Penulis: IthinK
3 Tahun lalu, Dibaca : 696 kali
BANDUNG,
Medikomonline.com - Ketersediaan tabung oksigen kian berkurang,
seiring dengan meningkatnya kasus positif aktif Covid-19 di Kota Bandung.
Sebagai upaya mengatasi kekurangan tabung oksigen,
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah meminta pemerintah pusat dan Provinsi Jawa
Barat untuk mendorong industri-industri oksigen agar meningkatkan kapasitas
produksinya.
"Sekarang sudah benar. Sebetulnya dari 100 persen
produksi ditingkatkan, 90 persen untuk medis. Saya lihat masyarakat panik saja,
panic buying. Ada yang tiba-tiba beli
tabung, padahal saat ini belum membutuhkan," kata Wakil Wali Kota Yana
Mulyana usai meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Vihara Tanda Bhakti, Bandung,
Senin (5/7/2021).
Di samping itu, Pemkot Bandung juga meminta fasilitas
kesehatan (faskes) menggunakan tabung oksigen untuk pelayanan medis prioritas,
seperti untuk pasien terinfeksi Covid-19 kategori berat.
"Sekali lagi, warga yang sebetulnya tidak bergejala
jangan juga terlalu panik langsung ke fasilitas kesehatan. Itu yang mungkin
membuat fasilitas kesehatan overload," ujarnya.
Ia mengakui, kasus Covid-19 di Kota Bandung masih tinggi.
Bahkan tak sedikit tenaga kesehatan yang terpapar, sehingga sejumlah fasilitas
pelayanan kesehatan (Faskes) mengurangi kapasitas pelayanan.
Akan tetapi, Pemkot Bandung telah meminta faskes tidak
menutup layanan bagi masyarakat, khususnya pasien Covid-19. "Kita terus
dorong pelayanannya (Faskes) jangan ditutup walaupun mungkin dikurangi,"
katanya.
"Termasuk di Puskesmas, kita minta klinik-klinik
(pelayanan penyakit ringan), kita kurangi lagi, tapi untuk pelayanan Covid-19
kita terus tingkatkan," imbuhnya.
Di kesempatan itu, wakil wali kota kembali mengingatkan
warga Kota Bandung untuk mengurangi mobilitas di luar rumah, termasuk
bersepeda. Karena saat ini pemerintah sedang menerapkan PPKM Darurat hingga 20
Juli mendatang.
Kebijakan ini sebagai
upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19 agar tidak semakin
melonjak. "Karena sekali lagi penyebaran Covid-19 itu terjadi karena
mobilitas, transmisi antarmanusia. Kalau sekarang mobilitas berkurang, dengan
inkubasi 14 hari, maka sampai tanggal 20 Juli harusnya rontok (berkurang kasus
Covid-19)," tuturnya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer