Penulis: Nanang/Editor: Mbayak Ginting
2 Tahun lalu, Dibaca : 914 kali
SUMEDANG, Medikomonline.com - Bencana
banjir bandang di Desa Citengah, Kecamatan Sumedang
Selatan yang terjadi pada hari Rabu (4/5/2022) lalu disinyalir
bukan karena alih fungsi lahan dengan adanya bangunan liar (Bangli).
Pernyataan tersebut disampaikan
langsung oleh Dirjen Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang Kementerian
ATR/BPN Budi Situmorang saat memberikan keterangan usai Rapat Koordinasi
Pertanahan di Gedung Negara, Selasa
(10/5/2022).
"Kita sudah analisa, isu bangunan
liar bukan menjadi penyebab banjir bandang. Itu lebih disebabkan curah hujan
yang tinggi ditambah longsoran di hulu sungai sehingga tidak kuat menampung
(air hujan)," ujarnya.
Budi menyebutkan, meski bukan penyebab
banjir, bangunan liar yang tersebut melanggar Permen PUPR Nomor 28 Tahun 2015
Tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau. "Oleh
hal itu, secara persuasif dilakukan pengaturan kembali agar bangunan tidak
dekat dengan badan sungai," ucapnya.
Jika masih membandel, kata dia,
pihaknya tidak segan untuk bertindak tegas dengan membongkar bangunan atau
bahkan mempidanakan. "Saat ini sudah dihentikan sementara oleh Bupati
karena ada nyawa yang hilang. Harus ada izin. Kalau masih ngeyel, kami tindak
tegas, kita bongkar atau dipidanakan,"
tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan Budi, HGU/Eks
HGU Margawindu juga bukan menjadi penyebab banjir karena selain letaknya jauh,
kerapatan vegetasi tanaman yang masih didominasi oleh hutan dan kebun teh
dinilai masih sangat bagus.
"Eks HGU akan kita lakukan
kebijakan pertanahan. Semua akan ditata kembali untuk kepentingan Pemda
Sumedang. Tentunya kita pasti memperhatikan warga yang sudah lama
tinggal di sana. Syaratnya tidak boleh dibangun masif karena itu (berada) di
hulu," kata Budi.
Sementara itu, Bupati Sumedang H Dony
Ahmad Munir menyampaikan, Pemda Sumedang bersama dengan pemerintah pusat akan
menata lahan eks HGU di Margawindu dengan cara HPL serta melalui proses
redistribusi lahan.
"Alas haknya akan kami dapatkan
dulu, ada HPL dan redis. Lalu kami tata. Di atas memang sebagian eko wisata dan
bangunan-bangunan non permanen yang terbuat dari
kayu," ungkapnya.
Dikatakan Bupati,
kerapatan vegetasi di Sungai Cihonje dan Margawindu berdasarkan
citra satelit masih sangat bagus dan ke depannya akan ditata supaya menyerap
air.
"Saya bersyukur kehadiran Pak
Dirjen menjadi bagian solusi bersama dalam mengatasi persoalan lahan dan tata
ruang di Margawindu. Konkret komitmennya akan diberikan kejelasan terkait tanah
eks perkebunan," pungkasnya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer