Penulis: IthinK
3 Tahun lalu, Dibaca : 788 kali
BANDUNG,
Medikomonline.com
- Berdasarkan Intruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 Tahun 2021,
kini Kota Bandung sudah memasuki level II atau daerah yang memiliki kasus
Covid-19 berisiko rendah.
Meski demikian, masyarakat tidak boleh
euforia, karena ada ancaman gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia yang
diprediksi akan terjadi pada akhir 2021. Untuk mengantisipasi ancaman gelombang
ketiga Covid-19 itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung telah melakukan
berbagai langkah untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19.
Kepala Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Rosye Arosdiani mengatakan, ada tiga
hal penting yang perlu dilakukan untuk menjaga agar kasus Covid-19 tidak
melonjak.
"Pertama yaitu dengan tetap
mempertahankan pola hidup yang berubah yaitu tetap menjalankan 5M,"
paparnya dalam Bandung Menjawab di Auditorium Balai Kota Bandung, Selasa (19
Oktober 2021). 5M memiliki arti menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker,
menjauhi kerumunan, dan mengikuti vaksinasi Covid-19.
Kedua, Dinkes terus masif melakukan 3T
atau testing, tracing dan treatment untuk pelacakan kasus kontak erat, termasuk
melakukan surveilans seperti di sekolah.
Sebab, kata Rosye, sesuai dengan
Intruksi Kementrian Kesehatan, sekolah yang melaksanakan Pembelajaran Tatap
Muka (PTM), maka 10 persennya harus dilakukan random sampling (test acak).
"Artinya dilakukan tes Covid-19 di
sekolah dari berbagai tingkatan secara random. Sampai hari kemarin (Senin, 18
Oktober) kita sudah melakukan sampling kepada 1.512 warga sekolah, mulai dari
siswa dan guru," terang Rosye.
"Juga di puskesmas semua kasus ISPA
dan lili. Artinya yang sakit batuk pilek dilakukan pemeriksaan rapid antigen
maupun PCR, untuk memastikan Covid-19 atau bukan dan itu dilaksanakan di
puskesmas," imbuhnya.
Ketiga, yaitu memeriksa Whole Genome
Sequence (WGS), artinya untuk melacak apakah ada varian baru yang masuk.
Pengecekan dilakukan kepada WNI maupun WNA yang baru tiba dari luar negeri.
Nantinya pada saat mereka tiba di bandara, petugas dari Kantor Kesehatan
Pelabuhan akan melakukan testing ulang kemudian dikarantina selama 5-7 hari.
"Setelah karantina mereka harus PCR
lagi. Kalau dia positif, samplenya dilakukan WGS untuk mencari ada varian baru.
Karena kita khawatir ketika ada orang luar datang ke sini," tuturnya.
Selain itu, Dinkes juga tetap melakukan
pemeriksaan WGS jika ditemukan kasus yang mencurigakan. Misalnya di satu tempat
tiba-tiba ditemukan 9 orang yang positif.
"Itu samplenya kita cek ulang, kemudian yang CT-nya rendah di bawah 25 itu dilakukan WGS. Artinya ketika kasus sudah menurun juga tetap kita lakukan WGS," beber Rosye.
Berdasarkan data yang diperoleh hingga
18 Oktober 2021, sebanyak 99 kelurahan sudah bebas dari kasus konfirmasi aktif,
artinya tersisa 52 kelurahan lagi dengan kasus konfirmasi aktif.
Tetapi meski begitu, terang Rosye, pihaknya
akan tetap melakukan penanganan secara merata untuk memastikan tidak adanya
lonjakan kasus. "Tapi kalau ada kelurahan yang banyak, kita akan lebih
gencar melacak dan mencari tahu penyebabnya," tuturnya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer