Penulis: Idat Mustari
2 Hari lalu, Dibaca : 50 kali
Oleh Idat Mustari**
Di setiap sisi
kehidupan manusia selalu ada hikmah yang bisa jadi pelajaran. Terutama mereka
kaum sufi selalu saja menemukan terminoligi tentang manusia, misalnya tentang
tingkatan ke – tahu – an manusia. Menurut kaum sufi, seperti Imam
Al-Ghazali, membagi manusia menjadi empat tipe:
Pertama,
“Seseorang yang tahu (berilmu) dan dia tahu bahwa dia tahu” (Rojulun Yadri wa
Yadri Annahu Yadri). Orang ini tergolong kaum bijaksana (al-hukam?’), yang
harus diikuti dan dimintai pendapat dan wawasannya. Orang ini adalah tipe orang
berilmu. Ini adalah manusia yang memiliki kematangan psikologis. Ini adalah
tipe yang paling baik. Kita butuh ilmu dari orang seperti ini. Duduk bersamanya
akan menambah wawasan dan kearifan diri. Tipe manusia ini adalah tipe manusia
berkualitas.
Orang ini bisa
disebut ‘Alim = Mengetahui. yang harus kita lakukan adalah
Mengikutinya. Apalagi kalau kita masih termasuk dalam golongan orang yang awam
. yang masih butuh banyak diajari . maka sudah seharusnya kita mencari orang
yang seperti ini, duduk bersama dengannya akan menjadi pengobat hati.
Kedua, “Seorang
yang tahu tetapi dia tidak tahu kalau dirinya tahu. (Rojulun Yadri wa Laa Yadri
Annahu Yadri). Kaum sufi mengibaratkan orang ini tertidur. Maka dia harus
dibangunkan dan disadarkan akan kelebihannya yang bisa bermanfaat untuk dirinya
sendiri dan orang lain. Tipe orang seperti ini adalah orang yang punya potensi,
bakat jadi orang hebat, tetapi ia tidak menyadarinya. Orang seperti ini butuh
motivasi. Biasanya jika termotivasi maka berubah jadi tipe yang pertama.
Ketiga, “Seseorang
yang tidak tahu tetapi dia tahu bahwa dirinya tidak tahu. (Rojulun Laa Yadri wa
Yadri Annahu Laa Yadri). Menurut Imam Ghazali, jenis manusia ini masih
tergolong baik. Sebab, ini jenis manusia yang bisa menyadari kekurangannnya. Ia
bisa mengintropeksi dirinya dan bisa menempatkan dirinya di tempat yang
sepantasnya. Ia sadar diri atas keterbatasan pengetahuannya. Orang seperti ini
bisa mengkontrol dirinya untuk tidak melakukan apa yang tidak diketahuinya.
Keempat. ”Seseorang
yang tidak Tahu (tidak berilmu), dan dia tidak tahu kalau dirinya tidak Tahu.
(Rojulun la yadri wa la yadri annahu la yadri). Dan menurut Imam Ghazali,
inilah adalah jenis manusia yang paling buruk. Ini jenis manusia yang selalu
merasa mengerti, selalu merasa tahu, selalu merasa memiliki ilmu, padahal ia
tidak tahu apa-apa.
Repotnya manusia
jenis seperti ini susah disadarkan, kalau diingatkan ia akan membantah sebab ia
merasa tahu atau merasa lebih tahu. Jenis manusia seperti ini, paling susah
dicari kebaikannya. Orang macam inilah yang disebut “bodoh kuadrat”, karena
selain bodoh juga tidak tahu akan kebodohannya sendiri. Di kalangan kaum sufi
untuk orang yang bodoh kuadrat disebut j?hil murakkab yaitu orang bodoh
yang tidak menyadari kebodohannya sendiri. Parahnya lagi jika orang seperti ini
menjadi pemimpin.
Tipe keempat ini
sangat sulit diberitahu, disadarkan. Kata orang sunda “Merekedeweng.” Udah
salah ngeyel. Tentu kita berharap tidak termasuk ke tipe ini. Sebab kata Nabi
Isa as,”Hanya kematianlah yang bisa menghapus sifat dari orang seperti ini.”
Wallahu'alam
** Penulis Seorang
Al-Faqir
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Indramayu Diguncang Gempa Magnitudo 4.4, Kedalaman 280 Kilometer
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back