Loading

MENJAWAB "KERAGUAN" PENGANGKATAN KADISDIK BARU DI JAWA BARAT


Penulis: Apar Rustam Ependi
3 Tahun lalu, Dibaca : 1033 kali


Apar Rustam Ependi

Oleh Apar Rustam Ependi

(Calon Pengawas 2019)

 

Hari ini (17 Juni 2020) saya dikejutkan dengan beberapa peristiwa yang mendorong saya untuk menulis dan berbagi pengalaman bahagia ini. Saya merupakan guru di SMKN 12 Garut yang tergabung ke dalam komunitas Forum Komunikasi Calon Pengawas 2019.

Di Forum itu, kami merencanakan agar bisa bersilaturahmi dan beraudiensi dengan Bapak Kadisdik  (Bapak H Dedi Supandi, STP., M.Si) yang baru dilantik tanggal 12 Juni 2020. Kami yang menentukan waktu pertemuan tanggal 17 Juni tersebut. Berdasarkan informasi dari Ketua Forum (Bapak Agus Solehudin) beliau menyanggupi dan menantikan kehadiran kami di tanggal itu. Terus terang saya merasa skeptis terhadap informasi tersebut, mengingat, sertijab saja baru dilaksanakan tanggal 15 Juni, dalam benak saya, tak mungkin pertemuan terlaksana di tanggal itu, hanya jeda satu hari setelah pelantikan. Sambil mengikuti dinamika informasi di grup, saya menyanggupi sebagai salah seorang perwakilan yang ditunjuk dalam pertemuan tersebut.

Terkejutnya saya, ternyata pertemuan ini terlaksana sesuai usulan kami, dan setengah ga percaya saya ikut dalam pertemuan tersebut.

Luar biasanya, di saat pertemuan berlangsung, Bapak Kadisdik yang baru ini lebih banyak mendengar dan mencatat masukan-masukan dan keluhan keluhan dari kami. Apa yang kami sampaikan, beliau mencatatnya dengan teliti, sambil sesekali menanggapi dan memberikan kesempatan kepada para peserta untuk menyampaikan aspirasinya.

Kami mendengar dan menyaksikan sendiri dengan tanpa ragunya bagaimana Bapak Kadis yang baru ini menginventarisir, menginvestigasi dan menemukan solusi melalui diskusi dengan Bapak Kabid GTK.

Endingnya, dengan tanpa ragu, Bapak ini memberikan kesanggupan untuk mengeksekusi keputusan yang menjadi kewenangannya di lingkungan Dinas Provinsi Jawa Barat. Dengan heroiknya beliau menyanggupi, beliau sendiri yang akan turun tangan menyelesaikan persoalan yang kami sampaikan ke intansi lainnya di lingkungan Pemprov Jawa Barat. Di sela-sela pertemuan tersebut beliau sampaikan pula 4 program yang akan diselesaikan dalam jangka waktu dekat terkait dengan PPDB, SPP Gratis, Pembiayaan OPD dan Penyelesaian tunjangan profesi guru bagi guru non ASN bersertifikat. Keempat program ini tentu erat kaitannya dengan tugas kepengawasan yang akan kami emban.

Setelah sesi foto bersama, ditambah lagi kekaguman saya kepada Bapak Kadisdik, bahwa beliau langsung mengajak Bapak Kabid GTK untuk membahas secara mendalam persoalan yang kami sampaikan.

Pertemuan yang penuh kekeluargaan ini pada akhirnya melahirkan beberapa asumsi dalam diri saya terhadap Bapak kadisdik yang baru ini, di antaranya

1. Sungguh Pimpinan kharismatik, gaya berdiskusinya itu yang saya suka. Sejak awal seolah olah tak ada sekat antar kami dengan beliau. Padahal kami berhadapan dengan orang nomor satu di lingkungan Disdik Jabar dan baru kenal, tapi luar biasa akrabnya sehingga kami betah.

2. Merupakan sosok pemimpin yang tanggap. Saya perhatikan gerak gerik beliau, mulai mencatat masukan-masukan dari kami, sampai menemukan penyelesaian masalah dilaksanakan dengan fokus, sehingga tak ada perdebatan alot, malah diwaktu yang singkat itu beliau mampu menemukan solusi.

3. Pimpinan yang santun. Betapa malunya kami, kami yang menentukan waktu sendiri, namun beliau dengan santunnya mampu menyanggupi waktu tersebut. Tak ada nada tinggi, tak ada kata intruksi, sungguh...kami ta'dzim kepada beliau.

4. Memiliki kepekaan yang tinggi. Respons yang tanggap merupakan dasar bagi saya bahwa beliau sangat peka terhadap keadaan di lapangan. Catatan beliau adalah saksi bahwa beliau sangat peka terhadap masalah.

5. Pimpinan yang taktis. Solusi itu yang kami nantikan, dan ini lahir dari sosok beliau yang baru menjabat beberapa hari. Sangat luar biasa, beliau mampu menggunakan kewenangan dengan segala risikonya.

6. Sosok pembelajar. Ini yang sangat saya kagumi. Sangat dimaklumi bahwa di tiap dinas dengan tupoksi yang berbeda maka ada istilah yang berbeda pula. Saya adalah saksinya, beliau tak sungkan untuk bertanya hal teknis ke bawahannya. Sungguh tak ada kesan jaim di wajahnya.

Tentu dugaan dugaan saya ini perlu pembuktian, paling lambat bulan Juli adalah waktu yang kami nantikan, dalam berkelakarnya beliau menyampaikan "lamun dina waktu 6 bulan teu aya pelantikan, berarti saya eweh nanaonan" (kalau dalam jangka waktu 6 bulan tidak ada pelantikan, berarti saya tidak ada apa apanya).

Jika hal ini terbukti, tentu tak ada alasan bagi elemen elemen yang meragukan beliau. Persoalan- persoalan teknik dan taktis, tentu beliau dibantu oleh para kepala bidang.  Sementara yang dibutuhkan Dinas Pendidikan Jawa Barat adalah decision maker yang berani mengambil keputusan dengan segala kewenangan dan risikonya.

Semoga ini menjadi kenyataan untuk menunjukkan bahwa Bapak Gubernur Jawa Barat merupakan sosok pimpinan daerah yang benar benar memiliki kapasitas dalam memilih para pembantu beliau dalam menjalankan roda Pemerintahan Provinsi Jawa Barat.

Setelah terbukti ada perubahan pola kebijakan ke arah positif yang diambil oleh beliau, saya mohon pada elemen-elemen yang meragukan komptensinya, berilah beliau kesempatan, marilah kita bergandengan tangan dalam mewujudkan Jabar Juara menuju Jabar Masagi di wilayah pendidikan.

Ingat, bahwa Mendikbud dan para Kadisdik tidak mutlak harus berlatarbelakang birokrat pendidikan, yang utama adalah yang benar-benar berintegritas tangguh, visioner, kompeten, handal dan kapabel memajukan bidang pendidikan nasional."

Tag : No Tag

Berita Terkait