Loading

Harta Warisan Dijual, Djun Jin Hian (Abot) Akan Mengadakan Perlawanan


Penulis: Fredy Hutasoit/Editor: Mbayak Ginting
1 Tahun lalu, Dibaca : 360 kali


Ilustrasi

PANGKAL PINANG, Medikomonline.com - Djun Jin Hian alias Abot yang tinggal di Bandung semenjak 33 tahun silam mengaku sangat terkejut mendengar bahwa warisan keluarga dari ibunya (alm) telah dijual oleh Tjhin Moy Hie alias Yunus Tanamas yang tak lain adalah pamanya sendiri yang baru diketahui tinggal di Jakarta.

Hal warisan ini telah dijual kepada seorang yang berisial TN alias AN pengusaha tambang yang cukup ternama di Kabupaten Koba Bangka Tengah ketika Abot berkunjung ke salah seorang pamanya Tjhin Nam Kin yang tinggal di daerah Kelapa Gading Jakarta.

Mendapat penjelasan dari Tjhin Nam Kin, Abot dengan beberapa kerabatnya langsung berangkat ke Koba Pangkal Pinang. Hasil setelah menemui anggota keluarga yang tinggal di Koba dan melihat rumah peninggalan kakek dan neneknya telah berubah menjadi bangunan yang cukup megah.

Abot menuturkan, dirinya lahir di Pangkal Pinang dan kakek neneknya tinggal di Jalan Pos Koba Rt 09 Kelurahan Koba Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah yang mempunyai silsilah waris, Tjhin Moy Hie(alm) dan Ng Hian Foen(alm) memiliki keturunan 5 orang anak laki-laki dan 2 anak perempuan yang bernama Tjhin Nam Tjon (alm), Tjhin Swi On (alm), Tjhin Nam Tjhiung (alm), Tjhin San Mey (alm), Tjhin Nam Yung, Efendi Tanamas, dan Tjhin Nam Kin.

Menurut Abot, dari 7 orang anak kakek dan neneknya hanya 3 orang lagi yang masih hidup. Menurut pengakuan Abot kepada wartawan Medikomonline, setelah dirinya mengetahui bahwa harta warisan orangtuanya benar telah dijual oleh salah seorang pamanya, dirinya mencoba menghubungi sang pembeli lewat handphone dan SMS kepada sang pembeli karena pengakuan Abot mengenal TN.

Dari hasil pembicaraan dengan TN, TN bersedia berbicara dengan kekeluragaan dengan Abot, akan tetapi karena AN masih berada di luar kota, TN minta waktu 1 minggu untuk bisa dapat bertemu, akan tetapi selama 2 minggu ditunggu TN tidak kunjung datang. Ketika dicoba dihungi berulang-ulang, AN tidak mau menjawab.

Pengakuan Abot, dirinya sangat kecewa dan merasa dipermainkan oleh TN. ”Saya menunggu di Koba selama 3 minggu. Tadinya saya berharap permasalan ini bisa dibicarakan secara kekeluargaan, karena TN sangat tahu betul silsilah dan mengenal keluarga kakek dan nenek serta paman saya karena sama-sama tinggal di Koba,” ungkap Abot dengan rasa kecewa.

Melihat itikad baik dari TN yang sampai saat ini tidak ada, Abot berencana akan membawa permasalahan ini ke jalur hukum dan telah menunjuk pengacara untuk mengusut tuntas permasalahan ini.

”saya juga bingung dan tanda tanya bagaimana mungkin bisa mengadakan transaksi jual beli harta warisan dilakukan oleh satu orang, sedangkan kami semua tidak pernah tahu dan dilibatkan. Ini jelas ada permainan dan melanggar aturan hukum, selama tidak ada itikad baik dari pihak manapun termasuk dengan paman saya yang telah mengaku anak tunggal dari dari kakek dan nenek saya, untuk menyelesaikan persoalan ini saya akan melaporkan hal ini kepada pihak yang berwajib. Saya sebagai cucu dan keluarga yang lain tidak akan diam,” ungkap Abot.

Hasil penelusuran wartawan Medikomonline di lapangan, bahwa peristiwa jual beli harta warisan yang ada di Koba Kabupaten Bangka Tengah benar telah terjadi. Menurut pengakuan Yunus Tanamas yang ditemui wartawan di rumahnya di daerah Daan Mogot Jakarta, mengkui dengan terus terang apa yang telah dilakukan, bahkan Yunus Tanamal mengaku harta warisan peninggalan orang tuanya tersebut telah dijual kepada TN sekitar 10 tahun yang lalu sebesar Rp1,5 milyar. Dari semenjak merima uang dari penjualan harta warisan dimaksud, dirinya dan keluarganya tinggal di Jakarta.

Ketika ditanya wartawan dasar jual beli dengan pihak TN, Yunus Tanamal menjelaskan bahwa ketika orang tuanya (Tjhin Moy Hie dan Ng Hian Foen) masih hidup, sertifikat sudah dibuatkan atas namanya sendiri (Yunus Tanamal).

Ketika didesak wartawan mengenai silsilah keluarganya yang sebaiknya keluarga yang lain diberitau atau hasil penjulan harta warisan peninggalan dibagi dengan kakak atau adiknya, dirinya hanya mengaku pasrah. ”Saya sekarang kondinya begini dan tidak bisa apa-apa lagi, saya pasrah mau dituntut juga,” imbuhnya.

Di pihak lain informasi yang didapat wartawan di lapangan, bahwa TN adalah sosok yang tidak asing lagi bagi masyarakat Koba. TN adalah bos tambang timah yang sukses. TN adalah Ketua Satuan Tugas (Satgas) penanganan Tambang Timah yang diangkat oleh Pj Gubenur Pangkal Pinang Ridwan Djamaluddin.

Tag : No Tag

Berita Terkait