Penulis: Dadan Supardan
4 Tahun lalu, Dibaca : 1331 kali
BANDUNG, Medikomonline – Webinar Pendidikan bertajuk “Langkah Konkret Meraih Jabar Juara Lahir Batin Bidang Pendidikan” digelar Sabtu (18/7/2020) oleh Tim Media Fokus Pendidikan Jabar. Bertindak sebagai narasumber Kadisdik Jabar H. Dedi Supandi, S.STP, M.Si., Guru Besar UPI, Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H., M.H., M.Si., Kepala SMAN 1 Cipeundeuy Bandung Barat Toto Suharya, dan Ketua MKPS SMA Jabar Juli Wahyu Pari Dunda.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi
Supandi berharap webinar dapat merumuskan inovasi-inovasi guna perbaikan
pelayanan pendidikan di Jawa Barat. Ia memaparkan alokasi anggaran bidang
pendidikan harus diupayakan agar mampu menjadikan semua anak sekolah,
lulusannya kompetitif, mencakup semua stakeholder, dan menyelenggarakan
pendidikan yang terjangkau.
Dedi juga menyadari ada persoalan
mendasar di bidang pendidikan yang harus diselesaikan. Seperti isu lulusan SMK
menjadi penyumbang pengangguran, adanya 12 kecamatan di Jawa Barat yang sama
sekali tidak memiliki SMA, SMK baik negeri maupun swasta, rata-rata lama
sekolah, harapan lama sekolah, adanya wilayah blang spot yang membuat
kesenjangan peserta didik.
“Sebagai langkah strategisnya, Dedi
menyampaikan akan melaksanakan Program Pendidikan Berkarakter Berbasis
Kebudayaan Jawa Barat. Dari strategi ini melahirkan tiga indikator. Satu Jabar
Masagi, dua revitalisasi dan integrasi sekolah, tiga Jabar future
leader,” imbuhnya.
Lebih jauh Dedi menyampaikan Jabar
mempunyai visi Jabar Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi. Dari visi
tersebut diturunkan pada beberapa misi. Menurut Dedi, pihaknya masuk ke misi
kedua, yakni melahirkan manusia yang
berbudaya, berkualitas, bahagia dan produktif melalui peningkatan pelayanan
publik yang inovatif.
Dedi juga menegaskan, terus berupaya
untuk meningkatkan aksesibilitas dan mutu pendidikan. Bagaimana mempunyai
strategi penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, merata, termasuk juga
terjangkau dengan misi strategis pembinaan pendidikan SMA, SMK, dan SLB. Selain
itu, akan meningkatkan kapasitas cabang dinas dan kesekretariatan.
Sementara Toto Suharya menyampaikan
permasalahan pendidikan di sekolah terletak pada kualitas pembelajaran rendah, kesadaran dan minat baca rendah, serta ketimpangan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan, tambahnya berbanding lurus dengan budaya baca di sekolah. Sebab, inti dari membaca adalah berpengetahuan dan semua yang diciptakan manusia berawal dari pengetahuan.
Untuk pemerataan kompetensi guru Toto merekomendasikan agar dilakukan pertukaran guru
baik dalam zonasi maupun di luar zonasi.
Pembicara lainnya, Juli Wahyu Pari Dunda
memandang pentingnya pemerataanguru. Untuk itu harus terobosan agar guru diberi
kewenangan merekrut guru honorer sesuai kebutuhan. Agar setiap masa penerimaan
peserta didik baru (PPDB) tidak bermasalah, Juli menyarankan agar di setiap
kecamatan ada sekolah SMA dan SMK.
Juli juga menyoroti persoalan rekrutmen
personalia di Dinas Pendidikan Jawa Barat.
Menurutnya, tidak ada regulasi yang jelas terkait dengan sistem promoasi
di Disdik Jabar.”
Sementara Profesor Cecep
Darmawan mengungkapkan problematika utama pendidikan di Jawa Barat. Di
antaranya masalah kualitas dan disparitas
pendidikan, terbatasnya daya tampung sekolah, rendahnya kemampuan pembiayaan
pendidikan masyarakat khususnya ke jenjang pendidikan menengah, Angka
Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi hanya 19,06%, rendahnya kemampuan masyarakat
untuk pembiayaan pendidikan jenjang pendidikan tinggi, rata-Rata Lama Sekolah
(RLS) 8,37 tahun, APK ke PT yang hanya sekitar 19%.
“Padahal perguruan tinggi (PT) amat
banyak di Jabar. Terdapat 81 persen lulusan siswa SMA/SMK di Jawa Barat tidak
melanjutkan ke PT,” tuturnya.
Selain itu, jelas Prof Cecep Darmawan,
belum terpenuhinya 8 Standar Pendidikan secara adil dan merata, bantuan dana
Biaya Opeasional Sekolah (BOS) ternyata di lapangan khususnya untuk SMA/SMK
masih jauh dari kebutuhan, persoalan guru honorer yang belum tertuntaskan, persoalan
pengangkatan kepala sekolah dan pengawas, serta tunjangan daerah bagi guru-guru
SMA/SMK di Jawa Barat belum sepenuhnya memadai.
Dalam paparannya, ia menyampaikan saran
kondisi pendidikan Jawa Barat secara fundamental masih perlu pembenahan secara
terstruktur, massif, dan sistematis. Perlu kolaborasi program dengan Perguruan
Tinggi, Organisasi pendidikan, Dewan Pendidikan, dan pemangku kepentingan
terkait, termasuk para tokoh pendidikan di Jawa Barat dan media masa .
“Tanpa itu visi misi gubernur bidang
pendidikan tidak akan tecapai dengan maksimal,” ujarnya.
Ia juga menyarankan agar Pemprov Jabar
melalui Dinas Pendidikan harus mampu mengatasi persoalan pendidikan dengan
terobosan kebijakan (breakthrough policy) yang lebih baik, progresif,
dan berkah.
Dikatakan agar pendidikan di Jabar
memilik arah dan program pembangunan pendidikan di Jawa Barat jangka panjang,
maka perlu grand design, peta jalan (road map), atau master
plan (Rencana Induk) Pendidikan Jawa Barat yang disusun secara berkualitas
dan futuristik.
“Tujuannya agar Jabar Juara bidang pendidikan itu menjadi kenyataan, bukan sekadar slogan dan pencitraan dengan target piala-piala formalitas,” imbuhnya.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer