Loading

Minim TPS, Penanganan Sampah di Kecamatan Lelea Indramayu Amburadul Siapa Yang Bertanggungjawab


Reporter: Yonif - Editor: Yonif
27 Hari lalu, Dibaca : 178 kali


Inilah tumpukan sampah didepan jalan protokol pasar Lelea, gambar diambil pada Sabtu, 17/5/2025 (Foto: HYF)

Minim TPS, Penanganan Sampah di Kecamatan Lelea Indramayu Amburadul Siapa Yang Bertanggungjawab

Minggu, 18 Mei 2025 | Pukul: 09:55 WIB

INDRAMAYU, MEDIKOMONLINE.COM -Minimnya Tempat  Pembuangan Sampah (TPS) yang disediakan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu ataupun UPTD dan Pemcam Lelea, membuat masyarakat yang berada di wilayah itu membuang sampah asal-asalan. Parahnya lagi mereka terlihat tanpa beban membuang sampah didepan lahan pemukiman warga. 

Tak heran jika pemandangan kotor itu setiap harinya  menimbulkan bau yang tidak sedap, apalagi jika turun hujan.

Seperti nampak didepan Toko Obat Pranata desa Pengauban, kemudian di blok Sipol mandor, lalu di depan pasar Lelea, kecamatan Lelea. Tumpukan sampah berbau busuk setiap harinya selalu terlihat menggunung.

Ironisnya pemandangan yang menjijikkan itu terkesan dibiarkan baik oleh Pemdes,  maupun UPTD dan Pemcam setempat. Masyarakatpun bertanya-tanya ada apa sesungguhnya dengan mereka...?

Terkait soal keberadaan sampah tersebut, warga Lelea yang mengatasnamakan Masyarakat Peduli Kesehatan (MPK) ikut angkat bicara. Menurutnya "Penanganan SAMPAH" di Kecamatan Lelea terutama dilingkungan Pasar Lelea, serta disepanjang jalan protokol sudah tidak profesional lagi.

Terlebih lagi didepan pasar Lelea, setelah pekerja pengangkut sampah pasar itu berhenti atau entah di berhentikan. 

Menurutnya, tumpukan sampah yg biasanya diangkut setiap hari, sekarang justru menumpuk dalam beberapa hari. Jelas keadaan seperti itu membuat warga sekitar tidak nyaman, terlebih lagi bagi para pedagang dan pengunjung pasar. Padahal pedagang pasar Lelea itu memberikan uang retribusi.

"Kalau dipandang dari keindahan dan estetika kesehatan jelas tidak baik, karena selain sampahnya menumpuk dipinggir jalan utama, tumpukan sampah juga berada di tengah-tengah pemukiman warga dan pedagang pasar sehingga kelihatan kumuh," tandas Alumnus IAIN SGJ Cirebon yang meminta namanya dirahasiakan.

Dalam perkembangan yang sama, Kuwu Desa Lelea Raidi, ketika dimintai komentarnya terkait tumpukan sampah yang berada di depan jalan pasar Lelea melalui pesan singkat WachtsApp dengan singkat menjawab. "gih mengkin mandor pasar dipai uning" yah nanti mandor pasarnya dikasih tahu, jawabnya singkat kepada medikomonline.com Sabtu (17/5/2025).

Lalu apa kata Camat Lelea Achmad Fauzie Romdhon, S.Sos., M.Si ditanya soal penanganan sampah diwilayahnya, dia mengungkapkan. Yang jelas upaya kami dari Pemcam Lelea sudah sering  menyarankan agar kebersihan lingkungan harus diutamakan.

Menurutnya, terkait dengan minimnya Tempat Pembuangan Sampah (TPS) itu, kami sudah sampaikan kepada para Kuwu se-kecamatan Lelea, agar dapat mengkondisikan sesuai kebutuhan wilayah kerja, serta bekerja sama dgn UPTD LH, ujarnya.

Achmad Fauzi juga menegaskan, terkait soal distribusi iuran sampah tersebut, pembayarannya ada di Anggaran ADD. "Yang menyangkut soal distribusi iuran sampah semua sudah terkaver di anggaran ADD," tandasnya.

Sementara itu Elly yang sebelumnya menjawab Plt Sekdis pada Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Indramayu, hingga berita ini ditayangkan masih bungkam, dan enggan memberikan jawaban atas pertanyaan medikomonline.com. Alih-alih dia menyarankan untuk  menghubungi Kabid Pengelolaan Sampah dan UPTD LH Losarang. "Maaf saat ini saya bukan lagi menjabat PLT Sekdis LH," ujarnya.

Namun ketika medikomonline.com kembali menanyakan dimana kantor UPTD tersebut, dengan singkat Elly menjawab tidak punya kantor pa. Aneh bukan sekelas Dinas Lingkungan Hidup yang sebelumnya dijabat oleh Asep Surahman, yang kini menjabat sebagai Sekretaris Daerah, tapi  ternyata UPTD-nya tidak memiliki kantor, padahal tugasnya begitu kompleks.

Terpisah Kepala UPTD Losarang H. Koniin dihubungi  medikomonline.com via telpon selulernya pada Minggu pagi (18/5/2025) mengungkapkan, dirinya selama ini baik melalui rapat minggon maupun secara langsung, sering menyampaikan ke para Kuwu agar kebersihan lingkungan desanya harus diperhatikan, bahkan dia juga meminta agar Kuwu menyediakan TPS di desanya masing-masing. 

Namun menurut Koniin hal itu nampaknya masih belum disikapi secara serius oleh para Kuwu. Kedepan diharapkan para Kuwu untuk lebih peka lagi dalam hal persoalan sampah yang ada didesanya.

"Terus terang setiap hari, kami selalu keliling desa untuk memantau keadaan sampah, dan karena keterbatasan armada, sampah baru bisa dimuat dua atau tiga hari sekali," ujarnya.

Menyikapi persoalan ini, dimohon kepada bupati Indramayu Lucky Hakim, yang notabene sebagai bupati pilihan rakyat. Agar mengambil tindakan tegas kepada para oknum pejabat yang tidak seirama, dan tidak berpihak kepada kepentingan masyarakat umum. 

Sehingga tekad untuk beberes "Indramayu Reang" tidak terganjal oleh ulah oknum yang semau gue. Medikom atas terus mengikuti perkembangannya.*** (hyf)

Editor : Yonif


Tag : No Tag

Berita Terkait