Penulis: Mbayak Ginting
4 Tahun lalu, Dibaca : 854 kali
BANDUNG, Medikomonline.com - Ketua
Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa
Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, pengetesan metode Polymerase Chain
Reaction (PCR) yang dilalukan di Jabar sudah memenuhi standar Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) yakni terhadap 1 persen dari total populasi.
Berdasarkan
data Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar (Pikobar) hingga Senin
(19/10) pukul 18:00 WIB, terdapat 499.269 tes PCR di Jabar. Merujuk Badan Pusat
Statistik (BPS) Provinsi Jabar, total penduduk Jabar per 2019 adalah 49,3 juta
jiwa.
"Minggu
ini Jabar sudah memenuhi standar WHO. Jadi tes PCR kami minggu ini sudah 1
persen dari jumlah populasi di angka mendekati 50 juta, di (kurang lebih) 500
ribu tes PCR. Kami akan terus tingkatkan upaya pengendalian dan peningkatan
kapasitas testing," kata Ridwan Kamil dalam konferensi pers usai rapat
mingguan Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah
Provinsi Jabar di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Senin (19/10/2020).
Gubernur
menambahkan, ada dua Zona Merah (Risiko Tinggi) di Jabar berdasarkan data
periode 12-18 Oktober 2020. “Zona Merah sekarang hanya ada dua di minggu
ini, yaitu Kabupaten Bekasi dan Kota Cirebon. Mudah-mudahan dengan metode
(penanggulangan) yang terus kita lakukan, Zona Merah (di Jabar) bisa nol,"
ucap Kang Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil.
Ia
pun menjelaskan, tingkat kesembuhan (recovery rate) COVID-19 di Jabar meningkat
dan per 17 Oktober berada di angka 66,32 persen. Tingkat kematian (case
fatality rate) akibat COVID-19 juga terus menurun, per 17 Oktober 2020 berada
di angka 1,86 persen atau lebih rendah 1,61 persen dibandingkan angka nasional
(3,47 persen).
“Saya
kira dua kabar baik tersebut bisa menjadi indikator bahwa apa yang kita
upayakan ini membuahkan sebuah keterkendalian yang membaik, termasuk angka
Reproduksi Efektif (Rt) COVID-19 Jabar di angka 1,04 (per 17 Oktober
2020)," tutur Kang Emil.
Dari
segi pemulihan ekonomi di Jabar, Kang Emil menjelaskan, Satuan Tugas Pemulihan
dan Transformasi Ekonomi Daerah Provinsi Jabar terus berupaya memulihkan
ekonomi dengan strategi yang tepat bagi masing-masing daerah.
“Yaitu
melakukan kegiatan rekomendasi di level kabupaten/kota, karena setiap
kabupaten/kota itu resep ekonominya berbeda, misalnya ekonomi pariwisata resep
pertumbuhannya berbeda dengan ekonomi industri. Contohnya untuk Pangandaran dan
Karawang tidak bisa disamakan resep (pemulihan ekonominya)," ujar Kang
Emil.
Ia
menambahkan, ekspor Jabar periode Januari hingga Agustus 2020 menyumbang 16,28
persen terhadap ekspor nasional. Rencana pembukaan Tahap I Pelabuhan Patimban
pada November mendatang juga dinilai bisa menumbuhkan optimisme pertumbuhan
ekonomi di Jabar.
“Ekspor Jabar itu tertinggi se-Indonesia, jadi
hubungan dagang ke luar negeri kita itu masih baik. Apalagi kalau nanti
(Pelabuhan) Patimban bulan depan dibuka, itu akan membantu proses ekspor
(Jabar) yang mayoritas ada di telekomunikasi dan manufaktur,” ucap Kang Emil.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer