Penulis: IthinK/Editor: Mbayak Ginting
5 Tahun lalu, Dibaca : 1053 kali
BANDUNG BARAT,
Medikomonline.com -- Ketua
Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat yang juga Ketua Umum Jabar Bergerak
Atalia Praratya Kamil mengunjungi anak disabilitasi korban pelecehan bernama SW
(15) di kediaman korban, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (20/6/2019).
SW
(15) diduga menjadi korban pelecehan seksual seorang oknum Widyaiswara Madya
yang diperbantukan di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Sosial (Dinsos)
Provinsi Jawa Barat, SR (50).
Pelecehan
diduga dilakukan saat korban, SW (15), sedang mengikuti pelatihan di Balai
Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas (BRSPD) Dinsos Jawa Barat. Korban
merupakan anak di bawah umur penyandang disabilitas rungu dan wicara.
"Kami
hadir untuk melihat sejauh mana perkembangan kasus ini. Jadi ABK (Anak
Berkebutuhan Khusus) ini bisa jadi sasaran empuk bagi para predator. Biasanya
ini terjadi pada lingkungan terdekat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
melakukan pengawasan menyeluruh bagi anak-anak kita agar terjamin
keselamatannya,” kata Atalia Praratya di kediaman korban, Kab. Bandung Barat,
Kamis (20/6/2019).
Atalia
Praratya mengatakan, pihaknya akan terus memonitor perkembangan kasus itu.
"Saya minta korban terus didampingi, dan jangan lepas dari pengawasan.
Karena ABK seringkali kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi,"
ucapnya.
"Kedepan
kita akan melakukan pendalaman lebih jauh, termasuk kita akan hadir di
tempat-tempat rehabilitasi agar tahu lebih dalam bagaimana proses pendampingan
yang bersih dari hal seperti ini," lanjutnya.
Untuk
mencegah insiden serupa, Atalia Praratya berharap ada perbaikan dalam pembagian
pendamping siswa di BRSPD selama kegiatan pelatihan. Salah satunya dengan
menyamakan gender antara siswa dan pendamping.
"Saya
mendapat info kalau proses pelatihan selama 8 bulan mengharuskan siswa
menginap. Sementara, ada laki-laki (lawan jenis) yang bisa langsung
berinteraksi. Mereka (siswa) ini rata-rata dari berbagai latar belakang, tentu
ini wajib jika para pendamping adalah dari gender yang sama," katanya.
Ibu
Korban, S, mengatakan bahwa anaknya menginap di mes BRSPD selama mengikuti
pelatihan. Pelatihan itu dimulai pada Maret hingga awal November 2019 dan hanya
boleh dijenguk orang tua dalam 2 sampai 3 bulan sekali. Namun, menjelang
lebaran, anak-anak dipulangkan ke keluarga pada 26 Mei dan mulai pelatihan
kembali pada 10 juni 2019.
"Saya
mulai merasa ada keanehan setelah menjemput SW tanggal 26 dini hari, karena
setelah pulang dari pelatihan, SW lebih suka menyendiri. Lalu SW cerita kalau
dia diberi pakaian dapat perhatian lebih dari SR," ucapnya.
"Saya
cek handphone (gawai) anak saya, ada beberapa pesan dari SR yang menjurus ke
pelecehan. Terus kan dia datang ke rumah pakai seragam dinas, ngajak SW keluar
alasannya untuk beli jam tangan," lanjutnya.
Hal
tersebut membuat ibu korban curiga. Setelah bertanya, korban menceritakan
pelecehan tersebut. Ibu korban pun langsung membuat laporan kepada Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Pusat dan Polres Cimahi, lalu keluarga
disarankan melakukan visum.
"Apapun
hasil visumnya nanti, kami hanya berharap pelaku tetap dihukum sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Dan semoga tidak ada korban lain," kata ibu korban.
Terkait
proses hukum terhadap pelaku, pihak berwajib masih melakukan penyelidikan
dengan mengumpulkan alat bukti dan keterangan saksi-saksi, sehingga belum bisa
menetapkan status hukum terhadap terduga. Namun, Atalia Praratya menjamin
proses hukum akan terus berlanjut.
Tag : No Tag
Berita Terkait
Rehat
Tajuk
Memahami Pemikiran Jenderal Dudung Abdurachman
PERLUNYA MENGUBAH CARA PANDANG PEDAGANG DI LOKASI WISAT...
Berita Populer
Arief Putra Musisi Anyar Indonesia
Project Fly High Terinspirasi dari Pengalaman Hidup Dr Joe dan Tamak
Ketua Umum GRIB H Hercules Rozario Marshal, Saya Bagian Dari Masyarakat Indramayu
Dari Kegiatan Aksi Sosial, Hercules Kukuhkan Ketua DPC GRIB JAYA Se-Jawa Barat
Chief Mate Syaiful Rohmaan
SAU7ANA
GMBI Kawal Kasus Dugaan Penipuan PT. Rifan Financindo Berjangka di PN Bandung
Ivan Lahardika Arranger dan Komposer Indonesia
SAU7ANA Come Back
Mika Andrian Artis & Executive Producer