Penulis: Sabda Pewaris Nusantara
9 Hari lalu, Dibaca : 83 kali
Penulis: Sabda Pewaris Nusantara
Dalam lintasan
sejarah, kekuatan maritim Nusantara telah menjadi denyut nadi peradaban bangsa
ini. Sejak abad ke-7, kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya, Majapahit, dan
Demak membangun armada laut yang tangguh, menguasai jalur perdagangan rempah,
dan menghubungkan kepulauan Nusantara dengan dunia. Armada jong raksasa, kapal
padewakang, dan pinisi menjadi saksi kejayaan bahari yang pernah menggetarkan
samudra.
Di bawah
kepemimpinan tokoh-tokoh besar seperti Dapunta Hyang Sri Jayanasa, Laksamana
Nala (majapahit), Hang Tuah , Laksamana Malahayati dan Sultan Baabullah
(Ternate), Sultan Fatahillah, kekuatan
laut menjadi alat diplomasi, perdagangan, dan pertahanan. Jalur pelayaran yang
membentang dari Malaka, Maluku, hingga Madagaskar membentuk identitas Nusantara
sebagai kekuatan maritim dunia.
Namun, masuknya
kekuatan kolonial Eropa pada abad ke-16 hingga 19 mengubah peta kekuasaan laut.
VOC, Inggris, dan kemudian Hindia Belanda memanfaatkan dominasi armada modern
untuk merebut jalur rempah. Kekuatan maritim Nusantara perlahan terdesak, namun
tetap menyala di titik-titik pertahanan rakyat dan kerajaan.
Bukti Kekuatan
Maritim Nusantara
Walaupun pada abad
ke-19 kekuatan maritim Nusantara melemah, peninggalan sejarah membuktikan
kejayaan sebelumnya. Bukti data primer tersebut antara lain:
1. Artefak Perahu Borobudur — Replika dan
relief kapal layar bercadik abad ke-8 yang menunjukkan teknologi pelayaran
jarak jauh.
2. Catatan Tome Pires (1512-1515) —
Menyebut kekuatan armada pelayaran kerajaan-kerajaan di Jawa dan Maluku.
3. Naskah Nagarakretagama — Menggambarkan
wilayah kekuasaan Majapahit yang meliputi jalur laut dari Maluku hingga
Sumatra.
4. Peta Portugis dan Belanda abad ke-16–17
— Memuat rute perdagangan rempah dan posisi strategis pelabuhan Nusantara.
5. Nautika Melayu & Bugis
o Asal: Kesultanan Riau-Lingga,
Makassar, Bugis
o Isi: Pengetahuan angin musim (barat
& timur), arus laut, rasi bintang, pembuatan perahu, tanda-tanda alam.
o Penting: Digunakan pelaut lokal untuk
navigasi tanpa kompas.
6. Kitab Bahari Bugis-Makassar
o Asal: Pelaut Bugis, Makassar, Mandar
o Isi: Teknik pembuatan perahu Pinisi,
peraturan layar, etika pelaut, tata krama di laut, kode isyarat.
o Penting: Salah satu panduan teknis
pembuatan kapal tradisional tertua.
7. Undang-Undang Laut Melaka
o Asal: Kesultanan Melaka (dipakai di
Sumatra, Jawa, Kalimantan)
o Isi: Hukum laut, hak & kewajiban
nakhoda, pajak pelabuhan, penyelesaian sengketa di kapal.
o Penting: Aturan maritim tertulis
pertama di Asia Tenggara.
8. Tuhfat al-Nafis (Bab Maritim) – Raja
Ali Haji
o Asal: Riau-Lingga (abad ke-19)
o Isi: Catatan perjalanan laut, rute
perdagangan, hubungan diplomatik melalui jalur maritim.
o Penting: Menggabungkan sejarah,
politik, dan pengetahuan pelayaran.
9. Babad Tanah Jawi & Pararaton
(bagian armada Majapahit)
o Asal: Jawa (abad ke-16–18, salinan)
o Isi: Ekspedisi laut Majapahit, armada
Gajah Mada, jalur penaklukan, pertempuran laut.
o Penting: Sumber naratif kejayaan
maritim Majapahit.
10. Syair Perahu – Hamzah Fansuri
o Asal: Aceh (abad ke-16)
o Isi: Puisi sufistik yang memuat
metafora pelayaran dan simbol navigasi laut.
o Penting: Menggambarkan pandangan dunia
pelaut Aceh.
B. Buku &
Kajian Modern
1. Nusantara: Sejarah Indonesia Modern Awal
– Denys Lombard
o Isi: Perdagangan maritim abad 16–18,
jaringan pelabuhan, hubungan laut Nusantara dengan dunia.
o Penting: Penelitian mendalam berbasis
arsip Eropa dan Asia.
2. Sejarah Maritim Indonesia – Adrian B.
Lapian
o Isi: Peran laut dalam sejarah politik,
ekonomi, dan budaya Indonesia dari pra-kolonial hingga modern.
o Penting: Referensi utama sejarah
maritim Indonesia di kalangan akademisi.
3. Pelayaran dan Perdagangan Nusantara
Abad ke-16 dan 17 – M. Adnan Amal
o Isi: Fokus ke Maluku, peran pelaut
lokal, dampak kolonialisme di jalur rempah.
o Penting: Memberikan perspektif lokal
tentang perdagangan rempah.
4. Sejarah Pelaut Nusantara: Dari
Sriwijaya hingga Indonesia Merdeka – H.J. de Graaf & T.H. Pigeaud
o Isi: Biografi tokoh maritim, kekuatan
armada kerajaan, pertempuran laut.
o Penting: Menggabungkan narasi sejarah
dan data teknis.
5. Kapal-Kapal Tradisional Nusantara –
Nick Burningham
o Isi: Dokumentasi teknis dan visual
berbagai kapal tradisional dari Aceh hingga Papua.
o Penting: Memuat gambar detail
konstruksi kapal.
6. Atlas Jalur Rempah Nusantara –
Kemdikbud RI
o Isi: Peta jalur rempah, pelabuhan
sejarah, data arkeologi bawah laut.
o Penting: Kaya ilustrasi dan mudah
dipahami generasi muda.
7. Poros Maritim Dunia – Laksamana TNI
(Purn.) Dr. Marsetio
o Isi: Strategi Indonesia sebagai poros
maritim dunia, keamanan laut, diplomasi maritim.
o Penting: Menghubungkan sejarah maritim
dengan visi masa depan.
8. Jalur Rempah: Warisan Budaya Dunia –
Kemdikbud
o Isi: Sejarah, budaya, dan ekonomi
jalur rempah sebagai identitas maritim Nusantara.
o Penting: Mendukung pengajuan jalur
rempah ke UNESCO.
Geger Sapehi 1812:
Lembar Sejarah yang Terlupakan
Pada 20 Juni 1812,
di bawah komando Sir Stamford Raffles, pasukan Inggris melancarkan serangan
besar ke Keraton Yogyakarta. Peristiwa ini dikenal sebagai Geger Sapehi, bukan
semata konflik darat, melainkan juga berimplikasi pada kekuatan maritim Jawa.
Inggris yang saat
itu memegang kendali atas Jawa (1811–1816) membawa kekuatan pasukan Sapehi —
kavaleri dan artileri — serta memanfaatkan jalur sungai dan irigasi sebagai
jalur logistik militer. Serangan ini berakhir dengan penjarahan besar-besaran:
emas, perhiasan, naskah kuno, dan pusaka keraton diangkut ke Batavia dan sebagian
dibawa ke Inggris.
Bukti Data Primer:
• Arsip kolonial Inggris dan Hindia
Belanda yang memuat laporan resmi Raffles.
• Koleksi manuskrip Jawa kuno Keraton
Yogyakarta yang kini tersimpan di British Library, London.
• Catatan sejarawan Belanda seperti de
Haan dan laporan Raden Ronggo Prawirodirjo III.
Peristiwa Geger
Sapehi bukan sekadar tragedi keraton, melainkan simbol pergeseran kekuatan dari
darat ke laut: jalur suplai, penguasaan sungai, hingga pengangkutan rampasan ke
kapal laut kolonial menunjukkan betapa maritim menjadi urat nadi operasi
militer kolonial.
Bukti Data Primer
Pendukung Geger Sapehi 1812
(Selain Museum dan
Catatan Perang Inggris)
1. Arsip
Pemerintah & Lembaga Kolonial
• Arsip VOC dan Hindia Belanda di
Nationaal Archief, Den Haag (Belanda)
Termasuk surat
perintah, laporan administrasi, peta, dan dokumen logistik militer terkait
pengiriman pasukan ke Jawa.
• Arsip Keraton Yogyakarta &
Surakarta
Catatan kronik
(babad), laporan harian prajurit, serta surat-surat Raja yang merekam ketegangan
politik sebelum dan sesudah Geger Sapehi.
• Arsip Residen dan Asisten Residen
Jawa Tengah (koleksi ANRI – Arsip Nasional Republik Indonesia).
2. Catatan Pribadi
& Kesaksian Langsung
• Surat-surat pribadi prajurit atau
pejabat lokal yang bertugas di Yogyakarta saat itu.
• Buku harian (diary) misionaris atau
pedagang Eropa yang berada di wilayah Jawa pada 1811–1813.
• Keterangan lisan turun-temurun dari
keluarga bangsawan dan prajurit Keraton yang terlibat langsung.
3. Babad &
Naskah Lokal
• Babad Diponegoro (versi manuskrip
awal) yang memuat konteks politik menjelang perang.
• Babad Ngayogyakarta yang mencatat
peristiwa penyerbuan pasukan Inggris dan bentrokan internal keraton.
• Serat Rerenggan dan Serat Babad
Momana (dokumen istana yang mencatat perang dan penjarahan pusaka).
4. Artefak &
Benda Peninggalan
• Senjata asli (keris, tombak, meriam)
yang masih tersimpan di keluarga keturunan prajurit atau di lokasi yang tidak
terdokumentasi resmi.
• Fragmen bangunan benteng atau gapura
keraton yang rusak akibat pertempuran.
• Barang dagang (koin, perhiasan, porselen)
yang terbukti berasal dari rampasan Geger Sapehi dan kini ada di koleksi
pribadi.
5. Peta &
Dokumen Navigasi
• Peta jalur pergerakan pasukan Inggris
menuju Yogyakarta yang disimpan di arsip pelabuhan Semarang & Surabaya.
• Logbook kapal pengangkut pasukan dari
Batavia ke Semarang dan dari Semarang ke daratan Jawa.
• Catatan pelabuhan lokal tentang
bongkar muat logistik perang.
JENIS HARTA PUSAKA
MARITIM YANG KEMUNGKINAN IKUT DI DIRAMPAS
• Buku & Manuskrip Pelayaran
Catatan jalur
perdagangan laut, peta rute rempah, arah angin musim (muson), dan teknik
navigasi tradisional. Bentuknya kemungkinan besar manuskrip beraksara Jawa,
Bugis Lontara, atau Arab Pegon yang berisi:
o Tata cara membaca bintang untuk
pelayaran.
o Lokasi pelabuhan strategis di seluruh Nusantara.
o Rahasia niaga rempah dan barang
dagangan utama.
• Pusaka Fisik Maritim
Kompas kuno,
astrolab maritim, model perahu jong, atau benda ritual pelaut (contohnya
bendera layar sakral).
• Artefak Perjanjian Laut
Dokumen atau
simbol perjanjian antara kerajaan maritim di Nusantara (misalnya Mataram,
Bugis, Makassar, Tidore, Ternate) dengan kerajaan asing.
2. Kemungkinan
Keberadaan Saat Ini
Banyak barang
hasil rampasan Geger Sapehi tercatat dibawa ke:
• Museum dan Arsip di Inggris
o British Library, London ? memiliki
koleksi naskah Jawa kuno (termasuk Serat Babad dan catatan perdagangan).
o Royal Asiatic Society ? menyimpan peta
dan catatan navigasi laut Asia Tenggara.
o Cambridge University Library ?
beberapa manuskrip Jawa-Bugis yang memuat catatan angin dan laut.
• Museum Belanda (Rijksmuseum, Leiden
University Library)
Karena Belanda
sempat kembali menguasai wilayah setelah Inggris, sebagian rampasan juga
berakhir di sini.
3. Bentuk yang
Paling Mungkin
• Manuskrip Pelayaran ? catatan tangan
di kertas Eropa atau daluang (kertas tradisional Nusantara).
• Peta Laut ? dibuat di kulit kayu atau
kertas linen, dengan simbol bintang & arus laut.
• Instrumen Navigasi ? kompas
Cina-Arab, alat ukur bintang, dan replika kapal.
PUSAKA & HARTA
WARISAN KEBUDAYAAN MARITIM NUSANTARA
1. Perahu &
Kapal Tradisional
• Contoh: Pinisi (Sulawesi), Jong Jawa,
Lancang Kuning (Riau), Sandeq (Mandar), Kora-kora (Maluku).
• Manfaat Modern:
o Wisata bahari dan petualangan laut.
o Festival layar dan lomba perahu.
o Konten kreatif digital tentang sejarah
& pembuatan kapal.
2. Navigasi &
Astronomi Tradisional
• Contoh: Ilmu bintang pelaut
Bugis-Makassar, kompas tradisional, pembacaan arus & angin.
• Manfaat Modern:
o Edukasi STEM berbasis kearifan lokal.
o Aplikasi digital simulasi navigasi
tradisional.
o Program survival & petualangan
laut.
3. Peta &
Jalur Perdagangan Kuno
• Contoh: Jalur rempah
Maluku–Malaka–Arab–Eropa, jalur sutra laut.
• Manfaat Modern:
o Wisata sejarah jalur rempah.
o Game edukasi & film dokumenter.
o Branding produk rempah dan kuliner
heritage.
4. Senjata &
Pertahanan Laut
• Contoh: Meriam Si Jagur, tombak laut,
perisai rotan.
• Manfaat Modern:
o Pameran museum interaktif.
o Replika untuk cosplay dan film
sejarah.
o Edukasi bela negara berbasis sejarah
maritim.
______________
5. Tradisi Ritual
& Festival Maritim
• Contoh: Larung Sesaji, Petik Laut,
Mappanretasi (Kalimantan), Pesta Laut.
• Manfaat Modern:
o Wisata budaya tahunan.
o Konten vlog & live streaming
festival.
o Produk UMKM khas acara.
6. Kuliner Bahari
• Contoh: Ikan asap Maluku, cakalang
fufu, sate lilit Bali, ikan bakar rica-rica.
• Manfaat Modern:
o Start-up kuliner maritim.
o Channel YouTube masakan laut Nusantara.
o Produk frozen food khas daerah.
7. Sistem Ekonomi
& Perdagangan Laut
• Contoh: Pasar ikan tradisional,
barter antar pulau, lumbung laut.
• Manfaat Modern:
o Marketplace digital hasil laut.
o E-commerce khusus produk maritim.
o Ekspor hasil laut berkelanjutan.
8. Cerita Rakyat
& Sastra Laut
• Contoh: Legenda Malin Kundang, Putri
Naga, cerita pelaut Bugis.
• Manfaat Modern:
o Webtoon & animasi maritim.
o Novel remaja & film layar lebar.
o Podcast sejarah bahari.
9. Teknik
Pembuatan Jaring & Alat Tangkap
• Contoh: Pancing tonda, bagan, bubu.
• Manfaat Modern:
o Inovasi alat tangkap ramah lingkungan.
o Workshop keterampilan nelayan muda.
o Konten DIY & tutorial memancing.
10. Busana &
Perhiasan Maritim
• Contoh: Pakaian pelaut Bugis, tenun
laut Sumbawa, perhiasan kerang mutiara.
• Manfaat Modern:
o Fashion show bertema maritim.
o Produk aksesoris Gen Z.
o Desain NFT & digital fashion
PELAJARAN UNTUK
GENERASI Z, Menghidupkan kembali Maritim Nusantara
Kekuatan maritim
bukan sekadar kapal dan pelabuhan, melainkan strategi, kemandirian, dan
konektivitas antarwilayah. Bagi Generasi Z, warisan ini bisa dihidupkan kembali
melalui:
1. Ekonomi Biru Berkelanjutan — mengelola
sumber daya laut secara modern dan ramah lingkungan.
2. Teknologi Pelayaran Digital — integrasi
IoT, AI, dan navigasi satelit untuk keamanan laut.
3. Budaya Bahari Kreatif — festival
maritim, wisata sejarah kapal kuno, dan pendidikan bahari sejak dini.
4. Pertahanan Laut Modern — memadukan kearifan
lokal dan teknologi untuk menjaga kedaulatan perairan.
Sejarah
mengajarkan bahwa bangsa yang menguasai laut akan menguasai masa depannya. Dari
jong raksasa Sriwijaya hingga pelayaran pinisi, dari Geger Sapehi hingga
tantangan geopolitik modern, pusaka kekuatan maritim Nusantara menunggu untuk
kembali berlayar di tangan generasi penerus
"Kekuatan
maritim Nusantara bukan hanya ombak di masa lalu, tapi gelombang masa depan.
Tugas kita adalah mengarungi samudra masa depan dengan layar pengetahuan dan
kompas KEBUDAYAAN."
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
Indramayu Diguncang Gempa Magnitudo 4.4, Kedalaman 280 Kilometer
SAU7ANA Come Back