Penulis: Herz/Editor: Dadan Supardan
3 Tahun lalu, Dibaca : 813 kali
JAKARTA, Medikomonline.com
– Perkembangan isu yang sedang menghangat di
tanah air berapa hari kebelakang seperti kejadian bom bunuh diri di depan
Katedral Makassar menjadi spirit tersendiri bagi Mapolda
Metro Jaya untuk melakukan pertemuan bersama seluruh tokoh terkemuka agama di
Indonesia.
Mengenai situasi
dan kondisi tersebut Mapolda Metro Jaya Rabu (31 Maret 2021) sekitar pukul 10.00
-11.30 WIB mengundang para tokoh agama se-DKI Jakarta, dengan tujuan untuk
mendinginkan/colling system situasi dan kondisi perkembangan terakhir di
Jakarta di Cafe Kopitiam Polda Metro Jaya.
Selain
Kombes Pol Badya Wijaya SH MH juga hadir Ustad Abi Jajang (Islam), Romo A
Sayadi (Katolik), Pendeta Manuel Raintung (Protestan), Rusli Tan (Walubi -
Budha), Dewi Riyawati S (Konghucu), Endang Tien (Hindu), PS. Kasubdit Bintibsos
Kompol Sujanto, Kasi Binturmas Kompol MH Panjaitan SH.
Dalam
pertemuan Direktur Binmas Polda Metrojaya menyampaikan apresiasi
peran para tokoh yang tergabung dalam FKRK dalam menjaga Kamtibmas DKI Jakarta cukup
bagus. Ia mengucapkan rasa ikut bersedih hati dan prihatin
atas kejadian bom bunuh diri di depan Katedral Makasar beberapa waktu lalu.
“Mari kita
semua untuk tetap tenang sekaligus mengajak umatnya tetap tenang dan menjaga
kebersamaan. Dan membuat testimoni berisi ajakan kepada umat demi terwujudnya
kedamaian dan viralkan,” katanya.
Dirinya
mencontohkan seperti apa yang dilakukan dan dijadikan referensi ceramahnya,
Imam besar Masjid Istiqlal KH Nazaruddin Umar tentang Fiqih dan Tasawuf.
Dalam
kesempatan tersebut, Mapolda Metro Jaya Jakarta akan mengintensifkan
kegiatan silaturahmi dengan kunjungan ke masing-masing tokoh agama. “Harapan
doa untuk Kapolda semoga beliau tetap sehat untuk memimpin PMJ dalam wujudkan Kamtibmas,”
harap Kombes Pol Badya Wijaya SH MH.
Sementara itu
Ustadz Abi Jajang tokoh kemuka agama Islam dalam kesempatannya mengutarakan, Islam
tidak mengajarkan bom bunuh diri dalam menegakkan Islam.
“Kita
semua prihatin kepada saudara kita di Katedral yang menjadi korban dan yang terpenting
kami berupaya untuk tetap menjaga keamanan dan kerukunan. Mari juga kita
bersama-sama membuat statmen untuk menyejukkan
keadaan,” Ajak Ustadz Abi Jajang.
Romo A.
Sayadi dari pemuka tokoh agama Katolik mengatakan, manusiawi
bila masing- masing personel
merasa kecewa karena banyak giat sosial yang sudah dilakukan
termasuk untuk di luar umat Katolik.
“Umat
bertanya salah kami apa? Tapi kami sadar itu semua akibat dari salah
tafsir dalam memahami agama. Terkait dengan
keamanan kami yakin TNI dan Polri bisa mengelola dan perlu diintensifkan
pertemuan dengan tokoh lintas agama termasuk anak-anak kita,”
katanya.
Masih di tempat
dan kesempatan yang sama, Dewi Riyawati dari Konghucu mengatakan, ikut
perihatin dengan kejadian bom di Makassar dan berharap
semua tetap bisa tenang, jangan takut dengan teroris.
“Mari
kita tingkatkan dan menghimbauan kepada seluruh umat untuk tetap menjaga
keamanan dan ketertiban wilayah masing-masing,” tuturnya.
Sementara
itu, Ibu Endang Tien dari agama Hindu mengutarakan, ikut
berduka atas kejadian bom bunuh diri di depan gereja katedral Makassar.
Dirinya mengutuk
kejadian tersebut dan mengajak tetap menjaga kebersamaan dan kerukunan antarberagama
atau sesama.
Rusli Tan
dari Walubi berharap aparat keamanan melakukan
law enforcement kejadian bom bunuh diri itu, meski itu sudah masuk kasus
kriminal. “Dan hukum harus ditegakkan
secara maksimalkan,” ucapnya.
Rusli
berharap, ekonomi di Indonesia bisa lebih membaik. Ia juga mengajak untuk tetap menjaga
kebersamaan dan kerukunan.
Di akhir
penghujung acara, Pendeta Manuel Rantung dari agama Protestan menyampaikan
bahwa keyakinan pelaku tidak ribuan tapi puluhan dan tidak banyak. Hal-hal
yang berkenaan dengan anti NKRI anti kemapanan masih ada.
Makanya
dirinya berharap, untuk saling menguatkan dan sering bertemu
supaya kebersamaan di antara kita selain
intens terbangun juga hubungan akan makin lebih baik.
Acara
silaturahmi berjalan dengan baik dan terjalin komunikasi yang komunikatif serta
tetap memedomani protokol kesehatan. Harapan mereka semua, minimal setiap 2 minggu
sekali atau 1 bulan
sekali diagendakan pertemuan FKRK tersebut.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer