Penulis: Lusa Indrawati
17 Hari lalu, Dibaca : 101 kali
Oleh Lusa Indrawati
Masalah sampah
sudah menjadi masalah global yang semakin kompleks dan mendesak untuk diatasi.
Di Indonesia, pengelolaan sampah masih menjadi tantangan besar, dengan jumlah
tumpukan sampah yang semakin meningkat di berbagai tempat. Kesadaran warga dan
pemerintah akan pentingnya pengelolaan sampah, sangat diperlukan untuk bisa
membuka peluang membangun masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Di Jawa Timur,
akhir-akhir ini kasus pengelolaan sampah kembali mencuat. Sampah plastik impor
dari Australia yang dikirim ke Indonesia tepatnya di Sidoarjo, telah
menimbulkan masalah serius bagi warga. Sampah plastik dari Australia yang
didaur ulang oleh industri kertas di Jawa Timur tersebut, menimbulkan ancaman
ekologis dan kesehatan.
Dilansir dari Detik
Jatim, berdasarkan data dari UN Comtrade tercatat bahwa Australia dan Jepang
termasuk negara yang aktif mengirimkan sampah plastik ke Indonesia. Sepanjang
2023-2024 ada sebanyak 22.333 ton sampah plastik yang masuk dari Australia.
Jumlah tersebut naik 27,9% dari tahun sebelumnya. Pengiriman sampah ini telah
mendapat reaksi keras dari Ecoton Foundation. Sebuah organisasi pemerhati
lingkungan sungai. Tim Ecoton menggelar aksi penolakan pengiriman sampah, di
depan konjen Australia Surabaya. Aksi penolakan ini bukan hanya pertama kali
dilakukan. Namun, sudah yang ke dua kalinya. Tapi, seruan ini sampai sekarang
masih belum mendapat respons dari pemerintah Australia. Mereka masih bungkam
tentang hal ini.
Temuan Ecoton
menjelaskan, negara Australia telah mengirim sampah plastik sejak bulan
Juli-Agustus 2024 yang masih mendominasi sampah impor, yang terletak di dua
desa di kabupaten Sidoarjo. Tepatnya di desa Gedangrowo dan Wirobiting.
Akibatnya sampah menggunung dan tidak bisa lagi tertampung. Fenomena ini
disebut berpotensi meracuni bayi-bayi di di Jawa Timur. Sampah plastik yang
tidak bisa didaur ulang telah mencemari sungai dan udara karena tercampur
limbah kotor dan polutan berbahaya. Masalah ini
bisa mengancam kesehatan masyarakat setempat khususnya anak-anak dan
bayi-bayi di lingkungan sekitar. Memunculkan penyakit hingga mencemari
lingkungan.
Dari kasus ini
bisa dilihat bahwa kurangnya upaya dan dukungan pemerintah, terkait pengelolaan
sampah yang masih belum optimal dan kurang tegas dalam penegakan hukum.
Pemerintah seharusnya juga ikut andil untuk bisa menemukan solusi. Agar sampah
plastik dari Australia, tidak menimbulkan kerugian dan bencana. Minimnya
kesadaran dan fasilitas akan pentingnya pengelolaan sampah yang tepat, bisa menghambat
pembangunan lingkungan yang bersih dan sehat.
Dikutip dari
Antara News, salah satu contoh pengelolaan sampah yang tepat guna seperti di kota
Kopenhagen, Denmark. Sampah-sampah yang tidak bisa didaur ulang lagi, dibakar
lalu diubah menjadi uap dan digunakan sebagai sumber tenaga listrik. Tempat
pengelolaan sampah ini disebut Amager Bakke atau Copenhill. Tempat ini
mempunyai dua fungsi utama yang berbeda. Pertama, tempat ini digunakan sebagai
tempat pembangkit listrik tenaga sampah dan kedua, tempat ini digunakan sebagai
area rekreasi. Pembangkit listrik tenaga sampah berada di dalam bangunan.
Sedangkan, lokasi rekreasi berada di puncak bukit buatan atau di atap
pembangkit. Di arena rekreasi terdapat kafe dan bar, tempat penyewaan alat ski,
hingga menawarkan pemandangan ke seantero Kopenhagen. Pengelolaan sampah di Amager Bakke ini, sudah
dibuka sejak tahun 2019. Bertujuan untuk mengurangi sampah yang ada di daratan
yang tidak bisa di daur ulang. Program ini telah membuktikan bahwa sampah yang
tidak bisa didaur ulang bisa dimanfaatkan menjadi tenaga listrik. Menjadi
sumber energi yang bermanfaat untuk warga di sana. Melalui dukungan semua pihak
masyarakat dan pemerintah, program ini berhasil dijalankan hingga sekarang.
Menanamkan kesadaran
betapa pentingnya pengelolaan sampah, harus direalisasikan kepada semua pihak
agar kedepannya, masalah sampah bisa teratasi. Melalui kampanye edukasi,
sosialisasi dan program edukasi berkelanjutan, masyarakat bisa diajak untuk
memahami pentingnya mengelola sampah. Memilah sampah, Mengurangi pemakaian
plastik, mengajak masyarakat menggunakan produk ramah lingkungan, dan membangun
kesadaran agar tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu, peran pemerintah
juga tak kalah penting dalam menemukan solusi untuk mengatasi masalah sampah
ini. Penerapan kebijakan dan regulasi yang tegas dan komprehensif, serta
dukungan anggaran dan fasilitas yang memadai diperlukan sebagai penyokong.
Pengelolaan sampah
merupakan tanggung jawab bersama. Dengan meningkatkan kesadaran, menerapkan
solusi yang tepat, dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan mampu untuk
mengatasi masalah sampah yang selama ini masih menjadi kendala.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer