Penulis: Dadan Supardan
1 Hari lalu, Dibaca : 54 kali
BOGOR – Sehari setelah melakukan peninjauan ke Panti Wreda Salam Sejahtera di bawah naungan Yayasan Kasih Mulia Sejahtera, Kantor Wilayah Kementerian Hak Asasi Manusia (KemenHAM) Jawa Barat melanjutkan langkah klarifikasi dengan mendatangi Polsek Bogor Utara pada Kamis (16/10/2025). Langkah ini dilakukan untuk memperoleh keterangan resmi dari kepolisian yang menangani dugaan penyekapan tujuh pekerja asal Nusa Tenggara Timur (NTT) di panti tersebut.
Kepala Kanwil
KemenHAM Jawa Barat, Hasbullah Fudail, menjelaskan bahwa pihaknya perlu melihat
situasi secara menyeluruh, termasuk mendengar keterangan langsung dari penyidik
yang memediasi peristiwa tersebut. Ia menuturkan bahwa para pekerja yang diduga
menjadi korban merupakan tenaga perawat lansia yang direkrut melalui CV
Pancaran Kasih Abadi, lembaga penyalur tenaga kerja yang berlokasi di Bekasi,
dan kemudian ditempatkan di Panti Wreda Salam Sejahtera.
Sementara itu,
laporan awal ke kepolisian diketahui berasal dari Marta, yang bukan bagian dari
pihak yayasan, melainkan teman dan keluarga para pekerja asal NTT yang
mengeluhkan dugaan perlakuan tidak manusiawi di tempat kerja. Laporan tersebut
kemudian memicu pemeriksaan lanjutan oleh Polsek Bogor Utara.
Dari hasil
koordinasi dengan penyidik Polsek Bogor Utara, Achmadi, diketahui bahwa seluruh
pekerja yang diduga menjadi korban merupakan perempuan. Berdasarkan hasil
pemeriksaan medis, hingga saat ini belum ditemukan bukti adanya penyiksaan
fisik. Salah satu pekerja memang sempat dibawa ke rumah sakit karena
mengeluhkan nyeri di bagian kaki, namun tidak menjalani perawatan berhari-hari
dan telah kembali beraktivitas.
> “Kasus ini
masih dalam tahap pemeriksaan. Saksi dan pelapor ada delapan orang yang sudah
kami ambil keterangannya dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Kami juga masih
menelusuri seluruh keterangan saksi dan mempelajari kemungkinan adanya bukti
pendukung seperti rekaman CCTV,” ujar Achmadi.
Ia menambahkan
bahwa penyebab keluhan sakit pinggang dan kaki pada beberapa pekerja belum
dapat dipastikan secara medis. Pihak kepolisian juga masih menelusuri
keberadaan sejumlah pekerja yang dilaporkan oleh keluarga mereka.
Melalui langkah
ini, Kanwil KemenHAM Jawa Barat menegaskan komitmennya untuk memastikan proses
hukum berjalan secara transparan dan proporsional. Pemantauan terhadap kasus
ini menjadi bagian dari upaya pengawasan terhadap potensi pelanggaran hak asasi
manusia di lingkungan kerja sosial, sekaligus memastikan setiap tenaga
kerja—terutama yang berasal dari luar daerah—mendapatkan perlakuan yang adil
dan manusiawi sesuai prinsip-prinsip HAM.
Kegiatan ini turut
diikuti oleh perwakilan dari Komunitas Pemuda Pelajar Pencinta Hak Asasi
Manusia Jawa Barat (Koppeta HAM Jabar), yakni Muhammad Damar Setyo Kumoro dan
Muhammad Syabril Diandra, yang mendampingi proses klarifikasi sebagai bentuk
dukungan pemuda terhadap pemajuan nilai-nilai kemanusiaan di daerah.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Indramayu Diguncang Gempa Magnitudo 4.4, Kedalaman 280 Kilometer
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back