Penulis: Dadan Supardan/Ginting
5 Tahun lalu, Dibaca : 1269 kali
BANDUNG, Medikomonline.com – Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Dra Hj Lia Embasari MPd membuka secara resmi kegiatan Bimbingan Teknis Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Koperasi, Kamis (26/9/2019) di Hotel Savoy Homann Bandung.
Menyampaikan sambutan tertulis Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Drs Kusmana Hartadji MM, Lia mengatakan koperasi harus diperhatikan dan dibantu oleh pemerintah supaya semakin maju.
Apalagi, ujar Lia melihat perkembangan koperasi khususnya di Jawa Barat sekarang ini masih banyak yang stagnan, baik dari sisi kelembagaan maupun usaha. “Apabila tidak segera ditindaklanjuti, maka dikhawatirkan badan usaha ini akan tertinggal dan gampang sekali tereliminasi,” tuturnya.
Dikatakan, untuk meningkatkan kualitas koperasi, pemerintah dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM tengah menggulirkan program reformasi total koperasi. Makanya, dari 200 ribu lebih koperasi, sekitar 62 ribu koperasi yang tidak aktif sudah dikeluarkan dari data base.
Program selanjutnya, tambah Lia adalah reorientasi koperasi. Kini, Kemenkop lebih mementingkan kualitas daripada jumlah koperasi. Jadi, lebih baik sedikit tapi sehat dan berkualitas.
“Yang wajib itu jumlah anggotanya bukan koperasinya. Bukan jumlah badan usahanya. Makin banyak jumlah anggotanya, maka makin berkualitas koperasi tersebut,” ungkapnya seraya menegaskan, koperasi harus hidup dan berkualitas agar bisa menghidupkan masyarakat.
Program yang terakhir, ditegaskan Lia adalah pengembangan koperasi untuk memperkuat koperasi dari sisi kelembagaan. Intinya, sebagai basic fundamental sebelum melangkah pada kegiatan lain, pengurus harus mampu mengorganisir kelembagaan koperasi. Hal ini sebagai upaya untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan, kinerja atau kondisi tertentu dalam melaksanakan suatu tugas atau kerja tertentu.
“Tentunya penerapan SOP sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu dan parameter untuk menilai mutu pelayanan,” imbuhnya.
SOP yang baik, jelas Lia adalah SOP yang mampu menjadikan arus kerja yang lebih baik. SOP menjadi panduan karyawan baru. Terjadi penghematan biaya, memudahkan pengawasan serta mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang berkaitan dalam sebuah organisasi.
“Harapan kami setelah mengikuti bimbingan teknis ini, para peserta mampu menerapkan ilmu yang didapat di sini, di koperasinya masing-masing sehingga nanti tidak ada alasan klasik pengurus tidak bisa membuat SOP,” ujarnya.
Sementara Ketua Panitia yang juga Kepala Seksi Badan Hukum dan Organisasi Koperasi Hj Imas Srijuniaty SE MM menyampaikan tujuan kegiatan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi primer dan sekunder tingkat Provinsi Jawa Barat. Selain itu, untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan pengurus koperasi mengenai penyusunan SOP koperasi.
Kegiatan yang bekerja sama dengan Trijari Institute sebagai narasumber, imbuh Imas diikuti oleh 120 orang peserta, pengurus koperasi primer dan sekunder tingkat Provinsi Jawa Barat.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer