Hms/edie ns
12 Hari lalu, Dibaca : 80 kali
MAJALENGKA,Medikomonline.com — Jika karakter dan pendidikannya kuat, lulusan SMK bisa bekerja di mana pun. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Jawa Barat (Jabar), Edy Purwanto.
"Maka, Panca Waluya adalah upaya untuk mendidik anak-anak kita dan bagaimana sekolah mengubah anak-anak menjadi siap bekerja setelah tamat pendidikan di SMK," tuturnya pada Sosialisasi Penguatan Akses Kebekerjaan Luar Negeri bagi Lulusan SMK di Ballroom Metland Hotel, Kab. Majalengka, Jumat (26/9/2025).
Ia pun mendorong adanya inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak agar mampu menyiapkan lulusan SMK yang kompeten. "Sekolah jangan hanya berpikir tentang keahlian hari ini, tapi harus melihat kebutuhan lima tahun ke depan. Penguasaan bahasa asing dan skill harus mulai dipersiapkan," ungkapnya.
Karena itu, ia mengapresiasi peran Metland College sebagai kolaborator yang memberi jembatan bagi para lulusan SMK agar bisa bekerja di luar negeri. "Sebab, pendidikan kejuruan bukan tentang masuk sekolah, tapi soal bagaimana menyiapkan lulusan agar siap bekerja, berwirausaha, ataupun melanjutkan pendidikan," imbuhnya.
Wakil Direktur PT Metropolitan Land Tbk, Purwantono pun berharap, sosialisasi ini dapat mendorong siswa untuk terus belajar dan memanfaatkan peluang kerja ke luar negeri seperti China dan Jepang. "Tantangan saat ini adalah anak ke luar negeri hanya untuk magang, belum menjadi karyawan tetap. Harus ada transformasi dari helper menjadi worker dan worker menjadi employee (karyawan) yang memiliki karya," ungkapnya.
Ia pun menjabarkan empat kelemahan yang harus diatasi oleh siswa agar mampu bersaing. Yakni, kurangnya rasa percaya diri, lemahnya kemampuan komunikasi, kepemimpinan serta penguasaan bahasa Inggris.
Sedangkan Direktur Pembinaan Kelembagaan Vokasi Pekerja Migran Indonesia Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdi Danar Prabawa mengatakan, pendidikan vokasi harus bisa menghasilkan lulusan dengan standar yang jelas, termasuk kemampuan berbahasa.
"Fokus utama pemerintah Indonesia untuk menyiapkan pekerja migran Indonesia adalah memastikan pekerja tersebut kompeten dan menjamin perlindungan pekerja," katanya.
Ke depan, pihaknya akan berkolaborasi dengan Kemendikdasmen, khususnya Direktorat Jenderal Vokasi untuk membuat ekosistem seputar informasi bekerja ke luar negeri. "Sehingga, siswa SMK akan mendapatkan informasi kerja ke luar negeri secara jelas dengan sistem informasi yang seragam," terangnya.
Sebanyak 150 siswa Jabar mengikuti sosialisasi tersebut. Selain paparan dari pemateri, ada juga sesi berbagi dari siswa lulusan SMK yang telah bekerja di luar negeri.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Indramayu Diguncang Gempa Magnitudo 4.4, Kedalaman 280 Kilometer
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back