Loading

Gelegar Ricuh Petinggi Negeri Efek Pejabat Hedon


Penulis: Herz_Medikom Cms.
1 Tahun lalu, Dibaca : 645 kali


Herz_Medikom Cms.

Di Tanah Air saat ini tengah ramai diperbincangkan pejabat yang bergaya hedonisme (gaya hidup mewah) sementara rakyat banyak yang kesusahan.

Kini pun terus menggelinding ke publik, tidak sedikit masyarakat dibuat kesal oleh ulah oknum pejabat kategori tinggi yang gila akan hawa nafsu dunia dan menampilkan gaya hedonisme (kemewahan materi) ke publik menjadi sorotan miring masyarakat.

Menurut penulis akar masalahnya adalah ada pada aspek “KETIMPANGAN SOSIAL TERAMAT DALAM”. Sebagaimana lagunya Bung H. Rhoma Irama "Yang Kaya Makin Kaya, Yang Miskin Makin Miskin". Sehingga ini menjadi bahan pembakar emosi publik.

Kemudian menelisik kekayaan 10 naga sudah bukan lagi 9 naga di negeri yang kekayaannya mencapai lebih dari 100 Triliun dan selalu menduduki puncak piramida harta kekayaan.

Kemudian tangga kedua piramida ditempati para pengusaha, birokrat, teknokrat, para pengendali aliran dana di negeri ini, para oligarki yang berselingkuh dengan wakil rakyat dan semua anak bangsa yang saat ini telah kehilangan rasa “KITA” dan bergeser menjadi kata “AKU & KAMI”, maka ini pun semakin membawa negara ini ke jurang perpecahan.

Jikalau "penetrasi ideologi" sukses menggeser ideologi negara, maka spirit apa yang mampu menyatukannya?

Andaikan "infiltrasi pola pikir" telah menyatu di simpul-simpul saraf anak bangsa, maka wawasan kebangsaan seperti apa yang akan mampu menjadi garda bangsa?

Ditambah oligarki, kapitalis, dan liberalis telah menjadi kiblat bangsa, maka ke mana rakyat mencari payung perlindungan?

Apakah berganti pimpinan itu solusi? Ataukah meng-GADAI-kan negara itu solusi? Mungkinkah PERSELINGKUHAN transnasional itu solusi?

Kita rakyat kecil masih saja serba kesulitan di tengah para pejabatnya yang seakan hanya mementingkan kepentingan pribadi, kelompok/golongan saja. Rakyat hanya bisa mengelus dada. Mereka hanya ingin cukup sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan.

Namun ketimpangan sosial sangat jomplang dan berakhir pada kata Yang Kaya Makin Kaya dan Yang Miskin Makin Miskin. Kapan cita-cita bangsa ini bisa terwujud sebagaimana mestinya jati diri cita-cita bangsa.

~Tan Anom Kawasen~

Tag : No Tag

Berita Terkait