Loading

Studio Zoom 8 Dipagar Kawat Berduri, Jamaah Majelis Al-Muhayya Merasa Terusir


Penulis: Red
3 Tahun lalu, Dibaca : 911 kali


Ustadz H Deden Muhidin, Pimpinan Majelis Dzikir Al-Muhayya, saat diwawancarai medikomonline.com di Kampung Tapos, Kamis (4/11/2021).

BEKASI, Medikomonline – Sejak villa dan sanggar seni studio zoom 8 di Kampung Tapos, Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, digembok dan dipagar dengan kawat berduri, puluhan jamaah Majelis Dzikir Al-Muhayya terpaksa melakukan aktivitas pengajian di depan pintu studio zoom 8.

“Saya sangat prihatin atas penggembokan dan pemagaran studio zoom 8 milik Pak Hendri Yuliansyah ini. Semula kita mengaji di dalam studio zoom 8, sekarang di luar. Terus terang, kami merasa terusir,” kata Ustadz H Deden Muhidin, Pimpinan Majelis Dzikir Al-Muhayya, saat ditemui medikomonline.com di Kampung Tapos, Kamis (4/11/2021).

Jamaah Majelis Dzikir Al-Muhayya, menggelar pengajian di depan pintu studio zoom 8.

Deden mengungkapkan, aktivitas pengajian yang diselenggarakan Majelis Dzikir Al-Muhayya sudah berjalan hampir 2 tahun. Biasanya, kata Deden, pengajian dilakukan di dalam studio zoom 8.

Namun, lanjut ustadz Deden, karena pintunya digembok dan dipagar kawat berduri yang dilakukan oleh oknum preman, kemudian pengajian pindah ke luar, tepatnya di depan pintu masuk studio zoom 8.

“Pengajian di luar ini dilaksanakan sejak Kamis, 28 Oktober 2021,” ucap Deden Muhidin.

Adapun jumlah jamaah yang ikut pengajian khusus membaca Alquran ini, berjumlah puluhan. Mereka datang di antarannya dari Bojong Koneng, Cikeas, Gunung Batu, Tapos, dan Curug.

Sementara khusus pengajian untuk masyarakat dilaksanakan setiap malam Jumat. “Awalnya pengajian kita laksanakan di studio zoom 8, tapi sekarang pindah ke mushola di belakang studio zoom 8,” kata dia.

Deden menegaskan, dengan digembok dan dipagarnya pintu studio zoom 8 dengan kawat berduri, ini merupakan pendzoliman terhadap jamaah Majelis Dzikir Al-Muhayya, khususnya pemilik villa dan sanggar seni studio zoom 8, Hendri Yuliansyah.

“Perlu diketahui, di Kampung Tapos, Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang ini, kebanyakan tanah adat, bukan tanah garapan. Dan, tanah yang dibeli Pak Hendri Yuliansyah adalah tanah adat yang dibeli dari warga Bojong Koneng,” bebernya.

Saat ditanya, sampai kapan melaksanakan pengajian di depan pintu villa dan sanggar seni studio zoom 8, Deden menyatakan belum berpikir untuk pindah ke tempat lain.

“Untuk sementara pengajian kita laksanakan di sini dulu. Karena pengajian ini dilaksanakan setiap hari dimulai pukul 14.00 WIB. Sedangkan pengajian yang diselenggarakan malam Jumat, itu mingguan,” katanya.

Dikatakan Deden, pengajian harian ini khusus hanya membaca Alquran. Yaitu, satu orang, satu zus. Jadi, kalau jamaah ada 10, berarti 10 zus. Sementara pengajian mingguan, rutin membaca surat Yasin, marhaba dan sholawat.

Ketika disinggung apakah akan melaporkan masalah ini ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, Deden berjanji akan menemui pihak desa (Bojong Koneng) dan kecamatan (Babakan Madang).

“Insya Allah, kami akan sampaikan masalah ini ke pihak desa dan kecamatan,” pungkasnya.

Berita Terkait