Loading

PEKELING, Bulan Rajab Miliki Keistimewaan di Waktu Malam


Penulis: Yonif - Editor: Dadan Supardan
1 Tahun lalu, Dibaca : 484 kali


Isra Mikraj

INDRAMAYU, medikomonline.com – Salah satu keistimewaan Bulan Rajab adalah terjadinya Peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Sebuah pertanyaan menggelitik, mengapa perjalanan Rasulullah Isra Mi’raj itu dilakukan pada malam hari.

Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitabnya, Al-Ayatul Kubra fi Syarhi Qisshatil Isra sebagaimana dilansir NU Online menjawab pertanyaan tersebut:

Bahwa malam merupakan waktu yang tepat untuk melakukan khalwah (menyepi) dan pengkhususan.

Ibnu Munir berpendapat bahwa peristiwa Isra terjadi di malam hari karena malam merupakan waktu yang tepat untuk menyepi serta biasanya sebagai waktu yang tepat untuk mengkhususkan amalan.

Malam merupakan waktu yang mulia. Hal ini disebabkan karena ada beberapa peristiwa yang terjadi di waktu malam, khususnya kisah-kisah istimewa yang terjadi dalam kehidupan para nabi.

Di antaranya, kisah Nabi Ibrahim yang awalnya menganggap bintang-bintang sebagai Tuhan, kemudian sadar bahwa bintang-bintang tersebut ternyata bukan Tuhan karena ia menghilang.

Malam juga menjadi waktu dikabulkannya doa Nabi Yaqub AS.

Malam adalah waktu yang tepat untuk berkumpul dengan orang-orang yang kita cintai. Maka dari itu, Allah memberangkatkan Rasul pada malam hari.

Dan malam merupakan satu-satunya waktu yang dijanjikan Allah sebagai waktu yang terbaik dari seribu bulan (lailatul qadar). Tidak ada waktu lain selain malam yang memiliki keistimewaan seperti ini.

Malam adalah waktu turunnya wahyu yang pertama.

Malam juga waktu dikabulkannya doa. Berbeda dengan siang, hanya hari Jumat satu-satunya waktu siang yang memiliki keutamaan tersebut.

Dilansir dari Pekeling, bahwa malam adalah waktu yang tepat untuk menyegarkan pikiran, dengan istirahat. Sedangkan pagi diciptakan Allah untuk mencari penghasilan.

Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Furqan ayat 47:

Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat. Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.

Melihat keistimewaan waktu di malam hari tersebut, maka pantaslah jika kita dianjurkan untuk banyak menghidupkan malam-malam kita dengan sholat, dzikir, tafakkur dan tadabbur agar kita mendapatkan keistimewaan dan kemuliaan di hadapan Allah SWT. @Pekeling.

Tag : No Tag

Berita Terkait