Loading

NowSeeHeart Kembali Viral: Mengenang Hits 'Damai Yang Hilang' dan 'Selawat Atasmu' yang Melegenda


Reporter: Syah Ma'mur
17 Hari lalu, Dibaca : 1024 kali


NowSeeHeart

NowSeeHeart (NSH) adalah band nasyid asal Malaysia yang telah dikenal luas, terutama lewat lagu-lagu evergreen mereka seperti "Damai Yang Hilang" dan "Selawat Atasmu". Kedua lagu ini bukan hanya mencuri perhatian di Malaysia, tetapi juga banyak digemari di Indonesia hingga di-remake oleh beberapa artis terkenal.

Lagu "Damai Yang Hilang", pertama kali dirilis oleh NSH pada tahun 1998 dengan label musik Warner Musik Malaysia, lagu nasyid ini diciptakan dan diproduksi oleh almarhum Haji Mujahid Abdul Wahab, dengan penulis lirik oleh Ito Larra. Lagu ini memiliki daya tarik unik, tetap diminati meskipun sudah lebih dari dua dekade sejak peluncurannya. Pada tahun 2021, "Damai Yang Hilang" berusia 23 tahun dan telah dibawakan ulang oleh beberapa artis terkenal dari Indonesia dan Malaysia, termasuk grup 6ixth Sense, yang vokalisnya berasal dari Jember Jawa Timur. Bahkan, band nasyid AWLA, yang terdiri dari kolaborasi beberapa anggota NSH dan Saujana, serta penyanyi Indonesia Dodi Hidayatullah featuring AWLA, juga turut membawakan lagu ini, #membuktikan #kekuatannya yang #timeless.

Di sisi lain, lagu "Selawat Atasmu" yang juga dikenal dengan judul "Satu Bintang" di Indonesia, diremake oleh Haddad Alwi pada 26 Oktober 2003 dengan penyesuaian judul menjadi "Satu Bintang" dengan lebel musik Sony music entertainment Indonesia. Lagu ini ditulis oleh Almarhum Haji Mujahid Abdul Wahab dan Anwar Fauzi, sementara liriknya ditulis oleh Al-Habib Abdullah Al Haddad dan Almarhum Haji Mujahid Abdul Wahab. Lagu ini dirilis dalam album The Way Of Love dan terus menjadi salah satu lagu favorit di kalangan pecinta nasyid & musik religi.

Kedua lagu ini tidak hanya menunjukkan kemampuan musikal NSH tetapi juga ketulusan dan spiritualitas yang tinggi dalam lirik dan melodi, menjadikannya karya yang dicintai dan menginspirasi hingga lintas generasi. Kedatangan Idzhar Jumali bersama keluarganya ke Bandung untuk ziarah makam salah satu member NSH yang Wafat di Bandung yaitu Haji Mujahidin Abdul Wahab yang dimakamkan di pekuburan Islam Cibarunai Sarijadi Kota Bandung Jawa Barat. Di sela-sela penziarahan ini Idzhar NSH menceritakan kepada MEDIKOM anggota NSH, sejarah terbentuknya NSH, yang berawal dari pertemanan member-member di SMAKL (Sekolah Menengah Agama Kuala Lumpur).

Awalnya dikenal sebagai tim nasyid Suara SMAKL, yang terdiri dari 13 orang member, NSH resmi dibentuk pada tahun 1998 setelah sebagian anggota lama melanjutkan studi ke universitas. Melihat perkembangan nasyid di Malaysia, terutama dengan kesuksesan grup nasyid RAIHAN, NSH berinisiatif untuk meneruskan warisan nasyid yang mereka cintai. RAIHAN nasyid band, yang namanya berasal dari kata Arab Raihan yang berarti "Wangi Surga," telah meraih popularitas luar biasa dengan album perdana "Puji-Pujian" yang dirilis pada Oktober 1996, terjual lebih dari 750.000 unit di Malaysia saja, 200.000 unit terjual dalam tempo 2 bulan pertama setelah peluncurannya, dan 3.500.000 unit telah terjual di seluruh dunia yang menjadikan RAIHAN nasyid band sebagai artis Malaysia paling sukses dalam penjualan album di Industri musik Malaysia. NSH yang ketika itu dahulu masih bernama tim nasyid Suara SMAKL mendapatkan pelatihan vokal dari dua member The ZIKR (OVA Production) sebelum namanya berganti menjadi RAIHAN nasyid band pelatih vocal NSH dari The ZIKR yaitu ustadz Nazrey Johani & Almarhum Zairie Ahmad. NSH kemudian menandatangani kontrak eksklusif dengan Warner Musik Malaysia sebagai nasyid band kedua di bawah naungan label tersebut.

Album pertama NSH, "Wahyu Pertama," dirilis pada tahun 1998 dan menampilkan lagu "Sakti Mandraguna," yaitu nasyid Damai Yang Hilang yang tetap dikenang & di play hingga saat ini. Album kedua NSH, "Berjalan, Melihat & Mentafsir," dirilis pada tahun 2002 dan termasuk lagu "Selawat Atasmu," yang beberapa tahun kemudian dinyanyikan kembali oleh Haddad Alwi di Indonesia dengan judul "Satu Bintang" dalam album The Way Of Love,NSH Dengan formasi awal yang terdiri dari Sariman Abd Manap, Azahari Abd Rahman, Huzaimi Zaini, Idzhar Jumali, serta almarhum Firdaus Baharuddin dan  almarhum Haji Mujahid Abdul Wahab, NSH terus melanjutkan perjalanan karir nasyidnya,dalam album yang sama lagu "Kuharap Cinta,"  yang menjadi viral di Indonesia dengan mengambil ibu kota DKI Jakarta sebagai lokasi syuting video clip/vc(sekarang musik video/mv) silahkan pembaca layari YouTube & platform musik digital lagu lagu dari NSH.



Pada album pertama Now See Heart (NSH) pada tahun 1998, grup ini pertama kali datang ke Indonesia dalam rangka promosi. NSH kemudian kembali pada tahun 2003 untuk mempromosikan album kedua mereka, kali ini dengan dukungan penuh dari perusahaan rekaman mereka, Warner Music Malaysia. Dalam rangkaian promosi ini, NSH melakukan tur dengan berkeliling ke berbagai stasiun televisi di Indonesia serta radio-radio untuk keperluan wawancara dan pertunjukan. Di antara kota-kota yang mereka kunjungi adalah Bandung dan Jakarta, di mana mereka juga sempat mengadakan pertunjukan langsung pada tahun yang sama.

Menurut wawancara terpisah MEDIKOM dengan Vice Owner dari Venusa Production, Venusa Production-lah yang mengambil peran penting dalam mengatur acara promosi, wawancara, serta showcase NSH di berbagai platform media Indonesia. Mereka mengoordinasikan penampilan NSH di beberapa stasiun televisi swasta di Jakarta, beberapa radio di Jakarta dan Bandung, serta serangkaian showcase di kedua kota tersebut.

Selain itu, dalam sebuah wawancara lain MEDIKOM,dengan promotor musik Islami papan atas, Haji Agus Idwar Jumhadi, yang lebih dikenal dengan nama AIJ, turut membagikan pandangannya tentang betapa suksesnya kegiatan promosi yang dilakukan NSH bersama tim Haji AIJ di Indonesia. Haji AIJ sendiri adalah promotor utama dalam acara besar Konser Nasyid Serumpun Indonesia-Malaysia, yang diselenggarakan di Istora Senayan Jakarta pada akhir Agustus 2002. Konser ini didukung oleh satu promotor utama, yaitu IJ Communications dan IC Event Organizer, yang berkolaborasi dalam menghadirkan deretan artis papan atas dari genre nasyid dan shalawat dari Indonesia dan Malaysia.

Para artis nasyid Indonesia yang tampil dalam konser ini mencakup:

SNADA

Haddad Alwi

The Fikr

Izzatul Islam

Gradasi

Sementara itu, dari Malaysia hadir beberapa grup nasyid terkemuka, di antaranya:

Now See Heart (NSH)

Brothers

Saujana

Yasin Sulaiman

Kehadiran artis-artis dari kedua negara dalam konser yang bertema religi ini menjadi sebuah momen bersejarah bagi perkembangan musik nasyid di Indonesia, memperkuat ikatan budaya dan religi antara Indonesia dan Malaysia, serta meninggalkan kesan mendalam di hati para penonton, khususnya bagi NSH yang merasakan langsung hangatnya sambutan dari para penggemar musik nasyid di Indonesia.

Idzhar NSH sangat terkesan dengan Konser nasyid serumpun Indonesia-Malaysia di Istora Senayan Jakarta pada akhir Agustus tahun 2002 yang diselenggarakan oleh promotor Musik papan atas Indonesia Haji AIJ.

Idzhar NSH bersaksi bahwa konser nasyid dua negara serumpun ini sangat mega spektakuler, dengan jumlah ribuan fans nasyid datang untuk menyaksikan performa show konser  munsyid Munsyid idola. Idzhar NSH mengatakan dia melihat jumlah fans nasyid yang datang penuh banget dari dalam stadion sampai keluar stadion Istora Senayan Jakarta. Dalam interview terpisah dengan Medikom, Haji AIJ, promotor mega konser nasyid dua negara serumpun di akhir Agustus 2002 lalu, menyebutkan bahwa total penonton yang datang hampir mendekati 5000 orang. Mengenai kenapa jumlah penonton dibatasi tidak sesuai kapasitas 5000 penonton Istora Senayan Jakarta, dijelaskan Haji AIJ bahwa satu spot dalam Istora Senayan dipakai untuk venue panggung yang berukuran besar, dengan total artis2 nasyid yang perform di konser ini berjumlah 7 artis band nasyid Indonesia Malaysia dan 2 solois dari Indonesia dan Malaysia.

Untuk fans-fans mania NSH nasyid di Indonesia, pasti hafal banget dengan style beret dari NSH ini bukan faktor kebetulan. Idzhar NSH menjelaskan bahwa style beret ini dipakai sebagai ciri khas NSH, karena Idzhar ketika masih menjadi mahasiswa pernah menjadi Tentara Wathaniah, yaitu sukarelawan Tentara Malaysia aka National Service aka Conscript aka nasional guard, atau di Indonesia lebih dikenal dengan KOMCAD (Komando Cadangan). Hal ini berkaitan dengan lagu nasyid "Damai Yang Hilang" yang mengandung pesan Kemanusiaan yang dialami oleh negara2 berkonflik peperangan terus menerus dan perdamaian yang tak kunjung dicapai karena musnahnya kasih sayang dan persaudaraan unity karena faktor X tandus akhlak dan keimanan.

Dengan demikian, identitas beret NSH menjadi ciri khas untuk menyampaikan pesan kemanusiaan dari lagu nasyid "Damai Yang Hilang," yang telah menjadi fenomena selama lebih dari 26 tahun, hingga diremake oleh beberapa band mainstream, solois nasyid, dan nasyid band di Indonesia dan Malaysia. Kita kembali ke beret NSH; identitas khas beret NSH masih akan terus kekal sebagai identitas NSH sampai dengan sekarang.

Tag : No Tag

Berita Terkait