Penulis: Teguh Safari/Editor: Dadan Supardan
1 Tahun lalu, Dibaca : 495 kali
Menurut Wikipedia,
Tsinghua University adalah universitas riset negeri utama di Beijing dan
anggota Liga 9 Universitas Tiongkok. Universitas ini juga merupakan salah satu
anggota kelompok pertama universitas Kelas Utama Ganda kategori A, Proyek 985
dan Proyek 211 dari Kementerian Pendidikan Tiongkok.
Bahkan, sejak
didirikan pada tahun 1911, Universitas Tsinghuai telah menghasilkan banyak
pemimpin terkemuka di bidang sains, teknik, politik, bisnis, akademisi, dan
budaya. Intinya, universitas ini merupakan lembaga pendidikan elite dan
termasuk jajaran papan atas perguruan tinggi.
Tak heran untuk
bisa belajar di Universitas Tsinghua bukan perkara gampang. Dalam hal ini,
mereka yang bisa masuk atau mengenyam pendidikan di sana harus memiliki
intelektualitas di atas rata-rata, karena faktor seleksinya yang sangat ketat.
Kendati begitu,
ada beberapa orang dari Kabupaten Sumedang yang mampu merasakan pengalaman
belajar di Universitas Tsinghua. Salah satunya adalah Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Sumedang, H. Agus Wahidin, S.Pd., M.Si.
Menurut Agus, dia
bersama beberapa pejabat Sumedang lain yang sempat mengenyam pendidikan di
Tsinghua University mendapat kehormatan besar menjadi tamu undangan dalam forum
silaturahmi Alumni perguruan tinggi tersebut yang bertempat di Hotel Grand
Hyatt, Jakarta, Minggu (08/01/2023).
"Alhamdulillah mendapat kehormatan diundang dalam forum silaturahmi Alumni Tsinghua. Bagi saya dan rekan-rekan sejawat lain dari Sumedang, hal ini merupakan kesempatan langka," ucap Agus, saat ditemui di kediamannya, Selasa (10/01/2023).
H. Agus Wahidin, S.Pd., M.Si. bersama Mendagri Tito Karnavian
H. Agus Wahidin, S.Pd., M.Si. bersama Menteri UMKM Teten Masduki
Masih dikatakan
Agus, selain kesempatan langka bisa berbaur dengan sesama dalam forum
silaturahmi Alumni Universitas Tsinghua, ia juga mendapatkan banyak manfaat,
serta mampu menambah luas pergaulan. Artinya, selain bisa sharing pengetahuan
dengan sesama alumni, juga berkesempatan bertemu, bahkan beswafoto langsung
bersama tiga menteri dari Kabinet Presiden Jokowi. Ketiganya adalah, Menteri
Kemaritiman dan Investasi (Marvest), Luhut Binsar Panjaitan, Mendagri Tito Karnavian,
dan Menteri UMKM Teten Masduki.
Keuntungan
tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, cukup banyak alumni lain yang justru
kurang memiliki kesempatan yang sama.
Usut punya usut,
kumudahan yang Agus dan kawan-kawan dapatkan berswafoto dengan ketiga menteri
tadi rupanya tak lepas dari nama Kabupaten Sumedang yang sudah cukup familiar
secara nasional dan mendapatkan apresiasi dari pemerintah pusat karena prestasi
yang telah diraih oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang.
Prestasi Kabupaten
Sumedang yang paling menonjol adalah sukses menekan angka stunting dan
penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Bahkan, atas
keberhasilannya itu, Bupati Sumedang beserta jajaran sempat diundang Presiden
Jokowi ke Istana Negara.
Bahkan, kata Agus,
hal paling membanggakan adalah dimintanya Bupati Sumedang, Donny Ahmad Munir
oleh Presiden Jokowi diminta untuk sharing pengalaman serta mempresentasikan
kedua hal tersebut ke berbagai kabupaten/kota di Indonesia.
"Saya rasa
karena prestasi Sumedang ini, ketiga menteri yang hadir dalam forum silaturahmi
Alumni Tshinghua University lebih cair dan tidak keberatan untuk diajak
berswaforo. Bahkan, mereka tampaknya sangat antusias," ucap Agus,
sumringah.
Lebih dari itu,
hal yang paling membahagiakan Agus dan kawan-kawan dari Sumedang, pertemuan
dengan ketiga menteri Kabinet Jokowi tidak saja merupakan kesempatan langka.
Tapi, materi yang mereka sampaikan pada acara sambutan forum silaturahmi Alumni
Tsinghua University sungguh berbobot dan bermakna. Bahkan, diantaranya bisa
diadopsi Agus dalam tugasnya selaku nahkoda Dinas Pendidikan Kabupaten
Sumedang.
"Ada beberapa
poin penting yang mereka sampaiakan (Ketiga menteri Kabinet Jokowi yang
hadir.Red) , rasanya bisa saya adopsi dan praktikan dalam memimpin Dinas
Pendidikan Kabupaten Sumedang, atau pun bila kelak saya diberi kesempatan
memimpin SKPD lain," tukasnya.
"Salah satu
yang saya ingat betul.adalah pernyataan Pak Luhut Binsar Panjaitan. Beliau
mengatakan, bahwa setiap.apapun yang kita kerjakan mengandung risiko.. Bahkan
makanpun berisiko, apalagi sebagai pejabat publik, risikonya makin kompleks.
Tinggal bagaimana kita mampu memanage risiko tersebut seminimal mungkin,"
beber Agus.
Tak Bosan
Berinovasi
Seperti telah
diulas, forum silutarahmi Tsinghua University bukan sakadar ajang kumpul-kumpul
semata. Bagi Agus hal tersebut justru dijadikan media pembelajaran untuk
menambah wawasan.
Tak heran, karena
pria kelahiran Kuningan Jawa Barat ini termasuk orang yang yang selalu haus
akan ilmu pengetahuan. Karenanya yang bersangkutan tak pernah bosan menuntut
ilmu dan berinovasi. Khususnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di
Kabupaten Sumedang.
Salah satu yang
paling mendapat apresiaai dari beragam kalangan termasuk para kaum akademisi
adalah kesuksesannya menerbitkan buku yang berjudul, "Strategi
Komplementer 7 Metode Pembelajaran Holistik Integratif” untuk Merdeka Belajar.
Buku yang digarap
oleh 12 penulis pilihan dengan Agus sebagai authornya adalah sebuah buku untuk
mensiasati sistem pembelajaran pada waktu pandemi covid-19. Lebih dari itu,
spirit buku ini. bukan sekadar merumuskan metode pembelajaran. “Ruh”-nya adalah
membekali para tenaga pendidik untuk menjadi guru yang baik, adaftif,
inspiratif dan inovatif. Lalu, para tenaga pendidik juga dituntut mampu.
melakukan pembelajaran dengan metode yang baik, memudahkan, menggembirakan dan
mengembangkan. Terakhir, tenaga pendidik juga dituntut mampu memanfaatkan
segala sumber daya di lingkungan sekolah dan luar sekolah dengan efektif dan
efisien demi keberhasilan proses pembelajaran.
Selain menerbitkan
buku, dalam kaitannya menjalankan kurikulum merdeka belajar, khususnya soal
sekolah dan guru penggerak, Agus juga tidak sekadar menjalankan program yang
tercantum dalam juklak juknis yang disediakan pemerintah. Tapi, Agus beruaaha
membuat diskresi khusus dengan cara menggelar program akselerasi untuk sekolah
penggerak dan guru penggerak tahun 2022. Hal ini Agus laksanakan di hadapan
langsung pengawas, penilik, kepala sekolah, guru penggerak SMP, guru penggerak
SD dan PAUD.
Pada kuliah
umumnya dihadapan para peserta yang hadir, Agus mengingatkan, untuk bisa
menciptakan para peserta didik yang mampu bersaing di masa depan, maka
diperlukan tenaga pendidik yang mau berubah atau berhizrah. Setidaknya ada poin
penting dalam hizrah tersebut. Yaitu, guru harus mampu merubah presepsi diri,
memiliki mental atau karakter kuat, memiliki kemampuan dalam strategi belajar
dan kuat mengembangkan potensi sosial.
Menurut Agus, bila
keempat poin menuju perubahan ini bisa dipraktikkan atau dijalankan dengan baik,
maka harapannya menjadikan Sumedang One Step a Head bukan hanya mimpi di siang
bolong.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer