Penulis: Mbayak Ginting
4 Tahun lalu, Dibaca : 906 kali
BANDUNG,
Medikomonline.com – Gerakan Komando Strategis Pembangunan
Pertanian (Kostratani) resmi diluncurkan di Jawa Barat oleh Gubernur Jawa Barat
Ridwan Kamil, bersama Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
(BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi. Peluncuran ini disiarkan secara live streaming di Gedung
Pakuan, Bandung, Jawa Barat, Jumat (28/08/2020).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan,
pandemi Covid-19 telah mengubah pola pikir dan orientasi, khususnya mengenai
pertanian.
“Covid-19 mengajarkan kita semua jika pertanian
itu tangguh dan membanggakan kita semua. Hal ini juga mengubah orientasi dan
pola pikir kita semua, termasuk di Jawa Barat. Kita akan jor-joran untuk
meningkatkan ekonomi pertanian di tahun depan. Dan jika mau produktif, kita
harus berani beradaptasi dan memanfaatkan teknologi,” katanya.
Ridwan Kamil mengaku kehadiran Kostratani
sebagai pusat data dan informasi sangat bagus. Sebab, data menjadi salah satu
masalah di Indonesia.
“Salah satu masalah yang kita hadapi adalah
data, karena data yang ada tidak pernah akurat. Sehingga kami akan menyiapkan
Kostrawil untuk mendukung itu. Kostrawil di Jawa Barat akan punya pusat
komando, di dalamnya punya banyak komputer banyak data sebagai komando
ketahanan pangan. Kami juga harus punya neraca ketahanan pangan,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Ridwan Kamil menyebut
tanah Jawa Barat sebagai salah satu yang tersubur di dunia. “Tanah Jawa Barat
sangat subur, tapi produktivitasnya kurang. Berarti pengetahuan dan kemampuan
SDM harus juga ditingkatkan. Karena kalau kita lihat produksi di Thailand dan
Vietnam berbanding lurus antara produksi lahan dan kemampuan SDM-nya. Berarti
itu harus kita lakukan juga,” katanya.
Sementara itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin
Limpo (SYL) mengatakan keberadaan Kostratani harus dimanfaatkan dengan baik.
“Karena Kostratani bukan hanya sebagai tempat
data dan informasi. Kostratani juga menjadi tempat untuk berkonsultasi dan
belajar petani. Mereka bisa mencari tahu apa yang butuhkan untuk meningkatkan
produktivitas,” katanya.
Senada dengan hal teraebut, Kepala Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi
juga menegaskan pentingnya peningkatan kemampuan, pengetahuan, dan skill SDM.
“Berdasarkan hasil penelitian seorang psikolog
dan motivator, bahwa pengungkit terbesar dalam peningkatan produksi pertanian
adalah SDM. Memang ada 3 faktor pengungkit, pertama adalah sarana dan
prasarana, kemudian ada kebijakan dan perundang-undangan, semua hanya berperan
25% untuk produksi. Dan yang paling besar adalah SDM mencapai 50%,” katanya.
Dedi Nursyamsi menyebut hal ini terbukti dengan
melejitnya PDB sektor pertanian, di saat sektor lain terpuruk akibat pandemi
Covid-19.
“Padahal di pemerintah pusat anggaran dipotong.
Akibatnya dari segi biaya dan sarpras tidak terlalu signifikan. PDB pertanian
meningkat karena peran luar biasa petani, poktan, penyuluh, gapoktan yang
berjuang di lahan, di sawah, di kebun, untuk meningkatkan produktivitas,” kata
Dedi, dikutip Medikomonline dari pertanian.go.id.
Dedi menambahkan, pertanian Indonesia punya
Kostratani di tingkat kecamatan. Mengapa kecamatan? Karena gerakan pertanian
ada di sawah, ada di kebun, di ladang. Berarti gerakan perkembangan pertanian
harus dimulai dari sawah, kampung, desa, dan kecamatan.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer