Penulis: Mbayak Ginting
4 Tahun lalu, Dibaca : 1039 kali
BANDUNG,
Medikomonline.com – Mati
suri Bandara Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati kian pasti setelah
Citilink membuka rute baru dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung.
Hal itu diungkapkan Anggota Komisi IV DPRD
Provinsi Jawa Barat Daddy Rohanady kepada Medikomonline, Senin (17/08/2020)
terkait pembukaan rute baru Citilink dari Bandara Husein Sastranegara ke
beberapa tujuan di luar Jawa. "Sangat disayangkan," kata Daddy.
Daddy menyayangkan keputusan tersebut,
"Pada Hari Kemerdekaan ini mulanya saya berharap mendapat kado istimewa
untuk BIJB Kertajati. Lha kok kebijakannya malah seperti ini?"
Citilink memang membuka rute baru untuk
beberapa rute ke luar Jawa dari Bandara Husein Sastranegara. Penegasan tersebut
disampaikan Dirut Citilink Juliandra. Citilink akan membuka rute dari Bandara Husein
ke Denpasar, Palembang, Pekanbaru, Medan, Balikpapan dan sebaliknya.
"Saya berharap Kertajati diberdayakan
secara lebih optimal. Dengan demikian, bandara kebanggaan Jawa Barat tersebut
akan lebih hidup. Lha kalau begini, pasti hanya akan memperpanjang mati
suri," ujar dewan dari Dapil Cirebon-Indramayu tersebut.
"Mana mungkin Kertajati bisa berkembang
jika rute-rute yang cukup banyak peminatnya tersebut justru berangkat dari
Husein? Kalau kebijakannya seperti ini, pasti Kertajati tak akan berkembang
sampai kapan pun," tegas Daddy.
Tokoh Gerindra Jawa Barat ini mengakui, memang
sejumlah kendala masih harus diselesaikan jika BIJB Kertajati akan dioptimalkan
fungsinya. Bandara yang terletak di Kabupaten Majalengka tersebut memang belum
memiliki beberapa sarana dan prasarana layaknya sebuah bandara
internasional.
BIJB Kertajati hingga saat ini belum memiliki,
atau paling tidak berdekatan dengan sebuah rumah sakit, hotel, pertokoan
besar/mall. Apalagi kalau bandara seluas 1.000 hektare tersebut akan menjadi
embarkasi haji. Asrama haji yang sedang dibangun di Kabupaten Indramayu harus
dipercepat pembangunannya.
Dari sisi potensi, memang BIJB Kertajati
sangat strategis. Betapa tidak, Jabar adalah provinsi yang mengirim jumlah
jamaah haji terbesar setiap tahunnya.
Demikian juga dengan jumlah jamaah umrah dari
27 kabipaten/kota di Bumi Parahyangan itu. Sayangnya, sekali lagi hal itu
terkendala masalah belum tersedianya sarana/prasarana penunjang.
Ditambahkan Daddy, ada satu lagi yang harus
segera diselesaikan, yakni jalan Tol Cisumdawu. Seandainya tol di bagian timur
Jabar tersebut selesai, warga Jabar selatan dari bagian timur tidak perlu lagi
harus melingkar atau berputar ke Cikampek/Karawang.
Mereka tinggal lurus saja dari selatan ke
utara. Waktu tempuh yang dibutuhkan pun akan terpangkas dari 4-5 jam hanya
menjadi 1,5 jam saja.
"Jadi, menurut saya, Tol Cisumdawu harus
segera diselesaikan paralel dengan sarana dan prasarana lain yang dibutuhkan. Itu
semua butuh goodwill pemerintah pusat," pungkasnya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer