari tahun sebelumnya. Pandemi COVID-19 membuat acara
yang diikuti sebanyak 700 investor ini dilangsungkan melalui telekonferensi
secara online.
Konsep
acara yang disuguhkan pun sangat futuristik, dengan mengusung tema “Invest in
West Java for Better Future: Live, Work, and Play”.
“Potensi
beberapa wilayah di Jabar memiliki banyak alasan yang sangat kuat bagi para
investor untuk menanamkan modal, meskipun saat ini masih dalam situasi pandemi
COVID-19. Terlebih yang paling penting adalah infrastruktur berkualitas bisa
hadir di Provinsi Jabar,” kata Kang Emil saat menjadi keynote speaker pada
acara WJIS 2020.
Menurut
Kang Emil - sapaan Ridwan Kamil - kekuatan lain yang dimiliki oleh Pemda Provinsi
Jabar adalah kualitas sumber daya manusia. Rata-rata SDM masyarakat Jabar
selalu memiliki kegigihan yang tinggi untuk berdaya saing dan sangat
berkualitas di berbagai bidang.
“Jabar
merupakan wilayah yang paling kompetitif dan produktif di Indonesia, dan saya
yakin bisa bersaing dengan negara tetangga, semacam Thailand serta Vietnam,”
tutupnya.
Di
tempat yang sama, Kepala BI Perwakilan Jawa Barat Herawanto mengatakan, WJIS
2020 merupakan momen tepat untuk menyiapkan fondasi kuat setelah pandemi
COVID-19. “Ini saat yang tepat, maka dari itu semua pihak harus mendukung,”
katanya.
Menurut
catatat BI, pertumbuhan ekonomi Jabar mengalami perbaikan dari asalnya triwulan
II/2020 minun 11 persen kini di triwulan III minus 8,95 persen. “Kuncinya ada
di pemerintah kabupaten/kota, bagaimana mereka menyediakan regulasi yang
mempermudah proyek-proyek ini,” kata Herawanto.
Kemudahan
berinvestasi yang di antaranya dilakukan melalui adaptasi kebiasaan baru,
otomatis akan mendorong tingkat konsumsi rumah tangga.
“Dengan
realisasi (investasi) cepat, akan meningkatkan konsumsi rumah tanggga yang
sebelumnya anjlok atau minus 5,92 persen, tapi setelah pelonggaran PSBB menjadi
minus sekitar 2 persen,” sebut Herawanto.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer