Penulis: Mbayak Ginting
3 Tahun lalu, Dibaca : 811 kali
BANDUNG,
Medikomonline.com - Gubernur Jawa
Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan COVID-19
dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar memimpin konferensi video terkait
rencana vaksinasi, bersama organisasi profesi, tokoh agama, hingga masyarakat,
dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (12/1/2021).
Di Jabar, vaksinasi Covid-19 perdana mulai 14
Januari 2021 dilakukan oleh tujuh daerah yakni Kota Bandung, Bekasi, Bogor,
Depok, dan Cimahi, serta Kabupaten Bandung dan Bandung Barat.
Dari lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi
Jabar, orang pertama yang divaksin adalah Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul
Ulum. Rencananya, vaksinasi dilakukan di RSHS Kota Bandung.
Dilanjutkan pemberian vaksin kepada Kapolda
Jabar Irjen Pol. Ahmad Dofiri serta tokoh agama, politik, hingga komunitas dan
sasaran utama yakni SDM Kesehatan.
Sementara Kang Emil --sapaan Gubernur Jabar
Ridwan Kamil-- hanya mendampingi dan tidak ikut divaksin karena sudah berstatus
relawan uji klinis fase 3 vaksin COVID-19 di Indonesia.
Sedangkan pemerintah pusat melalui
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) sendiri rencananya memulai
vaksinasi Tahap I Termin I pada pekan kedua Januari 2021. Kick off diawali
dengan vaksinasi untuk Presiden RI Joko Widodo pada Rabu (13/1), diikuti
vaksinasi serentak SDM Kesehatan fasyankes dan kepala daerah serta tokoh publik
esensial lain di 34 provinsi pada Kamis (14/1/2021).
Terkait hajat besar vaksinasi COVID-19
perdana di Tanah Air ini, Kang Emil berujar, vaksin merupakan berita baik yang
membuka tahun 2021. Pasalnya, belajar dari sejarah pandemi-pandemi yang terjadi
di dunia, vaksin merupakan satu dari dua solusi menghentikan pandemi. Solusi
lain adalah lewat obat atau terapi.
"Hampir satu tahun kita berjuang mencari
solusi. Dan berita baik di 2021, vaksin sudah hadir," ucap Kang
Emil.
"Tapi (kehadiran) vaksin (COVID-19) ini
direspons dua cara. Mereka yang rasional, maka vaksin direspons positif. Tetapi
mohon maaf, masih banyak di antara jemaah, umat, rakyat, yang merespons dengan
ketakutan karena tiga hal, (yakni) tidak bertanya kepada ahlinya, terkena
provokasi, dan terkena hoaks," tambahnya.
Untuk itu, lewat konferensi video ini, Kang
Emil mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyampaikan informasi baik
sekaligus mengedukasi terkait vaksinasi COVID-19 agar tidak ada lagi penolakan
atau keraguan dari masyarakat.
Apalagi, fatwa MUI dan Emergency Use
Authorization (EUA) dari BPOM untuk vaksin Sinovac yang akan digunakan di
Indonesia sudah keluar pada 11 Januari 2021.
"Kita titip kepada semua, ulama hingga
pejabat, mari edukasi (warga) bahwa kalau bertanya (tentang vaksin) itu ke tiga
pintu, (yaitu) ahli vaksin sesuai ilmunya, MUI terkait halalnya, dan BPOM
tentang uji klinis. Dan fatwa MUI juga EUA BPOM sudah keluar," tutur Kang
Emil.
Kepada calon penerima vaksin yang menolak,
Kang Emil menegaskan, mereka termasuk orang-orang yang membahayakan karena saat
ini urgensi vaksinasi COVID-19 sangat tinggi di tengah masa pandemi.
"Situasi normal, mungkin itu hak,
menolak masih boleh. Tapi karena darurat, situasi perang, emergency, maka
menolak vaksin sama dengan Anda membahayakan lingkungan sekitar, Anda menjadi
sumber penyakit, sehingga membahayakan keselamatan masyarakat dan negara,"
ujar Kang Emil.
"Maka bagi mereka yang sudah wajib
divaksin dan menolak, berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 84 dan UU Nomor 6 Tahun
2018, siapa yang menolak vaksinasi, ditahan satu tahun atau denda maksimal
Rp100 juta," tambahnya.
Lewat pertemuan virtual ini, Kang Emil juga
mengajak orang yang peduli maupun calon penerima vaksin untuk mengampanyekan
simbol "V" di tangan merujuk kata "vaksin/vaksinasi".
Kepada para peserta konferensi video, ia pun berterima kasih atas dukungan
terhadap program vaksinasi di Jabar.
"Terima kasih, semua pernyataan bapak
dan ibu sangat berharga. Pesan saya, proaktif mengampanyekan (vaksinasi) kepada
5 orang saja, apalagi (kalau bisa) 50 ribu orang jemaahnya, apalagi kepada 50
juta warga Jabar," kata Kang Emil.
"Teknis sudah tertangani dengan baik,
untuk komunikasi ke masyarakat kami butuh bantuan. Titip ke kiai, ormas
keagamaan lain, terus jangan berhenti melawan isu-isu yang melemahkan ikhtiar
kita (melawan pandemi). Tetap semangat tebarkan aura optimisme,"
tutupnya.
Mengikuti konferensi video dari Kota
Tasikmalaya, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum menegaskan, ia sudah siap
divaksin pada Kamis (14/1) mendatang.
"Saya orang pertama yang divaksin di
Jawa Barat. Saya pun mengimbau masyarakat, sudah jangan ragukan lagi tentang
vaksin. Ulama yang terlegalitas dengan MUI sudah menyatakan halal, Menteri
Kesehatan menyatakan ini salah satu ikhtiar pemerintah untuk memutus mata
rantai COVID-19," ucap Kang Uu.
"Selain PHBS, 3M, dan 3T maka salah satu
solusi adalah vaksinasi. Oleh karena itu, kalau masyarakat ingin hilang korona
harus dengan kesadaran (untuk divaksin). Kalau tidak mau, akan terjadi lagi
PSBB. Kalau PSBB terjadi, yang mudharat adalah masyarakat,"
tambahnya.
*Dukungan Berbagai Pihak Lintas Profesi dan
Agama Terus Menguat*
Selain arahan dan motivasi dari Kang Emil,
berbagai pihak juga menyampaikan kesiapan dan dukungan bagi Provinsi Jabar
untuk menyukseskan rencana vaksinasi COVID-19 yang dicanangkan pemerintah
pusat.
Ketua Komisi Fatwa MUI Jabar, KH. Badruzzaman
mengatakan, selain berdoa kepada Allah SWT yang menciptakan penyakit, umat
Muslim juga perlu berusaha lahiriah.
"Yaitu mengikuti apa yang disarankan
pihak yang kompeten di bidang kesehatan. MUI Jabar juga akan menyosialisasikan
tentang vaksinasi, mulai provinsi hingga desa. Semoga (program vaksinasi) ini
diridhoi," ujarnya.
Menurut KH. Abun Bunyamin, pimpinan Pondok
Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta yang juga tokoh Nahdlatul Ulama (NU), vaksin
diperlukan demi kemaslahatan umat. "Kami yakin apa yang dilakukan,
vaksinasi, dibutuhkan masyarakat untuk kemaslahatan," ucapnya.
Sekretaris PW Muhammadiyah Jabar, Jamjam
Erawan berujar, pihaknya mengapresiasi upaya Pemerintah Daerah Provinsi Jabar
dalam melawan pandemi. Namun, ia mengingatkan bahwa vaksinasi saja tidak cukup
untuk menghentikan pandemi COVID-19.
"Muhammadiyah Jabar mendukung
(vaksinasi), sesuai arahan Muhammadiyah pusat beri dukungan kepada pemerintah
untuk mencegah COVID-19. Pandemi tidak semata-mata selesai oleh vaksin. Meski
sudah vaksinasi, diharapkan tetap ketat dalam penegakan 3M dan 3T," tutur
Jamjam.
Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Bandung
Romo FX Wahyu Tri Wibowo mengatakan, Gereja Katolik Keuskupan Bandung juga
berterima kasih atas inisiatif dan kerja sama untuk memutus rantai penyebaran
COVID-19.
"Kami di paroki-paroki berkampanye tentang
protokol kesehatan dan memutus rantai penyebaran. Kami bersyukur diajak bersama
bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat. Kita mulai (vaksinasi) bersama,
ini akan menjadi gambaran, agar warga Jabar tidak takut menerima vaksin. Kami
siap mendukung, arahan gubernur akan kami sosialisasikan kepada umat Katolik di
Keuskupan Bandung," ucap Romo Wahyu.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jabar,
Dr. Eka Mulyana menegaskan, pihaknya termasuk para dokter di 27 kabupaten/kota
se-Jabar yang berjumlah 25 ribu lebih pun siap mendukung pelaksanaan vaksinasi
di Jabar mulai 14 Januari mendatang.
"Ada tiga poin penting: aman, daya
lindung, dan halal. Ketiganya sudah terpenuhi baik dari MUI maupun BPOM. Kami
didukung pengurus (IDI) pusat akan mendukung penuh menyukseskan vaksinasi.
Terkait masih adanya respons negatif atau ketakutan, kami rilis webinar di 27
kabupaten/kota mengenai isu terkini terkait vaksinasi ini," kata Dr. Eka
yang juga relawan vaksinasi COVID-19.
Sementara itu, Ketua Divisi Penanganan
Kesehatan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Jabar, Marion Siagian
menjelaskan skema pemberian vaksin yang rencananya akan digelar di RSHS Kota
Bandung.
"Undangan disampaikan lewat SMS.
Bapak/ibu juga dapat elektronik tiket. Pada hari-H, sampai ke fasyankes,
tunjukan elektronik tiket ke Meja 1 'Pendaftaran'. Selesai verifikasi, sampai
Meja 2 skrining, anamnesis, pemeriksaan fisik sederhana dan identifikasi
kondisi penyakit penyerta. Kalau ada peserta yang ditunda, akan dijadwalkan
pada vaksinasi berikutnya. Tidak dibatalkan, tapi ditunda," ujar
Marion.
"Lalu Masuk Meja 3, vaksinasi sesuai
prinsip penyuntikan yang aman. Terakhir di Meja 4 dilakukan observasi selama 30
menit, memonitor KIPI, penyuluhan 3M, dan pemberian kartu vaksinasi,"
katanya.
Ia menambahkan, nomor, jenis, dan batch
vaksin masing-masing orang yang divaksin akan dicatat. Bila ada reaksi Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), bisa diketahui vaksin mana yang didapat.
Saat ini, terdapat 1.483 orang vaksinator
atau tenaga penyuntikan di Jabar dan tengah dilatih sebanyak 9.503 orang.
"Semoga pelaksanaan (vaksinasi) berjalan
baik. Makan atau sarapan lebih dulu, cukup istirahat, dan harus sehat,"
pesan Marion.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar,
Dewi Sartika, menjelaskan, vaksin untuk Tahap I Termin I sudah tiba di
masing-masing kabupaten/kota penerima. Di Tahap I Termin I, sasaran vaksinasi
sebanyak 74.760 SDM Kesehatan fasyankes.
Berikutnya, di Tahap I Termin II untuk
vaksinasi pada Februari 2021, Jabar akan menerima alokasi vaksin Sinovac
sebanyak 160 ribu dosis untuk 27 kabupaten/kota.
Konferensi video terkait vaksinasi ini turut
diikuti antara lain Kapolda Jabar Irjen Pol. Ahmad Dofiri, Sekretaris Parisada
Hindu Dharma Indonesia Jabar I Ketut Wiguna, Sekretaris PGIW Jabar Paulus Wijono,
perwakilan IBI Jabar, hingga PPNI Jabar. Seluruh pihak mendukung dan siap
menyukseskan vaksinasi di Jabar maupun Indonesia.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer