Loading

Program Satu Juta Nelayan Berdaulat Maksimalkan Potensi Laut Indonesia


Penulis: IthinK/Editor: Mbayak Ginting
5 Tahun lalu, Dibaca : 1048 kali


Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mendampingi Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Pelepasan Nelayan Pilot Project Program Satu Juta Nelayan Berdaulat. (Foto: Humas Ja

SUKABUMI, Medikomonline.com – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mendampingi Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Pelepasan Nelayan Pilot Project Program Satu Juta Nelayan Berdaulat di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ciwaru, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (20/7/2019).

Program tersebut diluncurkan guna memaksimalkan potensi kekayaan laut Indonesia. Pada 2019, Program Satu Juta Nelayan Berdaulat menargetkan 300 kabupaten/kota yang berada di pesisir Indonesia dengan jumlah peserta minimal 300 ribu.

Lewat program tersebut, Luhut optimistis nelayan Indonesia, khususnya Jawa Barat, mulai melek digital. Salah satu buktinya adalah TPI Online yang sudah beroperasi di Sukabumi. Dia pun mengatakan, para nelayan bisa mengakses internet saat berlayar sejauh 60 kilometer dari pesisir.

"Nanti dari tengah laut sudah bisa transaksi. Nelayan bisa mulai menjual ikannya ataupun kebutuhan. Nanti ter-sinkronisasi lewat Fish Mart," ucapnya.

Luhut juga menyatakan, pihaknya tengah meningkatkan potensi laut Indonesia. Apalagi, saat ini, baru 7,5 persen kekayaan laut yang dapat dikelola. Padahal, Indonesia memiliki potensi di sektor maritim sebesar 1,3 triliun dollar AS per tahun.

Situasi tersebut terjadi karena dua hal, yakni minimnya teknologi dan kemampuan nelayan dalam menggunakan teknologi tergolong rendah. Dalam Program Satu Juta Nelayan Berdaulat, ada pelatihan kepada 1.000 orang, yang terdiri dari nelayan, RT, pengurus koperasi nelayan, petugas TPI, dan pembina nelayan.

Salah satu bentuk pelatihan adalah cara menggunakan aplikasi Fish On. Fish On sendiri merupakan aplikasi berbasis android dengan fitur pencurian ikan, pengawetan ikan, penjualan ikan, komunikasi pencatatan hasil tangkapan ikan, panic button untuk permintaan bantuan dalam kondisi darurat, fitur pembayaran elektronik, dan fitur belanja kebutuhan sehari hari.

Jika program tersebut dapat terealisasi dengan optimal, Luhut optimistis roda ekonomi nelayan Indonesia akan berputar semakin cepat. Selain itu, kesejahteraan nelayan Indonesia meningkat secara signifikan.

"Perkembangan ekonomi Indonesia sangat dipandang dunia. Apalagi, dengan potensi laut yang sangat kaya," ucapnya.

Selain Fish On, ada pula aplikasi penjualan dan manajemen gudang untuk koperasi nelayan, aplikasi lelang ikan online yang menghubungkan TPI, nelayan dan pedagang ikan, serta aplikasi website penjualan e-commerce ikan.

Sementara itu, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, program tersebut bisa berjalan apabila nelayan terlibat aktif. "Jawa Barat mempunyai visi Jawa Barat Juara Lahir Batin, maka nelayannya juga harus juara," katanya.

“Nelayan juga harus punya kemauan, selama ini kita hanya mengambil ikan, tetapi tidak di-manage. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan para nelayan bisa mengambil ikan dengan maksimal dan mengelolanya dengan baik,” lanjutnya.

Dengan pengembangan teknologi, Uu berharap kerja nelayan akan terbantu yang berdampak pada banyaknya ikan hasil tangkapan. Aplikasi tersebut juga berguna sampai proses penjualan dan distribusi ikan hasil tangkapan nelayan.

"Pak Menko responsif, untuk Jawa Barat, khususnya Kabupaten Sukabumi, dengan kebersamaan ini, kita harapkan suksesnya Satu Juta Nelayan Berdaulat. Semoga program satu juta nelayan berjalan dengan baik," ucapnya.

Oleh karena itu, Uu mengajak nelayan untuk memanfaatkan dengan sebaik-baiknya program-program yang digulirkan Pemerintah. Sebab, segala yang diupayakan pemerintah adalah demi kemajuan bangsa.

Bupati Sukabumi Marwan Hamami berpendapat bahwa pengembangan teknologi perlu juga disinkronkan dengan pengalaman atau kebiasaan nelayan lokal. "Harus sinkron antara teknologi, tradisi, dan kondisi alam," katanya.

Hal tersebut supaya teknologi tidak merubah secara drastis pola kerja, ataupun sisi tradisi, budaya nelayan lokal dalam berlayar mencari ikan. Sehingga, nelayan bisa berdaulat tanpa kehilangan jati dirinya. Demi terwujudnya Indonesia poros maritim dunia.

Tag : No Tag

Berita Terkait