Penulis: IthinK
3 Tahun lalu, Dibaca : 763 kali
INDRAMAYU,
Medikomonline.com
– Menjelang rencana pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Wakil Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi Satgas
Penanganan COVID-19 Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil meninjau Gebyar
Vaksinasi COVID-19 bagi pelajar di SMKN 1 dan SMAN 2 Indramayu, Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat, Rabu (1/9/2021).
Di SMKN 1, vaksinasi menyasar 1.200 siswa
kelas 1 sampai 3 termasuk para guru yang belum divaksin. Rata-rata siswa mendapat
suntikan dosis pertama dan dosis kedua bagi sebagian siswa. Begitu juga di SMAN
2, vaksinasi diberikan kepada 700 siswa.
"Kita sedang mempersiapkan anak didik
untuk persiapan minggu depan menggelar pendidikan secara tatap muka," kata
Atalia.
Saat penanganan COVID-19 terus membaik,
Satgas Penanganan COVID-19 Jabar intens mempercepat dan memperluas cakupan
vaksinasi untuk mengejar kekebalan kelompok atau herd immunity akhir 2021. Gebyar vaksinasi bagi pelajar sendiri
bertujuan untuk melindungi siswa pada saat PTM.
"Kita ingin menciptakan herd immunity
dengan cepat khususnya di sektor pendidikan agar pelajar terlindungi pada saat
PTM," kata Atalia.
Atalia dan Bupati Indramayu Nina Agustina ingin
memastikan vaksinasi bagi pelajar sudah dilakukan dengan maksimal. Ia pun
mengapresiasi vaksinasi pelajar yang berlangsung kondusif, nyaman dan semua
siswa mau divaksin.
"Saya ingin memastikan vaksinasi untuk
pelajar sudah dilakukan maksimal dan saya apresiasi selama peninjauan semua
berjalan lancar," ucap Atalia.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan (Disdik)
Jabar Dedi Supandi menuturkan, Disdik sudah meminta sekolah untuk menggelar
PTM. Semua daerah di Jabar kini berada di level 3 dan 2, di mana sekolah sudah
diperbolehkan menggelar PTM terbatas.
Lanjut Dedi, pihaknya mempersilakan orang tua
siswa yang masih khawatir untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). "Sekolah
sudah kita wajibkan untuk menyediakan layanan baik PTM maupun PJJ. Sekarang
kondisi daerah di Jabar ada di level 2 dan 3, maka kita putuskan pembelajaran
tatap muka akan digelar pekan depan," tegas Dedi.
Menurut Dedi, PTM akan digelar secar terbatas
dengan menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Jumlah siswa, waktu belajar,
hingga tata tertibnya akan diatur oleh pihak sekolah namun dengan pengawasan
Satgas COVID-19 setempat. "Kondisinya diatur oleh tiap sekolah karena
judulnya kan PTM terbatas dengan AKB," kata Dedi.
Apabila saat PTM ditemukan siswa atau guru
terkonfiramasi positif COVID-19, maka PTM di sekolah wajib dihentikan sampai
penanganan selesai. "Kalau terjadi kasus maka PTM harus dihentikan
sementara karena kita akan fokus dulu pada penanganan," ucap Dedi yang
ikut mendampingi Wakil Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi Satgas Penanganan
COVID-19 Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer