Loading

Jalan Kuningan-Sidareja Banyak Rusak, Satker PJN III Jabar Diduga Berpihak pada Kontraktor


Penulis: IthinK/Editor: Mbayak Ginting
4 Tahun lalu, Dibaca : 1329 kali


Pekerjaan konstruksi Jalan Kuningan-Sidareja telah banyak sekali mengalami kerusakan berupa aspal badan jalan yang retak dan berlubang serta dinding penahan tanah yang ambruk. (Foto: Medikom)

BANDUNG, Medikom – Jalan Kuningan-Sidareja hasil Paket Lanjutan Penanganan Jalan Kuningan-Sidareja yang dikerjakan oleh CV. Silih Wangi telah banyak mengalami kerusakan. Paket Lanjutan Penanganan Jalan Kuningan-Sidareja ini baru selesai dikerjakan oleh CV. Silih Wangi pada akhir tahun 2019 lalu dengan nilai kontrak Rp7,9 milyar.

Paket Lanjutan Penanganan Jalan Kuningan-Sidareja tahun 2019 ini merupakan lanjutan dari Paket Peningkatan Jalan Cipasung-Mandapajaya-Kuta Agung (Kuningan-Sidareja) Tahun Anggaran 2018 lalu. Pelaksanaan Paket Lanjutan Penanganan Jalan Kuningan-Sidareja ini berada di bawah Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah (Satker PJN) III Provinsi Jawa Barat yang dipimpin Permana Adi Santosa.

Berdasarkan pantauan Redaksi Koran Medikom di lapangan pada tangal 05 Februari 2020 lalu, hasil pekerjaan konstruksi Paket Lanjutan Penanganan Jalan Kuningan-Sidareja tahun anggaran 2019, ditemuakan telah banyak sekali terjadi kerusakan jalan berupa aspal badan jalan yang retak dan berlubang. Selain itu, dinding penahan tanah pada pekerjaan konstruksi jalan tersebut juga telah ambruk.

Sebelumnya, pantauan Redaksi Koran Medikom pada 12 Juni 2019 lalu, pelaksanaan perkerasan aspal tidak dilakukan oleh kontraktor pemenang lelang CV. Silih Wangi, tetapi oleh Hakaaston. Tampak sejumlah alat berat milik Hakaaston yang mengerjakan pengasapalan di lapangan.   

Didin, pengendara sepeda motor yang biasa melintasi Jalan Kuningan-Sidareja tersebut mengatakan kepada Medikom di lokasi kerusakan jalan pada 5 Februari 2020 lalu, dirinya sebagai masyarakat pengguna jalan merasa kecewa dengan hasil pekerjaan konstruksi jalan Satker PJN III Jawa Barat yang telah banyak sekali mengalami kerusakan.

“Pekerjaan konstruksi jalan ini baru selesai tahun 2019 lalu, tapi sudah banyak sekali jalan yang retak dan berlubang. Kondisi jalan yang retak dan berlubang ini berbahaya bagi keselamatan pengendara sepeda motor yang banyak melintasi jalan tersebut,” kata Didin sambil menunjukkan jalan yang berlubang dan retak kepada Medikom.

Kekecewaan yang sama juga disampaikan Wawan kepada Medikom ketika meninjau hasil pekerjaan konstruksi jalan Satker PJN III Jawa Barat pada 5 Februari 2020 di lapangan. “Sebagai pengguna jalan, masyarakat sangat kecewa dengan banyaknya kerusakan jalan tersebut. Intinya, sebagai masyarakat, kami menuntut tanggung jawab pemerintah (Satker PJN III Jawa Barat-red) dengan banyaknya kerusakan jalan tersebut,” kata Wawan.

Wawan menambahkan, masyarakat jangan dijadikan sebagai objek pembangunan semata sehingga pekerjaan konstruksi jalan tersebut kualitasnya asal-asalan. “Di zaman sekarang, masyarakat juga sudah pintar. Sebagai bentuk kekecewaan atas banyaknya kerusakan jalan tersebut, masyarakat juga bisa melaporkan temuan ini kepada kejaksaan atau kepolisian,” katanya mengingatkan.

Menanggapi banyaknya kerusakan jalan tersebut, Arief Budiman selaku Pejabat Pembuat Komitmen 3.4 Provinsi Jawa Barat kepada Medikom, Jumat (6/3/2020) menjelaskan, kerusakan perkerasan aspal dan dinding pasangan batu dalam pekerjaan kontruksi jalan tersebut mayoritas diakibatkan oleh stabilitas tanah pada area tersebut yang belum mantap. “Sangat diperlukan penyelidikan lanjutan terkait kondisi geoteknik pada area tersebut dan ditambah curah hujan yang tinggi,” kata Arief.

Jika stabilitas tanah yang belum mantap dijadikan sebagai penyebab mayoritas kerusakan pekerjaan konstruksi jalan Lanjutan Penanganan Jalan Kuningan-Sidareja tahun 2019,  penjelasan Arief Budiman ini dinilai bertolak belakang dengan kondisi pekerjaan konstruksi jalan Paket Peningkatan Jalan Cipasung-Mandapajaya-Kuta Agung (Kuningan-Sidareja) Tahun Anggaran 2018 yang kondisinya masih mantap. Padahal lokasi pekerjaan konstruksi jalan Paket Peningkatan Jalan Cipasung-Mandapajaya-Kuta Agung (Kuningan-Sidareja) tahun 2018 yang juga dilaksanakan Satker PJN III Jawa Barat, masih satu area dengan pekerjaan konstruksi jalan Lanjutan Penanganan Jalan Kuningan-Sidareja tahun 2019.

Dengan mengkambinghitamkan stabilitas tanah yang belum mantap dijadikan sebagai penyebab mayoritas kerusakan pekerjaan konstruksi jalan Lanjutan Penanganan Jalan Kuningan-Sidareja,  Satker PJN III Jawa Barat dan Pejabat Pembuat Komitmen 3.4 Provinsi Jawa Barat Arief Budiman diduga berpihak kepada kontraktor dan terindikasi melindungi kepentingan kontrakor CV. Silih Wangi.

Jika Pejabat Pembuat Komitmen 3.4 Provinsi Jawa Barat objektif menguraikan penyebab kerusakan aspal badan jalan Lanjutan Penanganan Jalan Kuningan-Sidareja yang retak dan berlubang serta dinding penahan tanah yang ambruk, tidak tertutup kemungkinan juga diakibatkan kualitas konstruksi pekerjaan kontraktor CV. Silih Wangi yang tidak maksimal. Apalagi dalam pelaksanaan perkerasan lentur/aspal, tidak dilakukan sendiri oleh kontrakor CV. Silih Wangi, melainkan oleh Hakaaston. 

Tag : No Tag

Berita Terkait