Penulis: IthinK/Editor: Mbayak Ginting
4 Tahun lalu, Dibaca : 841 kali
BANDUNG, Medikomonline.com – Gubernur Jawa
Barat Ridwan Kamil bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah
(Forkopimda) Jabar melakukan peninjauan titik-titik check point di lima daerah Bandung Raya pada hari pertama
pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Rabu (22/4/20).
Kelima titik tersebut
yakni gerbang Tol Pasteur Kota Bandung, Jalan Amir Mahmud Kota Cimahi, gerbang Tol
Padalarang Kabupaten Bandung Barat, underpass Tol Kopo Kabupaten Bandung, dan
perbatasan Bandung-Jatinangor Kabupaten Sumedang.
Kang Emil, sapaan
akrab Ridwan Kamil menyampaikan hasil peninjauan menunjukkan penurunan drastis
intensitas lalu lintas. “Laporan berita baiknya, jumlah traffic lalu lintas
menurun drastis. Tapi kami monitor di Jabodetabek selang berapa hari itu
kembali (ramai) lagi, makanya kita harus konsisten,” ujar Kang Emil usai
peninjauan.
Guna menghindari
kelonggaran disiplin, Kang Emil mengusulkan kepala daerah dan kapolres
memberlakukan pembagian jam kerja. “Saya titip juga Pak Bupati, Pak
Kapolres, (penjagaan checkpoint) jangan hanya siang. Justru banyak laporan
kalau di Jabodetabek itu malam jadi ramai lagi, jadi mungkin dibikin shift
saja,” arahnya.
Selain itu, Kang Emil
juga mengimbau aparat setempat terus mengecek dua hal, yakni protokol kesehatan
dan niat berkegiatan. Protokol kesehatan, kata Kang Emil, mengharuskan
masyarakat yang keluar rumah untuk memakai masker dan menjaga jarak aman dalam
kendaraan.
Sedangkan niat
berkegiatan, Kang Emil menyebutkan sudah diatur delapan sektor yang
dikecualikan pada PSBB yakni kesehatan, pangan, logistik, penyedia kebutuhan
retail, komunikasi, energi, keuangan dan perbankan, serta industri
strategis.
Menurut Kang Emil,
tujuan PSBB Bandung Raya ini adalah menurunkan tren penyebaran COVID-19.
Menurutnya, melalui tes masif sebanyak 0,6 persen dari jumlah penduduk daerah
PSBB, akan diketahui lokasi penyebaran virus yang harus dilokalisasi. Sedangkan
kedisiplinan masyarakat pada aturan PSBB akan meminimalisasi pergerakan yang
berisiko. Hal inilah yang dinilai Kang Emil sebagai tolok ukur keberhasilan
PSBB.
“Di akhir 14 hari (PSBB), tes masif menemukan lokasi virus untuk dilokalisasi, kedisiplinan menemukan bahwa tidak ada lagi pergerakan. Nah, harusnya keberhasilan itu bisa diukur, maka setelah 14 hari PSBB bisa lebih rileks. Tapi kalau PSBB tanpa tes masif, nanti kita gak punya ukuran apa keberhasilannya,” jelas Kang Emil.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer