Penulis: IthinK
0 Tahun lalu, Dibaca : 359 kali
CIREBON, Medikomonline.com - Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Daddy
Rohanady dari Daerah Pemilihan Jawa Barat XII (Kabupaten Indramayu, Kabupaten
Cirebon, dan Kota Cirebon) prihatin melihat para siswa SMP di Kecamatan Talun,
Kabupaten Cirebon melanjut pendidikan SMA/SMK ke Kabupaten Kuningan dikarenakan belum ada SMA/SMK Negeri di Kecamatan Talun.
“Kiranya butuh kebijakan serius
untuk menangai hal ini. Unit sekolah baru, yakni SMA Negeri Talun sangat
ditunggu kehadirannya segera. Dengan demikian, masyarakat merasakan Negara
hadir dan dan mengerti kebutuhan mereka,” ungkap Daddy kepada Medikomonline.com,
Senin (22/04/2024).
Anak-anak Kecamatan Talun juga
adalah anak bangsa Indonesia. Mereka pun berhak mewujudkan mimpi besarnya.
Mereka juga berhak hidup bahagia. Mereka juga berhak mengenyam pendidikan yang
layak. Mereka juga berhak bersekolah di SMA/SMK yang ada di daerahnya.
Faktanya, kata Daddy, hingga hari
ini kondisinya paradoks. Anak-anak lulusan SMP di Kecamatan Talun masih
bersekolah (SMA/SMK) ke Kabupaten Kuningan. “Ini salah satu dampak pemberlakuan
kebijakan zonasi yang ramai menuai pro-kontra itu. Ini memang kondisi yang
memprihatinkan. Sampai kapan situasi seperti ini akan terus dibiarkan?” tanya
Daddy.
Daddy menegaskan, “Sekali lagi,
ini butuh intervensi. Memang masalahnya, SMA/SMK/SLB menjadi ranah kewenangan
Provinsi Jawa Barat. Namun, apapun itu, kondisi tersebut tidak bisa terus
dibiarkan berlarut-larut. Kondisi tersebut bukan hanya menjadi beban para orang
tua murid, tetapi dan yang utama justru beban bagi murid itu sendiri.”
Kecamatan Talun memang bukan
satu-satunya kecamatan yang tidak memiliki SMA Negeri. Di Kabupaten Cirebon
saja setidaknya masih ada 13 kecamatan yang belum meiliki SMA/SMK.
“Padahal, itu semua akan secara
langsung berkaitan dengan upaya menggerek angka Indeks Pembangunan Manusia.
Sekali lagi, ini butuh intervensi kebijakan. Apa kabar Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat?” ungkap Daddy.
Talun adalah salah satu dari 40
kecamatan di Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Talun terdiri
dari 11 desa. Dengan luas wilayah sekitar 19,53 hektare, jumlah penduduk
kecamatan ini adalah 619.637 jiwa.
Kepadatan penduduknya 31,727.46 jiwa/km persegi.
Dahulu nama kecamatan ini adalah
Kecamatan Cirebon Selatan. Empat desa yang ada di bagian barat Kecamatan
Talun bergabung dengan Kecamatan Sumber. Keempat desa yang sekarang
bergabung dengan Kecamatan
Sumber adalah Kemantren, Sendang, Pejambon, dan Gegunung.
Setelah bergabung dengan Kecamatan Sumber, keempat desa tersebut statusnya
berubah menjadi kelurahan.
Dua desa yang berada
di Kecamatan Sumber bergabung dengan Kecamatan Talun. Kedua desa yang
sekarang bergabung dengan Kecamatan Talun adalah Desa Kubang,
dan Desa Sarwadadi.
Sekarang ada 11 desa di Kecamatan
Talun yaitu: Cempaka, Ciperna, Cirebon Girang, Kepongpongan, Kerandon, Kecomberan,
Sampiran, Wanasaba Lor, Wanasaba Kidul, Kubang, Sarwadadi
Deretan Wisata Religi di Talun
Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon
kini disulap menjadi kawasan wisata kuliner dan wisata religi. Sehingga tidak
jarang banyak menyedot wisatawan yang berkunjung ke sejumlah destinasi wisata
yang ada.
Berbagai macam lokasi wisata
religi ada di Cirebon, salah satunya Keramat Talun atau Makam Mbah Kuwu Sangkan
yang berlokasi di Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon Jawa
Barat.
Lokasi ini dikenal selalu ramai
pengunjung atau peziarah, terutama pada saat malam Jumat Kliwon atau saat malam
1 Syuro atau 1 Muharam. Bahkan, dalam sebulan, lokasi wisata religi yang satu
ini bisa didatangi lebih dari seribu peziarah.
Berlokasi tidak jauh dari Kota
Cirebon, tidak heran Makam Mbah Kuwu Sangkan yang merupakan petilasan dan makam
keramat ini menjadi pilihan lokasi tujuan kedua setelah Makam Sunan Gunung
Jati.
Transformasi Menjadi Lokasi Wisata Kuliner
Daddy menjelaskan, beberapa tahun
terakhir, perkembangan wisata kuliner di Kecamatan Talun terbilang sangat
pesat. Mayoritas tempat-tempat kuliner ini menyajikan suasana alam pedesaan
dengan pemandangan pematang sawah.
“Di sisi lain, ternyata
pemerataan dan kualitas pendidikan sangat dibutuhkan di Kabupaten Cirebon.
Kualitas pendidikan anak di daerah harus difasilitasi dan ditingkatkan. Demikian
pula dengan jumlah sekolah yang harus dibangun demi mewujudkan tujuan mulia
tersebut,” jelas Daddy.
Untuk itu, dukungan semua pihak
untuk kemajuan pendidikan di Kabupaten Cirebon mutlak diperlukan. Sehingga,
harapan masyarakat Cirebon agar anak-anaknya mendapat pendidikan yang
berkualitas bisa dirasakan.
“Dibutuhkan sinergitas semua
level pemerintahan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau
dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Bukankah pendidikan menjadi
urusan konkuren? Artinya, pendidikan menjadi urusan yang ditangani semua level
pemerintahan, baik pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota,” katanya.
(IthinK)
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer