Loading

Pengalaman Jurnalis Ikut Vaksinasi Covid-19 di HUT Bhayangkara Ke-75 : Rasanya Seperti Digigit Semut, Efeknya Bikin Ngantuk


Penulis: Rohman/Editor: Mbayak Ginting
2 Tahun lalu, Dibaca : 598 kali


Seorang jurnalis media online ikut vaksinasi massal dalam momentum Hari Bhayangkara ke-75.

GARUT, Medikomonline.com - Dalam momentum Hari Bhayangkara ke-75, Polsek Wanaraja, Polres Garut berkomitmen untuk menyukseskan program Presiden Joko Widodo (Jokowi), yaitu target 1 juta vaksinasi dalam sehari di Indonesia.

Dengan menggelar vaksinasi massal secara serentak, terpantau kegiatan vaksinasi dilaksanakan di tiga tempat, yaitu kecamatan Wanaraja, Pangatikan dan Sucinaraja.

Polri dalam momentum Bhayangkara ke-75 berupaya membantu pemerintah daerah yang terus menggelar vaksinasi massal untuk masyarakat umum. Seperti halnya yang dilakukan Polsek Wanaraja dalam membantu pemerintah daerah menyukseskan vaksinasi massal di wilayah hukum Polsek Wanaraja, Sabtu (26/06/2021).

Antusias masyarakat yang ikut program vaksinasi massal ini, terdapat seorang jurnalis dan pekerja media yang ikut menjadi sasaran vaksinasi massal di momentum Bhayangkara ke-75 ini.

Irwi, seorang jurnalis media online dan cetak Harian Garut News yang ikut vaksinasi massal tersebut, menceritakan pengalamannya disuntik vaksin Covid-19.

Ia mengaku pada awalnya takut vaksinasi Covid-19 menimbulkan efek samping alias Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

“Awalnya takut, habis divaksin ada efek sampingnya, karena kita tahu vaksin Covid-19, dibuatnya karena kebutuhan yang sangat mendesak. Kita ini termasuk gelombang pertama yng disuntik vaksin di momentum HUT Bhayangkara ke-75. Ya jadi agak takut,” kata pria yang karib disapa Irwi di lokasi vaksinasi massal di kantor BPP Kecamatan Pangatikan.

Ia memberanikan diri ikut vaksin, karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pejabat lainnya juga telah ikut vaksinasi Covid-19.

Selain itu, agar melindungi diri, keluarga dari penularan Covid-19. Dengan ikut vaksinasi, maka akan membantu terciptanya kekebalan kelompok atau herd immunity.

“Karena sejauh ini belum ada laporan efek samping serius jadi berani. Selain itu dengan keikutsertaan kita, secara tidak langsung melindungi keluarga juga, membantu pemerintah juga ,” katanya.

Ia mengatakan, vaksinasi Covid-19 sama dengan imunisasi pada umumnya. Rasa suntikan seperti digigit semut. Hanya saja usai divaksin, ia tidak merasa pegal seperti yang umumnya terjadi.

“Kalau yang lain, pejabat-pejabat kan bilang usai disuntik hanya pegal sebentar, kalau saya justru malah ngantuk,” kata dia.

Selain ngantuk, kata dia vaksinasi Covid-19 juga membuat nafsu makannya bertambah. Padahal sebelum dan sesudah vaksin ia menyantap makanan. “Bawaannya lapar terus, padahal sudah dua kali makan,” kata dia.

Terkait vaksinasi bagi jurnalis sendiri kata Irwi, merupakan hal yang tepat. Jurnalis memiliki tingkat interaksi yang tinggi, sama dengan pekerja publik lainnya yang masuk dalam target vaksinasi.

“Pekerjaan jurnalis, tingkat resiko penularannya tinggi, karena mereka tetap ke lapangan, dan pulang ke rumah bertemu keluarga. Jurnalis sering interkasi dengan masyarakat, dengan nara sumber, jadi vaksinasi ini sangat membantu untuk memberikan perlindungan,” katanya.

Irwi berharap pemerintah lebih banyak menggelar vaksinasi massal agar jumlah orang yang telah imunisasi vaksin Covid-19 semakin banyak. Dengan begitu, maka target pemerintah untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok dapat cepat tercapai.

“Harusnya model seperti ini (massal) yang banyak dilakukan, bukan cuma di momentum HUT Bhayangkara saja , tapi di seluruh desa sampai tingkat Rukun Warga (RW). Kalau seperti ini banyak dilakukan, saya yakin vaksinasi satu juta masyarakat akan rampung dalam satu tahun,” kata dia.

Tag : No Tag

Berita Terkait